Sukses

Penyebab Trypophobia, Gejala, Serta Pertolongan yang Bisa Dilakukan

Liputan6.com, Jakarta Penyebab trypophobia masih belum bisa dipastikan penyebabnya. Para peneliti masih terus melakukan penelitian untuk mencari penyebab trypophobia ini. Beberapa ahli percaya bahwa ciri khas DNA manusia yang pada dasarnya memang tidak menyukai struktur atau pola yang berulang menjadi salah satu alasan dibalik terjadinya trypophobia. 

Pendapat lain mengatakan bahwa penyebab trypophobia adalah akibat naluri atau insting manusia yang secara alamiah akan melindungi diri dari berbagai hal yang dirasa berbahaya. Selain itu, faktor lain seperti kecurigaan dan pengalaman masa lalu juga menjadi penyebab trypophobia ini.

Risiko munculnya trypophobia pada seseorang ini diketahui bahwa adanya keterkaitan antara trypophobia dengan depresi maupun jenis gangguan kecemasan lainnya.

Ya, orang yang mudah stres atau memiliki gangguan kecemasan sebelumnya berisiko mengalami trypophobia dibandingkan mereka yang tidak memiliki atau pandai mengelola stress.

Nah, untuk mengetahui lebih jauh lagi tentang trypophobia ini, Liputan6.com, Selasa (23/7/2019) telah mengulasnya dari berbagai sumber. Berikut ini beberapa ulasan seputar trypophobia mulai dari penyebab trypophobia hingga pertolongan yang bisa dilakukan untuk penderitanya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Mengenal Trypophobia

Pada trypophobia, penderitanya akan merasakan takut atau jijik saat melihat objek yang memiliki kumpulan lubang kecil. Objek-objek yang sering memicu trypophobia ini umumnya ditemukan pada bunga lotus, spons, gelembung sabun, karang, stroberi, buah delima, dan sarang lebah.

Tak hanya takut dan jijik, penderita trypophobia kerap mengeluh ketakutan saat melihat objek berlubang seperti itu. Parahnya lagi, penderita juga akan merasa tertekan, gatal atau seolah ada seseuatu yang menyerap pada kulit, berkeringat, panik, hingga mual.

Trypophobia Menurut Penelitian

Mengutip dari kanal Klikdokter, terdapat sebuah studi dari Psychological Science, para ahli berpendapat bahwa trypophobia berhubungan dengan ketakutan bawah sadar akan organisme berbahaya yang memiliki pola bintik-bintik pada tubuhnya seperti beberapa ular dan kalejngking. Sebuah penelitian menemukan beberapa reponden yang merasa jijik atau takut saat melihat gambar bentuk-bentuk ini.

Studi itu, para peneliti juga menemukan bahwa orang-orang dengan trypophobia akan bereaksi terhadap gambar-gambar yang berhubungan dengan penyakit tersebut. Merasa akan jijik ketimbang takkut. Ada juga yang merasakan sensasi pada kulit, seperti gatal atau ada sesuatu yang merayap pada kulit.

3 dari 5 halaman

Gejala Trypophobia

Digolongkan sebagai fobia atau tidak, trypophobia tetap saja menjadi teror tersendiri pada pengidapnya. Sejumlah gejala yang menyertai rasa takut ini bisa membuat penderitanya hingga mengalami depresi.

Memang gejalanya hampir sama dengan jenis fobia lainnya, seperti fobia pada ketinggian, fobia pada serangga dan lain-lain. Namun kamu perlu waspada. Berikut ini adalah sejumlah gejala trypophobia yang perlu kamu kenali:

- Kulit merinding

- Perasaan tidak nyaman

- Gangguan visual seperti distorsi atau perubahan bentuk, atau ilusi-ilusi

- Muncul perasaan tertekan

- Kulit tubuh menegang

- Muncul rasa panik

- Keringat berlebihan

- Tubuh gemetar- Mual

Apabila kamu merasakan salah satu atau beberapa gejala di atas sekaligus saat melihat benda-benda seperti selongsong biji lotus, gelembung sabun dan benda-benda semacamnya, maka bisa dipastikan kamu mengalami gangguan ini.

