Sukses

Kreatif, Kafe Ini Gunakan Daun Kelapa untuk Gantikan Sedotan Plastik

Cafe Editha menggantikan sedotan plastik dengan daun kelapa.

Liputan6.com, Jakarta Sedotan plastik semakin marak menjadi perbincangan masyarakat. Produk plastik sekali pakai yang menyumbang polusi laut ini adalah sedotan plastik. Berdasarkan data yang dimiliki oleh Divers Clean Action, pemakaian sedotan di Indonesia mencapai 93.244.847 batang setiap harinya, seperti yang Liputan6.com rangkum dari Divers Clean Action. 

Sedotan plastik adalah 1 dari 10 sampah plastik paling banyak yang berada di lautan. Tidak  seperti kertas atau bahan alami lainnya, plastik tidak dapat terurai. Plastik termasuk ke dalam Photodegrades, sehingga hanya akan menjadi zat yang lebih kecil dan lebih beracun seiring dengan berjalannya waktu, yang tentunya dapat mencemari lingkungan.

Hal ini lah yang membuat banyak pihak berlomba-lomba untuk mencari inovasi untuk mengurangi penggunaan sedoktan plastik. Cara yang sedang populer dihampir berbagai belahan dunia ini adalah mengganti sedoktan plastik dengan sedotan stainless yang bisa digunakan kembali. Tapi ada sebuah cafe di Filipina yang mengganti sedotan plastik dengan bahan yang unik.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sedotan Unik pengganti Sedotan Plastik

Sebuah cafe di Filipina diketahui menggantikan sedotan plastik dengan daun kelapa, seperti yang Liputan6.com lansir dari Next Shark, Kamis (25/7/2019). Cafe Editha, sebuah cafe yang berlokasi di kawasan Dapa, Surigao del Norte, Filipina, tengah hangat menjadi perbincangan di media sosial karena menggunakan sedotan berbahan daun kelapa yang unik.

Ide pemakaian daun kelapa yang oleh warga setempat disebut "lukay" ini muncul setelah manager cafe Sarah Tiu berkunjung ke kawasan Corregidor Island, Siargao. Saat itu Tiu membeli air kelapa dari pedagang lokal. Alih-alih diberi sedotan plastik untuk menyeruput air kelapa, Tiu justru disodori daun kelapa yang dibentuk menyerupai sedotan.

Tiu mengaku tertarik dengan ide ini dan minta diajari cara pembuatannya oleh warga setempat. Sejak saat itu, sedotan dari daun kelapa mulai rutin digunakan di Cafe Editha, Tiu dan stafnya membuat sedotan sendiri setiap pagi. Dibutuhkan waktu kurang dari dua menit untuk membuat satu sedotan.

3 dari 3 halaman

Bahan Ramah Lingkungan

Tiu mengungkapkan, Cafe Editha telah mencoba berbagai metode untuk mempromosikan gaya hidup ramah lingkungan dan bebas sampah, salah satunya dengan menggunakan piranti berbahan kertas dan sedotan stainless. Sayangnya, banyak pelanggan yang kurang suka menggunakan dua material ini.

Tampaknya, ide pemakaian sedotan berbahan daun kelapa ini cukup menarik perhatian para konsumen Cafe Editha. Tidak hanya itu, Cafe Editha juga menggunakan daun pisang sebagai pengganti tutup cangkir minuman. Kafe ini juga memiliki promosi Bring Your Own Tumbler, yang memberikan diskon spesial kepada pengunjung yang membawa wadah minuman sendiri.

Menurut data dari Ocean Conservancy dan McKinsey Center for Business and Environment di tahun 2015, Filipina menempati posisi ketiga dalam daftar negara penyumbang sampah plastik terbanyak di dunia. Pemakaian material bebas plastik oleh para pengelola bisnis diharapkan mampu menekan produksi sampah dan meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.