Sukses

6 Polisi Ini Punya Pekerjaan Sampingan, Jual Cilok hingga Penambal Ban

Ternyata banyak juga polisi yang memanfaatkan waktu luang di luar waktu dinasnya.

Liputan6.com, Jakarta Jika mendengar kata polisi, pasti banyak yang berpikir menjadi polisi pasti memiliki jam kerja yang sangat padat. Bahkan banyak polisi-polisi masih bertugas saat-saat hari libur. Tapi ternyata banyak juga polisi yang memanfaatkan waktu luang di luar waktu dinasnya. Waktu luang tersebut jika dimanfaatkan dengan baik akan memberikan keuntungan.

Salah satunya dimanfaatkan untuk mencari pekerjaan sampingan. Seperti yang dilakukan para polisi ini yang memanfaatkan waktu luangnya untuk melakukan hal-hal yang positif bahkan menambah penghasilannya. Sebagian dari mereka bahkan tidak malu melakukan perkerjaan sampingan ini.

Kisah-kisah para polisi ini sungguh menginspirasi. Pekerjaan sampingan ini dilakukan usai mereka menjalankan kewajibannya sebagai abdi negara. Bahkan sebagaian dari mereka ada yang berjualan cilok hingga menjadi pemulung.

Berikut polisi yang mempunyai pekerjaan sampingan yang telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (13/8/2019).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

1. Penjual Cilok

Bripka Toni Purwanto (37) seorang anggota kepolisian di Polda DIY diketahui mempunyai pekerjaan sampingan sebagai penjual cilok di pinggir jalan. Dengan nama Cilok 86, setiap harinya Bripka Toni bisa menjual 2.000 butir cilok, tahu bakso dan pentol bakso.

Bripka Toni menceritakan keinginannya berjualan cilok sudah dimiliki sejak masih bertugas di Polres Jakarta Pusat. Tetapi baru bisa terwujud saat dirinya mutasi ke Polda DIY di Januari 2017. Sempat melakukan riset kecil-kecilan untuk membuat cilok akhirnya pada Maret 2017, Bripka Tony pun memberanikan diri membuka Cilok 86.

Seiring berjalannya waktu, selain cilok, Bripka Toni pun kemudian menambahkan menu tahu bakso dan pentol bakso dimenu jualannya. Semua menu yang dijualnya ini dibuatnya sendiri bersama istri dan seorang karyawannya.

3 dari 7 halaman

2. Penambal Ban

Aiptu Mustamin merupakan anggota polisi di Makassar, Sulawesi Selatan. Sebagaimana Bripka Seladi, Aiptu Mustamin mempunyai pekerjaan sampingan sebagai tukang tambal ban di pinggir jalan tepat di belakang gedung Pengadilan Negeri Makassar.

Pria yang akrab disapa Pak Mus itu ternyata sudah menjalani profesi sampingannya sejak 20 tahun yang lalu. Kendati demikian, tak banyak pelanggan yang tahu jika Pak Mus adalah seorang polisi.

"Saya jadi polisi tahun 1979 dan mulai buka usaha tambal ban tahun 1991. Awalnya dulu saya tambal ban di Jalan Alimalaka, tapi kena penggusuran. Jadi saya pindah di belakang pengadilan tahun 2012. Saya suka kerja-kerja tambal ban," ujar Polisi berpangkat Aiptu ini.

Buah kerja keras Aiptu Mustamin menjadi penambal ban, ternyata cukup untuk membantu biaya pendidikan empat anaknya. Dua di antaranya bahkan kini menjadi Kanit Intel dan Penyidik Reskrim Polres Mamasa, Sulawesi Barat.

4 dari 7 halaman

3. Pemulung

Ada juga Bripka Seladi, selain menjadi polisi ia memiliki pekerjaan sampingan sebagai pemulung untuk menambah mata pencahariannya. Pekerjaan sampingan sebagai pemulung ini mulai dilakukan oleh Seladi sejak tahun 2006. Ketika itu dia melihat sampah yang menumpuk di Polresta Malang.

Suatu saat, dia datang ke pengepul rongsokan dengan membawa sampah itu yang ternyata laku dijual. Awalnya Seladi mengumpulkan sampah hanya di lingkungan Polresta Malang. Setelah itu dia akhirnya berkeliling kota untuk menengok setiap bak sampah, barangkali menemukan barang yang masih dapat digunakan. Kegiatan itu biasanya dilakukannya di luar jam tugas yaitu pada malam hari.

5 dari 7 halaman

4. Tukang Angkut Sampah

Selain pekerjaannya menjadi Polisi, Aiptu Trisih Setyono memiliki pekerjaan sampingan yakni menjadi tukang angkut sampah. Trisih bercerita hal ini sudah dilakukan sejak tahun 2016.

Dia menggunakan waktu lepas dinasnya dengan mengambil sampah warga, Desa Ngrendeng, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung dan membuangnya ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pagerwojo.

Semua berawal saat, dia risih lantaran banyak sampah berserakan di wilayahnya. Beberapa lokasi di Desa Gandang seperti di area Jembatan Sungai Gondang, Jembatan Kalitelu dan Jembatan Kedung Gudel sempat dijadikan warga tempat pembuangan sampah liar.

6 dari 7 halaman

5. Tukang Sol Sepatu

Aiptu Ruslan, polisi yang bertugas di bagian Kanit Binmas Polsek Pidie Aceh punya pekerjaan sampingan sebagai tukang sol sepatu. Usai pulang dinas, langsung mengganti pakaian seragam polisi dengan kaos biasa. Perlengkapan sol sepatu sudah siap di tangannya.

Aiptu Ruslan mengakui, penghasilan sampingannya digunakan untuk menambah uang belanja dan menghidupi istri serta kelima anaknya. Selain itu, uang yang diperoleh juga untuk biaya orangtuanya yang tengah sakit keras.

7 dari 7 halaman

6. Jualan Bumbu Dapur

Selain menjadi polisi, Aiptu M Khamim memiliki pekerjaan sampingan menjual bumbu dapur. Aiptu M Khamim sering menawarkan bumbu-bumbu dapurnya kepada pedagang di Pasar Peterongan. Aiptu M Khamim sudah menjalani pekerjaan ini selama 15 tahun.

Awalnya tidak mudah untuk memasarkan bumbu dapur instan, karena masyarakat belum terbiasa menggunakannya. Namun hal itu tidak membuatnya patah semangat. Pekerjaan sampingan ini dilakukan, karena gajinya sebagai anggota polisi hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari.

Ia menjalani pekerjaan sampingannya ini lantaran ingin membangun rumah untuk keluarganya. Khamim mengaku ia tidak merasa malu dengan apa yang dilakukannya. Karena pekerjaan ini halal dan membawa berkah bagi keluarga.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.