4 dari 5 halaman

Penyebab Trypophobia

Fobia merupakan gangguan kecemasan yang biasanya timbul karena pengalaman atau karena mekanisme evolusi bawaan, seperti yang mungkin mendasari ketakutan akan laba-laba dan ular. Biasanya ada ancaman spesifik atau umum, nyata, atau dibayangkan yang mendasari sebuah fobia.

Dalam kasus trypophobia, tidak ada ancaman yang jelas, dan pola visual yang menyebabkan fobia bisa sangat acak antara satu sama lain. Meski begitu, beberapa ilmuwan menduga bahwa reaksi ekstrem terhadap bentuk bundar acak timbul karena pola tersebut menyerupai bintik atau lingkaran yang ditemukan pada hewan beracun, termasuk ular dan gurita berkepala biru.

Lalu apa sebenarnya penyebab trypophobia? Ada beberapa penelitian menduga bahwa penyebab tripophobia ini berasal dari rasa jijik atau ketakutakan yang timbul setelah melihat gambar lingkaran. Hal ini terjadi karena insting memerintahkan mereka sebisa mungkin menghindari berlama-lama memandangi gambar aneh tersebut.

Otak yang kewalahan saat mengamati susunan bentuk yang acak dan kontras menjadi penyebab trypophobia akan meminta asupan oksigen yang lebih banyak untuk dapat memproses informasi.

Otak kita menggunakan sekitar 20 persen energy tubuh, dan penggunaan energinya perlu dijaga seminimal mungkin. Asupan oksigen yang berlebihan dapat membuat gelombang otak jadi kacau, sehingga saraf-saraf otak kamu tidak bisa bekerja dengan baik. Akibatnya kamu akan merasakan sakit kepala, mual, pusing, dan cemas.

Nah, pada trypophobia ini bekerja sebagai pertahanan diri otomatis agar kamu tidak mengalami hal-hal ini. Otak akan mengasosiasikan lubang-lubang ini dengan bahaya.

5 dari 5 halaman

Pertolongan yang Bisa Dilakukan untuk Penderita Trypophobia

Pada beberapa penelitian mengatakan bahwa masih belum ada penangan spesifik untuk penderita trypophobia. Namun gangguan ini bisa ditolong dengan penanganan yang sudah ada bagi fobia yang umum. Meskipun demikian, treatment tersebut juga cukup sukses menangani masalah fobia. Ada beberapa metode yang bisa dilakukan biasanya mencakup self-help treatment, terapi dan pengobatan.

Cognitive behavioral therapy atau CBT dinilai sebagai salah satu terapi yang paling potensial membantu penderita trypophobia. Melalui terapi ini, penderita akan diajak untuk membicarakan ketakutannya dengan seorang terapis atau konselor. Penderita akan diminta untuk menentukan target dan mencapai tujuan tersebut.

Selain itu, modifikasi gaya hidup bagi penderita trypophobia juga bisa diterapkan. Terapis akan memberikan bimbingan tentang olahraga yang tepat, pola makan sehat, pola tidur cukup, dan menjauhi minuman berkafein.

Sedangkan untuk pengobatan secara medis, biasanya kamu akan dianjurkan oleh dokter untuk menjalani pengobatan untuk fobia pada umumnya. Gangguan yang biasanya terjadi adalah rasa cemas. Nah, untuk mengatasi gangguan kecemasan tersebut, dokter biasanya meresepkan obat antidepresan.

Berbagai penanganan trypophobia ini tentu saja tergantung dari tingkat keparahannya. Namun jika kamu mengalami beberapa gejala di atas, segeralah untuk mengonsultasikan gangguan yang kamu rasakan kepada dokter atau psikiater. Jangan tunggu hingga kamu menjadi depresi karena fobia yang satu ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini