Sukses

7 Mitos Soal Donor Darah yang Sebaiknya Tak Dipercaya

Pada dasarnya donor darah itu sangat baik untuk kesehatan

Liputan6.com, Jakarta Darah sangat berperan penting dalam tubuh manusia. Bahkan kebutuhan pasokan darah manusia tiap harinya bisa mencapai ribuan bahkan jutaan kantung setiap harinya untuk mereka yang membutuhkan. Makanya sekarang ini sering banget diadakan donor darah untuk memenuhi kebutuhan tersebut. 

Donor darah menjadi upaya seseorang dalam memberikan darahnya yang ditranfusikan kepada orang lain. Sayangnya, banyak orang takut donor darah dengan beragam alasan. Mulai dari takut jarum suntik hingga takut darahnya habis.

Padahal, manfaat donor darah bagi pendonor banyak banget lho. Malahan setelah donor darah, tubuh jadi lebih fit karena produksi darah diperbaharui. Selain itu, tekanan darah jadi lebih stabil. Keuntungan juga bisa didapat bagi mereka yang kelebihan sel darah merah.

Karena dengan donor darah, tubuh jadi menyeimbangkan dengan kebutuhan. Namun, bagi sebagian orang masih banyak yang percaya soal beragam mitos tentang donor darah. Berikut 7 Mitos soal donor darah yang sebaiknya tidak dipercaya, Jumat (14/6/2019).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 8 halaman

1. Donor darah bikin lemah

Banyak yang beranggapan bahwa dengan mendonor darah akan membuat dirinya menjadi lemah. Namun, kebenarannya adalah dengan mendonor darah butuh satu atau dua hari untuk mengisi volume cairan dalam tubuh dan tiga bulan untuk regenerasi sel darah merah untuk menyumbangkan lebih banyak darah.

3 dari 8 halaman

2. Sering donor darah bikin zat besi berkurang

Pada dasarnya seseorang yang sehat dengan kebiasaan makan yang baik dapat mendonorkan darahnya empat kali dalam setahun dengan jarak minimal tiga bulan. Dan hal ini tidak akan mengurangi jumlah zat besi dalam tubuh.

4 dari 8 halaman

3. Donor darah dianggap bisa menyalurkan penyakit

Jarum yang digunakan untuk menyuntik tubuh hanya dipakai sekali kemudian dibuang setelah selesai. Berbagai tes dilakukan untuk memastikan bahwa pendonor sehat dan darahnya aman didonorkan pada orang lain. Jadi mitos tentang donor bisa menyalurkan penyakit itu tidak benar.

5 dari 8 halaman

4. Donor darah bikin obesitas

Donor darah tidak akan mempengaruhi berat badan kamu. Namun memang, beberapa orang yang usai mendonorkan darah, memiliki nafsu makan lebih banyak. Tapi yang bikin gemuk adalah makanan yang tidak sehat dalam porsi berlebihan dan jarang berolahraga.

6 dari 8 halaman

5. Donor darah bikin tekanan darah dan kadar gula darah fluktuatif

Selama tekanan darah dan gula darah normal kala pemeriksaan sebelum donor darah, maka donor darah tidak akan mempengaruhi dua kondisi itu. Tapi begitu, orang yang menderita diabetes dengan ketergantungan insulin tidak bisa mendonorkan darahnya.

7 dari 8 halaman

6. Donor darah memiliki prosedur menyakitkan

Kalau bicara apa donor darah itu sakit? Tergantung bagi mereka yang memaknai sakit itu seperti apa. Pada dasarnya menyumbangkan darah tidak menyakitkan sama sekali. Satu-satunya sensasi adalah seperti digigit semut kala jarum suntik menembus kulit tangan.

8 dari 8 halaman

7. Setelah donor darah harus istirahat total

Sebenarnya orang tetap bisa melanjutkan kegiatan rutin sehari-hari setelah menyumbangkan darah, tapi harus memperhatikan hal berikut: minum setidaknya 10-12 gelas air, termasuk jus, dalam waktu 24 jam setelah donor darah. Hindari paparan sinar matahari dan hindari mengemudi selama 2-3 jam serta kalau bisa hindari merokok selama 4 jam dan mengkonsumsi alkohol untuk 24 jam berikutnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini