Sukses

10 Penyebab Anosmia yang Perlu Diketahui, Kenali Gejala dan Cara Mengatasinya

Anosmia adalah hilangnya kemampuan seseorang untuk mencium bau.

Liputan6.com, Jakarta Penyebab anosmia bisa dari berbagai penyakit yang berhubungan dengan indera pneciuman dan perasa. Anosmia adalah hilangnya kemampuan seseorang untuk mencium bau. Kondisi ini juga dapat menghilangkan kemampuan penderitanya untuk merasakan makanan. Kehilangan kemampuan indera penciuman atau anosmia dapat memengaruhi hidup seseorang.

Selain tidak bisa mencium bebauan dan merasakan makanan, kondisi ini dapat memicu hilangnya nafsu makan, penurunan berat badan, malnutrisi, hingga depresi. Anosmia juga kerap dialami oleh penderita COVID-19, pasalnya penyakit ini menyerang indera penciuman dan perasa.

Keadaan ini dapat bersifat sementara atau permanen di mana penyebabnya bisa karena didapat ataupun bawaan lahir. Selain itu, anosmia juga dapat mengakibatkan pengidapnya tidak menyadari tanda-tanda bahaya di sekitarnya, misalnya tidak bisa mengetahui bau makanan basi, bau kebocoran gas, ataupun bau asap kebakaran.

Untuk mengetahui lebih detail mengenai penyebab anosmia hingga gejala dan cara mengatasinya, berikut telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (24/5/2021).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Gejala Anosmia

Keluhan utama anosmia adalah tidak dapat mencium bau-bauan di sekitarnya, termasuk bau badannya sendiri. Biasanya, pengidap akan menyadari perubahan di penghidunya pada hal-hal yang sebelumnya ia anggap berbau menyengat, tapi kemudian tidak tercium bau apa-apa.

3 dari 4 halaman

Penyebab Anosmia

Ada beberapa penyebab anosmia yang dapat Anda ketahui, berikut penjelasannya :

1.  Penyakit Flu

Penyebab anosmia yang pertama adalah karena flu. Hampir setiap orang pernah terkena influenza. Penyakit ini disebabkan adanya infeksi virus influenza yang menyerang, terutama organ pernapasan. Saat mengalaminya, hidung yang tersumbat akan menghasilkan lendir yang berlebihan, sehingga membuat tidak bisa mencium aroma dengan baik. Saat kondisi tubuh mulai membaik, ketidakpekaan terhadap bau ini akan pulih.

2.  Sinusitis Akut

Penyabab anosmia yang selanjutnya adalah sinusitis akut. Kondisi ini, di mana rongga di sekitar hidung mengalami peradangan dan pembengkakan. Dengan begitu bisa merusak saraf dan indera penciuman dan juga bisa menyebabkan anosmia.

3.  Rinitis (alergi)

Penyebab anosmia yang berikutnya adalah rinitis atau alergi. Alergi terhadap dingin misalnya dapat membuat hidung meler dan tekanan pada rongga hidung dan saraf di sekitar hidung bisa memicu anosmia.

4.  Kelainan Tulang Hidung

Penyebab anosmia yang berikutnya adalah kelainan tulang hidung berupa tulang septum yang tidak lurus akan menghalangi aliran udara ke dalam hidung. Akibatnya, bau yang berasal dari luar tidak sampai ke bagian hidung, sehingga saraf tidak bisa mengirimkan sinyal ke otak. Ketidakmampuan mencium bau ini adalah pertanda anosmia. Bukankah pengertian anosmia itu sendiri adalah ketidakmampuan mengenali bau?

5.  Polip Hidung

Penyebab anosmia yang berikutnya adalah polip hidung. Pertumbuhan polip bisa menghambat aliran udara, sehingga hidung kehilangan fungsi mencium berbagai jenis aroma.

6. Kerusakan Otak atau Saraf

Penyebab anosmia yang berikutnya adalah kerusakan otak atau saraf. Kerusakan saraf karena penuaan, penyakit seperti kanker otak atau darah tinggi juga bisa menyebabkan gangguan saraf pada hidung. Ini bisa mengakibatkan si pengidap menjadi tidak bisa mencium aroma tertentu. Selain itu, kerusakan saraf juga bisa terjadi pada orang yang mengalami kecelakaan atau trauma.

7. Faktor Usia

Orang tua biasanya akan mengalami pelemahan sistem saraf. Salah satunya adalah kerusakan saraf yang bertugas mengirim sinyal aroma ke bagian otak. Ini bisa menjadi penyebab anosmia.

8. Aneurisma Otak

Aneurisma adalah kondisi dengan penemuan sumbatan pada bagian pembuluh darah di otak yang berbentuk seperti balon. Pengidap aneurisma pada otak juga berisiko mengalami masalah penciuman.

9. Pengaruh Antibiotik

Penggunaan antibiotik yang terlalu banyak juga berisiko dapat melemahkan saraf yang bekerja untuk bagian hidung dan biasanya juga disertai dengan gangguan telinga. Kondisi ini menjadi pemicu anosmia. Jadi, kamu harus tetap waspada dengan efek samping antibiotik, ya.

10. Malnutrisi

Kekurangan nutrisi bisa membuat semua saraf dan sistem metabolisme tubuh tidak berjalan dengan baik. Hal ini menyebabkan seseorang tidak bisa mencium aroma tertentu dan berisiko mengalami anosmia.

4 dari 4 halaman

Cara Mengatasi Anosmia

Mengatasi anosmia tergantung pada penyebabnya. Jika kehilangan penciuman terjadi karena flu, infeksi sinus, atau alergi, keluhan ini biasanya akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari. Namun jika tak kunjung sembuh, sebaiknya konsultasikan kepada dokter guna mendapatkan penanganan yang tepat.

Pada anosmia yang disebabkan karena iritasi hidung tersebut, dokter mungkin akan memberi resep obat seperti semprotan hidung yang mengandung kortikosteroid, antihistamin, dekongestan, dan antibiotik, jika terdapat infeksi bakteri.

Selain itu, dokter juga kemungkinan akan menyarankan untuk mengurangi paparan terhadap bahan yang bisa mengiritasi hidung dan alergi, serta berhenti merokok.

Pada kasus yang lebih serius seperti polip hidung, dokter mungkin akan memberi saran untuk melakukan tindakan operasi pengangkatan polip. Tindakan ini diharapkan dapat mengembalikan fungsi indra penciuman penderita anosmia.

Sampai saat ini, belum ditemukan pengobatan untuk anosmia yang terjadi karena penuaan atau anosmia bawaan. Bila anosmia telah memengaruhi nafsu makan dan kesehatan mental penderita, dokter mungkin menyarankan dukungan psikoterapi atau konsultasi gizi.

Walaupun terdengar ringan saja, anosmia adalah kondisi yang tidak bisa disepelekan. Nyatanya, anosmia sangat bisa memengaruhi kualitas hidup seseorang, bahkan memicu depresi dan malnutrisi.

Tak jarang, penderita anosmia jadi lebih banyak mengonsumsi garam atau gula untuk meningkatkan rasa makanan yang ia makan. Hal ini juga akan meningkatkan risiko terjadinya tekanan darah tinggi dan diabetes. Jika Anda mengalami gejala anosmia, apalagi sudah merasakan gangguan saat makan, segera konsultasi kepada dokter guna mendapatkan penanganan dan solusi yang tepat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini