Sukses

Bukan Uang, Sekolah Ini Minta Siswanya Bayar Pakai Sampah Plastik

Cara unik agar anak-anak miskin tetap bisa bersekolah.

Liputan6.com, Jakarta Plastik selalu dipandang sebagai masalah dan limbah yang mengotori lingkungan. Tapi siapa sangka sampah yang dianggap tidak berharga bagi sebagian orang adalah harta atau tumpua hidup seseorang. 

Sebuah sekolah untuk siswa kurang mampu di India punya cara unik agar anak-anak di sana tetap bisa bersekolah. Sekolah ini mewajibkan siapa saja yang ingin bersekolah, membayar biaya sekolah dengan menggunakan sampah plastik.

Hal ini diterapkan untuk mendorong orang tua miskin untuk tetap mengirim anak-anaknya ke sekolah, bukan untuk bekerja di tambang.

Akshar Foundation adalah sebuah sekolah yang terletak di desa Pamohi di India di Guwahati, yang sudah mulai menerima limbah plastik kering dari rumah tangga sejak enam bulan lalu untuk meluncurkan program daur ulang yang memungkinkan siswa untuk terlibat dalam pengumpulan dan pemisahan sampah, seperti yang Liputan6.com lansir dari World of Buzz, Rabu (29/5/2019).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Memiliki Satu Tujuan yang Sama

Sekolah ini didirikan oleh Parmita Sharma dan Mazin Mukhtar. Parmita Sharma dan Mazin Mukhtar bertemu di India untuk pertama kalinya pada tahun 2013. Rupanya mereka memiliki satu impian yang sama untuk membawa perubahan di bidang pendidikan.

Pada tahun 2016, impian mereka mendorongnya untuk membangun sekolah gratis berbasis keberlanjutan di pusat Assam yang disebut Akshar.

Awalnya, Mazin dan Parmita menghadapi kesulitan karena sebagian besar orang tua tidak mau mengirim anak-anak mereka yang bekerja untuk belajar. Kemudian, Mazin dan Parmita menciptakan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan keuangan keluarga sambil memberikan anak-anak mereka pendidikan yang layak.

Parmita berkata bahwa dia dan rekannya ingin memulai sekolah gratis untuk semua, tetapi kemudian mereka menemukan ide itu setelah menyadari adanya masalah sosial dan ekologi yang lebih besar di daerah itu. Parmita ingat bagaimana awalnya ruang kelas mereka dipenuhi dengan asap beracun setiap kali ada orang di sekitar mereka yang membakar plastik.

Untuk itu, Mazin dan Parmita ingin mengubahnya dan mulai mendorong siswa mereka untuk membawa sampah plastik mereka untuk biaya sekolah.

3 dari 3 halaman

Melatih Kesadaran Siswa Terhadap Lingkungan

Menurut Wakil Presiden Akshar, Priyongsu Borthakur, ide sangat mengesankan karena melatih siswa dalam mengenali bagaimana menjalani kehidupan yang ramah lingkungan.

Dengan seluruh program daur ulang yang dilakukan oleh siswa Akshar dari awal hingga selesai, mereka ditugaskan mengumpulkan sampah plastik dari rumah-rumah di sekitar daerah itu, memilah-milah mereka dan menggunakan kembali dengan cara yang berbeda.

Akshar adalah sekolah kecil yang dimulai dengan 20 siswa, namun sekarang sudah memiliki hampir 100 siswa yang berusia antara 4 dan 15 tahun. Para generasi muda itu diajar betapa pentingnya pendidikan, kelestarian lingkungan dan memberikan timbal balik pada komunitas mereka dengan membuat mereka sepenuhnya terlibat. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.