Sukses

Bocah 12 Tahun Ini Dirikan Sekolah untuk Anak Kurang Mampu, Inspiratif

Aksi bocah ini menginspirasi banyak orang.

Liputan6.com, Jakarta Ternyata masih ada banyak orang baik di dunia ini. Namun jika kamu merasa susah bertemu orang baik, maka jadilah salah satu orang baik tersebut. Beberapa waktu lalu, kisah guru di Afrika bernama Peter Tabichi yang mendedikasikan hampir seluruh gajinya untuk membantu pendidikan anak yang kurang mampu menjadi sorotan. Mungkin apa yang dilakukan Peter Tabichi dikarenakan ia seorang guru. Sehingga ia bisa tahu betul apa yang harus dilakukan.

Namun bagaimana jika seorang bocah 12 tahun melakukan hal yang sama seperti yang Peter Tabichi lakukan? Mungkin bagi beberapa orang mungkin hal itu mustahil atau mungkin anak orang kaya. Ternyata pada kenyataannya ada seorang bocah 12 tahun asal Argentina yang memiliki jiwa sosial yang tinggi. Bahkan dia mendirikan sekolah untuk anak-anak yang kurang mampu.

Bocah bernama Nicanor Quinteros sama seperti anak lelaki seusianya, masih suka bermain dengan teman-temannya. Selama ini Nicanor tinggal bersama neneknya Ramona. Seperti yang Liputan6.com lansir dari Bright Side, Rabu (17/4/2019) bocah 12 tahun ini telah mendirikan dan mengelola sekolah sendiri.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Mendirikan Sekolah untuk Anak-Anak Kurang Mampu

Bocah berusia 12 tahun tersebut memang mendirikan sebuah sekolah sederhana untuk membantu anak-anak lain mendapatkan pendidikan. Bentuk sekolah yang didirikan Nica tidak terlihat mewah, hanya dibuat dari batu bata, dan ukurannya tidak terlalu besar bila dibandingkan dengan sekolah lainnya. Namun dedikasi yang diberikan oleh Nica sangat besar.

Leonardo Nicanor Quinteros rela mengajar dalam kondisi apapun, dia berharap muridnya bisa selalu mendapat ilmu. Nica mengajar beberapa pelajaran seperti matematika atau bahasa.  Bahkan bila murid-muridnya tidak dapat menghadiri kelasnya pada siang hari, Nico membuat kelas malam agar para muridnya tidak ketinggalan pelajaran.

Ada sekitar 36 siswa yang memiliki umur lebih muda dari Nica, beberapa diantaranya ada yang masih taman kanak-kanan, namun ada juga beberapa orang yang lebih tua dari Nica pun terlihat ikut belajar.

3 dari 4 halaman

Telah Memiliki Ide Sejak Umur 9 Tahun

Ide inspiratifnya bermula ketika Nicanor Quinteros berusia 9 tahun. Dia bertanya kepada neneknya apakah dia bisa membangun sekolah di sebelah rumah mereka. Alasannya karena beberapa anak di lingkungannya tidak bisa bersekolah karena mereka tidak punya uang untuk membayar transportasi, tidak memiliki sepatu, dan beberapa lainnya tuna wisma.

Mendengar ucapan cucunya, Ramona, nenek Nicanor dengan senang hati menyetujui gagasan itu dan bersama-sama mereka mulai mengubahnya menjadi kenyataan. Di halaman belakang rumahnya, di "Las Piedritas" di Pocito, San Juan, Argentina, Nica dan neneknya membangun sebuah sekolah bernama "Patria y Unidad”.

Mereka menggunakan kanvas dan tongkat untuk membuat ruang kelas, kotak buah sebagai kursi, dan mendaur ulang kertas lembaran menjadi buku sehingga siswa dapat menulis dan belajar. Sejak ide itu muncul Nica mendapatkan bantuan tetangga dan orang-orang baik. Nicanor telah mampu membangun 2 ruang kelas lagi, loker, papan tulis, perpustakaan kecil, dan bel yang mengingatkan siswa untuk istirahat.

4 dari 4 halaman

Mengelola Sekolah Sendiri

Beberapa guru yang mengajar adalah teman sekelasnya sendiri dan Nicanor bahkan memiliki kantor kepala sekolah sendiri. Anak-anak "Las Piedritas" sendiri sangat rajin dan tekun dalam studi mereka. bahkan mereka selalu mengetuk pintu kepala sekolah sebelum sekolah untuk memberi tahu dia bahwa mereka telah tiba.

Nicanor menjadi inspirasi bagi warga Argentina, bahkan dirinya sendiri berjuang untuk studinya juga. Nicanor harus melakukan perjalanan sejauh  4 kilometer dengan sepeda setiap hari untuk sampai ke sekolahnya. Alasannya, dia bisa menghemat uang sakunya untuk menyediakan teh dan kue kepada murid-muridnya. Karena hal ini, Nicanor dipuji oleh gubernur San Juan. Nicanor Quinteros telah menginspirasi banyak orang, tidak hanya di Argentina, tetapi di seluruh dunia.

"Kami tidak percaya bahwa kami memiliki pahlawan di sini di Pocito,” kata gubernur San Juan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini