Sukses

4 Fakta Pasca Serangan Teror Bom Beruntun yang Mengguncang Sri Lanka

Ledakan bom di Sri Lanka terjadi di delapan titik.

Liputan6.com, Jakarta Sri Lanka sedang berduka atas aksi teror yang menyerang berbagai tempat pada Minggu 21 April 2019 sekitar pukul 14.30 waktu setempat. Korban tewas akibat rangkaian teror bom beruntun di Sri Lanka ini meningkat menjadi 207 orang. Dan lebih dari 450 warga terluka akibat rangkaian serangan bom di tiga gereja dan tiga hotel di Kolombo, Sri Lanka.  

Seperti ditayangkan Liputan6 SCTV, Senin (22/4/2019), para jemaat dilanda kepanikan dan berupaya menyelamatkan diri ketika bom menghantam tiga gereja yakni Saint Sebastian di Distrik Negombo, Saint Anthony di Distrik Kochchikade, serta satu gereja di Kota Batticoloa.

Dalam waktu nyaris bersamaan, tiga hotel mewah di kota Kolombo, Shangri-La, Kingsbury dan Cinnamon Grand, juga menjadi sasaran ledakan bom.  

Serangan bom rupanya tak berhenti di enam titik. Ledakan ketujuh terjadi di Distrik Dehiwala menghantam Hotel Tropical Inn, sekitar pukul 14.00 waktu setempat. Selang beberapa menit, muncul ledakan kedelapan di sebuah komplek perumahan di Distrik Dematagoda yang menewaskan tiga anggota polisi.   

Data sementara dari kepolisian Sri Lanka menyebutkan 207 orang tewas termasuk 11 warga asing dan 450 orang lainnya terluka. Berikut Liputan6.com rangkum 4 fakta pasca serangan bom Sri Lanka yang beruntun, Senin (22/4/2019).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

1. Ledakan terjadi di delapan titik

Dalam rentang waktu sekitar empat jam, yang bermula sekira pukul 08.45 hingga 14.30 waktu setempat, delapan lokasi dihantam ledakan. Gereja, hotel berbintang hingga waralaba internasional merupakan sejumlah lokasi yang paling disorot dan dikabarkan menjadi titik ledakan.

Seperti dirangkum dari CNN International, Minggu (21/4/2019), delapan target itu tersebar di Ibu Kota Kolombo, wilayah pinggir ibu kota, dan Kota Batticaloa di timur Sri Lanka. Ledakan pertama dilaporkan terjadi di Gereja St. Anthony di Kochikade dan Gereja St. Sebastian di Negombo, kedua wilayah berada di pinggir Kolombo.

Tidak lama setelah laporan itu, polisi mengonfirmasi tiga hotel kelas atas di sentral Kolombo yang juga menjadi target ledakan. Yakni Hotel Shangri La, Cinnamon Grand, dan Hotel Kingsbury. Ketiganya dikategorikan sebagai hotel mewah di Ibu Kota Kolombo. Hampir bersamaan dengan bom di tiga hotel, ledakan lain menghantam satu gereja di Kota Batticaloa, di timur Sri Lanka.

Beberapa jam kemudian, ledakan yang ketujuh menghantam Hotel Tropical Inn, dekat Kebun Binatang Dehiwala di Dehiwala-Mount Lavinia. Kemudian selang beberapa menit usai ledakan ketujuh, ledakan kedelapan terjadi di sebuah rumah di area suburban Kolombo, tepatnya di Dematagoda.

3 dari 5 halaman

2. 10 hari sebelumnya kepolisian Sri Lanka telah merilis adanya ancaman teror

Kepala kepolisian Sri Lanka dikabarkan telah merilis imbauan nasional mengenai ancaman teror, 10 hari sebelum peristiwa rangkaian bom terjadi di Kolombo dan Batticaloa pada Minggu 21 April 2019 pagi waktu lokal. Menurut dokumen yang dilihat AFP, dijelaskan bahwa bomber bunuh diri berniat menyerang 'gereja ternama', demikian seperti dikutip dari the Times of India, Senin (22/4/2019).

Kepala Kepolisian Pujuth Jayasundara mengirim imbauan intelijen itu kepada pejabat tinggi Sri Lanka pada 11 April 2019.

"Badan intelijen asing telah melaporkan bahwa NTJ (National Thowheed Jamath) berencana untuk melakukan serangan bunuh diri menargetkan gereja dan komisi tinggi India di Kolombo," kutip laporan tertulis itu.

NTJ adalah kelompok muslim radikal di Sri Lanka yang masuk dalam radar aparat tahun lalu, ketika mereka dihubungkan dengan peristiwa vandalisme terhadap beberapa patung Buddha. Belum jelas apakah NTJ berkaitan dengan rangkaian teror di Sri Lanka pada Minggu 21 April 2019.

4 dari 5 halaman

3. Pelaku datang untuk berbisnis dan sempat antre makan

Pejabat lainnya di hotel yang terdampak mengatakan bahwa salah satu tamunya yang diduga sebagai pelaku bom bunuh diri, diketahui memberikan alamat palsu. Pelaku juga sempat mengatakan kepada resepsionis hotel bahwa dia berada di Kolombo untuk urusan bisnis.

Tidak hanya itu terduga pelaku bom bunuh diri di Sri Lanka dikabarkan sempat mengantre untuk sarapan prasmanan di Hotel Cinnamon Grand pada Minggu 21 April, sebelum kemudian meledakkan bahan peledak yang diikat di tubuhnya.

Sambil membawa piring, pelaku yang pada malam sebelumnya telah mendaftar di hotel sebagai Mohamed Azzam Mohamed, baru saja akan dilayani ketika ia meledakkan diri di restoran yang penuh sesak, kata seorang manajer setempat.

5 dari 5 halaman

4. Mendapat kecaman dari dunia

Sejumlah negara, tokoh, dan organisasi internasional memberikan ucapan bela sungkawa atas insiden berdarah di Sri Lanka ini. Di antaranya Perdana Menteri Narendra Modi, dalam percakapan telepon dengan PM Sri Lanka Ranil Wickremesinghe dan Presiden Mathripala Sirisena menyampaikan belasungkawa atas korban tewas dalam serangan itu.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Pakistan, Dr. Mohammad Faisal mengutuk serangan teror beruntun yang terjadi di Sri Lanka.

"Rakyat dan Pemerintah Pakistan berdiri bersama rakyat dan Pemerintah Sti Lanka pada saat tragedi ini dan melawan teror @ MFA_SriLanka," twit Faisal melalui akun Twitter pribadinya.

Perdana Menteri Inggris Theresa May dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump juga mengutuk pemboman di Sri Lanka. Pemerintah Uni Emirat Arab dan Bahrain hingga Paus Fransiskus mengutuk serangan itu.

Di Prancis, Senin dini hari, 22 April 2019, tepat pukul 00.00 waktu Paris, Prancis, bangunan ikonik negara ini, Menara Eiffel, mendadak lampunya padam.

Dalam unggahan di Twitter resminya, pengelola Eiffel menyebut bahwa hal itu dilakukan untuk menghormati 207 orang yang terbunuh dalam serangan teror bom di Sri Lanka pada hari Minggu kemarin.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.