Sukses

Remaja 16 Tahun Ini Bunuh Diri Usai Bikin Jajak Pendapat di Instagram

Banyaknya kasus remaja bunuh diri tentu sangat memprihatinkan.

Liputan6.com, Jakarta Ketika mempunyai waktu senggang, sering kali kamu menghabiskan waktu dengan bermain media sosial. Banyak sekali media sosial yangbisa kamu gunakan untuk mencurahkan isi hati dan perasaan yang sedang dirasakan.

Namun, jangan sampai kamu menjadi ketergantungan dengan media sosial. Hal ini karena semua yang ada di media sosial belum tentu adalah orang yang kamu kenal latar belakangnya. Apalagi meminta pendapat yang begitu penting kepada sesama pengguna media sosial.

Nasib nahas menimpa seorang remaja berusia 16 tahun di Kuching, Sarawak, Malaysia. Remaja ini bunuh diri setelah membuat jajak pendapat pada akun media sosial miliknya. Hasilnya pun mengejutkan dari jajak pendapat tersebut.

Berikut ulasan mengenai remaja 16 tahun bunuh diri setelah membuat jajak pendapat di media sosial yang Liputan6.com lansir dari World of Buzz, Kamis (16/5/2019).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jajak pendapat berakhir kematian

Remaja ini sebelumnya membuat sebuah jajak pendapat di Instagram yang berbunyi,

"Sangat Penting, Bantu Saya Memilih D (Mati) / L (Hidup)".

Dan memungkinkan netizen untuk menentukan nasibnya. Dari sinilah para netizen yang ikut dalam jajak pendapatnya memilih dirinya untuk mengakhiri hidupnya.

Selain itu, remaja ini juga memposting status di Facebook yang menunjukkan bahwa dirinya bosan dengan kehidupan.

"INGIN BERHENTI (SAYA) F *CKING LIFE, AKU Lelah."

3 dari 3 halaman

Melompat dari sebuah toko lantai 3

Remaja itu melompat dari lantai tiga sebuah toko di Bandar Baru Batu Kawa, pada  Senin (13/5/2019) malam.

"Sekitar 69 persen pengikut IG-nya mendukung keputusannya (untuk mengakhiri hidupnya) melalui jajak pendapat, yang dibuat sekitar jam 3 sore," ungkap kepala polisi distrik Padawan, Inspektur Aidil Bolhassan.

Setelah pihak berwenang memeriksa ponsel korban, mereka menemukan bahwa gadis itu telah menulis status WeChat yang tulus kepada teman-temannya dalam bahasa Cina sebelum melakukan bunuh diri.

Kepala polisi distrik Padawan, Inspektur Aidil Bolhassan, menjelaskan bahwa gadis itu mungkin merasa stres setelah ayah tirinya menikahi seorang wanita Vietnam di Singapura. Rupanya, keduanya (ayah tiri dan istrinya) jarang kembali ke rumah.

Tubuh korban ditemukan oleh seorang pria sekitar pukul 8 malam. Dan pria tersebut segera melaporkan kejadian itu ke kantor polisi Batu Kawa. 

Setelah itu, saudara laki-laki korban dan juga ibunya yang orang Indonesia mendatangi jenazahnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini