Sukses

10 Potret Suku Pedalaman yang Ada di Dunia Ini Bikin Takjub

Jumlah suku pedalaman semakin menurun akibat dari adanya globalisasi.

Liputan6.com, Jakarta Sampai saat ini suku pedalaman memang masih ada, namun jumlahnya semakin menurun dan mungkin akan punah dalam abad ini. Arus globalisasi yang cepat, perusakan lingkungan tradisional, konflik atas dasar ras dan agama, membuat banyak etnis minoritas ini menuju kepunahan total.

Pengetahuan leluhur, tradisi, dan bahasa dari suku pedalaman ini dengan cepat menghilang.  Bahkan menurut perkiraan resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), 50-95% dari bahasa di dunia akan hilang pada akhir abad ini. Diperkirakan satu bahasa masyarakat adat hilang setiap dua minggu.

Mengunjungi Masyarakat Asli dan belajar tentang budaya dan cara hidup tradisional suku pedalaman dapat menjadi sebuah pengalaman menginspirasi dalam hidup. Seperti yang dilakukan oleh fotografer bernama Alexander Khimushin adalah seorang fotografer yang lahir dan besar di Sakha, Yakutia yaitu wilayah terdingin di dunia dan salah satu daerah Siberia yang paling terpencil.

10 Tahun yang lalu dirinya memulai perjalanan yang berlanjut hingga hari ini, bepergian sendiri ke sudut dunia yang paling terpencil dan tidak dapat diakses. Beberapa tahun terakhir ini dirinya mempersembahkan proyek foto The World In Faces yang diadakan oleh PBB di Kota New York yang menampilkan keragaman luar biasa dari dunia multikultural melalui potret foto dan kisah-kisah penduduk pedalaman asli.

Berikut foto suku pedalaman hasil jepretan Alexander Khismushin yang Liputan6.com lansir dari boredpanda, Rabu (19/6/2019).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Potret suku pedalaman hasil jepretan Alexander Khimushin dalam The World In Faces

1. Gadis Papua Sepik, Ambunti, Sungai Sepik Timur, Papua Nugini

Sungai Sepik Timur berfungsi sebagai satu-satunya 'jalan' ke banyak desa Sepik, dengan infrastruktur yang sedikit bahkan cenderungtidak ada, termasuk listrik, pertokoan atau fasilitas lainnya. Namun, keterasingan ini membantu melestarikan budaya Sepik Timur selama beberapa generasi.

2. Wanita Bodi, Sungai Mago, Debub Omo, Ethiopia

Orang Bodi tinggal di salah satu daerah paling terpencil di Ethiopia Tenggara di sepanjang sungai Mago. Suku Bodi bergantung pada ternak mereka. Ada lebih dari 80 sinonim dalam bahasa mereka yang menggambarkan binatang mereka, membedakan mereka hingga detail terkecil dalam warna dan penampilan fisik mereka. Makanan tradisional suku pedalamanan ini terdiri dari darah hewani yang dikumpulkan dan disimpan serta bubur susu. Skarifikasi tersebar luas di antara pria dan wanita dan dimaksudkan untuk menunjukkan kecantikan dan keberanian.

3 dari 6 halaman

Potret suku pedalaman hasil jepretan Alexander Khimushin dalam The World In Faces

3. Pria Aborigin, Pormpuraaw, Teluk Carpentaria, Cape York, Australia

Semenanjung Cape York adalah salah satu dari sedikit tempat yang tersisa di negara ini dengan populasi suku Aborigin Australia yang signifikan. Ketika pemukim Inggris pertama tiba, Australia telah dihuni oleh Aborigin selama lebih dari 50.000 tahun. 231 tahun kemudian, meskipun populasi Australia lebih dari 24 juta, hanya 2,8% dari mereka adalah suku Pribumi.

4. Perempuan Papua, Tambul, Dataran Tinggi Timur Papua Nugini

Kuku tinggal di Desa Lagaim, Kabupaten Tambul, di provinsi Dataran Tinggi Timur, Papua Nugini. Dalam foto ini, ia baru saja menerapkan tata rias tradisional yang terbuat dari bahan organik lokal. Dia berpartisipasi dalam acara sing-sing, yang merupakan pertemuan antara beberapa desa untuk bertukar tradisi secara damai. Setiap desa memiliki garis keturunan, gaya melukis wajah dan tarian sendiri. 

4 dari 6 halaman

Potret suku pedalaman hasil jepretan Alexander Khimushin dalam The World In Faces

5. Gadis Ixil. Santa Maria Nebaj, El Quiché, Guatemala

Joselin Pamela Valdez dan keluarganya tinggal di pegunungan Cuchumatan di Dataran Tinggi Guatemala. Karena letaknya yang terpencil, Komunitas Ixil berhasil mempertahankan budaya tradisionalnya. Kebanyakan wanita adalah penenun yang membuat pakaian tradisional buatan tangan yang mereka kenakan dengan bangga dalam kehidupan sehari-hari.

 

6. Gadis Ulchi, Sungai Amur, Timur Jauh Siberia

Di sebuah sekolah di desa Bulava asalnya, Anastasia Kuchekta, 8, belajar bahasa rakyat, tarian dan sulaman. Dia membantu ibunya mengukir kulit kayu birch dan mengolah kulit ikan. Ulchi adalah salah satu dari delapan kelompok Masyarakat Asli yang tinggal di sepanjang sungai Amur sepanjang 1.740 mi / 2.800 km di Timur Jauh Siberia. Memancing adalah mata pencaharian utama mereka. Uli adalah kelompok Penduduk Asli yang sangat kecil yang hanya tinggal di 2 desa, namun mereka telah berhasil melestarikan tradisi dan pakaian nasional mereka. Sayangnya, PBB menempatkan bahasa Ulchi sebagai terancam punah.

5 dari 6 halaman

Potret suku pedalaman hasil jepretan Alexander Khimushin dalam The World In Faces

7. Wanita Buryat, Danau Baikal, Republik Buryatia, Siberia Tenggara

Buryat adalah kelompok pribumi terbesar di Siberia, terutama terkonsentrasi di tanah air mereka, Republik Buryat. Mereka juga tinggal di Mongolia dan China, di mana mereka adalah etnis minoritas. Meskipun total populasi Buryats hampir setengah juta orang, mereka hanya terdiri sekitar 26% dari populasi di republik mereka sendiri. Hanya sekitar setengah dari mereka yang dapat berbicara bahasa Buryat hari ini. UNESCO mengakui bahasa mereka sangat terancam.

8. Wanita Negidal, Sungai Amgun, Timur Jauh Siberia

Orang-orang Negidal hidup di desa terpencil di sungai Amgun, hanya dapat diakses dengan perahu dan dikelilingi oleh ratusan mil hutan taiga yang lebat. Seni membuat pakaian tradisional seperti ini di foto telah hilang. Bahasa Negidal saat ini hanya dituturkan oleh dua wanita lansia setempat. Mereka takut bahasa itu, dan tradisi inti serta budaya Negidal akan mati bersama mereka. UNESCO telah mengidentifikasi bahasa mereka terancam punah.

6 dari 6 halaman

Potret suku pedalaman hasil jepretan Alexander Khimushin dalam The World In Faces

9. Wanita Afar, Depresi Danakil, Ethiopia Timur Laut

Afar adalah suku asli yang terletak di Segitiga Afar di Tanduk Afrika. Itu adalah titik terendah benua jauh di bawah permukaan laut. Terkena kekeringan konstan, tempat ini juga dianggap sebagai tempat terpanas di Bumi. Kerangka yang ditemukan di sini pada tahun 1994 berusia 4,2 juta tahun. Ahli paleontologi percaya bahwa wilayah Afar adalah tempat lahir manusia. Orang-orang Afar mungkin merupakan keturunan dari manusia pertama yang hidup di planet ini.

10. Pira Kaqchikel, Los Encuentros, Solola, Guatemala

Salah satu anggota kunci cofradia - bentuk persaudaraan unik yang umum di seluruh wilayah di antara Bangsa Maya. Proses menjadi anggota cofradia melibatkan banyak langkah dan secara tradisional menjadi cara bagi seseorang untuk menunjukkan nilai mereka kepada masyarakat. Kaqchikel Maya adalah salah satu dari 30 kelompok etnis Masyarakat Maya, 21 di antaranya tinggal di Guatemala.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.