Sukses

Penyakit Sumsum Tulang Belakang, Penyebab dan Cara Pencegahannya

Jangan dianggap sepele penyebab dari penyakit sumsum tulang belakang ini.

Liputan6.com, Jakarta Sumsum tulang belakang merupakan bagian tubuh manusia yang memiliki peranan sangat penting. Hal ini dikarenakan sumsum tulang belakang memiliki fungsi yang terkait dengan sistem saraf. Sumsum tulang belakang telah dilindungi dengan tulang yang keras, yaitu ruas-ruas tulang belakang. Namun, apabila kamu tidak berhati-hati pada tubuhmu maka bisa mengakibatkan penyakit tulang belakang.

Ya, persitiwa seperti kecelakakaan bisa menjadi penyebab penyakit sumsum tulang belakang. Apabila tulang belakang mengalami cedera maka akan membuat sumsum tulang belakang ikut mengalami kerusakan.

Biasanya, penyakit sumsum tulang belakang yang kerap terjadi akan menimbulkan gangguan penerimaan rangsang sensoris dan penyampaian perintah ke saraf motoric. Ini juga berarti akan terjadi hambatan pada gerak refleks. Dimana tubuh akan menjadi tidak cepat merespon saat tersulut api, tertusuk jarum, dan lain sebagainya.

Simak: Informasi dan Jadwal Dokter Tulang dan Sendi (Ortopedi) Terbaik di Jakarta.

Nah, karena penyakit sumsum tulang belakang ini kerap membahayakan, taka da salahnya kamu untuk memahami atau mengenal seputar tentang penyakit sumsum tulang belakang ini. Berikut Liputan6.com, Kamis (29/8/2019) telah merangkum dari berbagai sumber mengulas tentang penyakit sumsum tulang belakang yang bisa kamu cegah sejak dini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Mengenal tentang Penyakit Sumsum Tulang Belakang

Sumsum tulang belakang memiliki fungsi untuk menyampaikan pesan antara otak dan saraf tulang belakang. Nah, apabila terjadi cedera pada bagian ini maka akan menyebabkan gangguan kesehatan. Ya, beberapa gangguan kesehatan yang diakibatkan dari cedera sumsum tulang belakang adalah kelumpuhan yang berpotensi menyebabkan kematian.

Itulah sebabnya mengapa cedera pada saraf tulang belakang perlu mendapatkan penanganan medis segera mungkin. Penyakit sumsum tulang belakang yang diakibatkan oleh cedera ini bisa terjadi akibat adanya trauma atau kerusakan tidak langsung pada tulang, jaringan lunak, dan pembuluh darah di sekitar sumsum tulang belakang.

Hal ini dikarenakan kerusakan tersebut berdampak pada hilangnya fungsi tubuh seperti pergerakan atau sensitivitas dalam menerima rangsangan. Cedera jenis ini bisa terjadi karena dua faktor, yakni faktor traumatis dan non-traumatis. Berikut penjelasan dari masing-masing cederanya.

Pertama, cedera saraf traumatis. Penyakit sumsum tulang belakang yang diakibatkan karena cedera ini disebabkan karena terjadinya pergeseran, patah, atau terkilirnya tulang punggung akibat kecelakaan. Contoh dari kasus ini adalah terjatuh saat beraktivitas, mengalami kekerasan, serta kecelakaan saat berkendara atau berolahraga.

Sedangkan pada cedera saraf non-traumatis disebabkan karena kondisi atau penyakit lain. Contoh dari kasus ini adalah kanker, osteoporosis, kelainan pertumbuhan tulang belakang sejak dari lahir, dan peradagangan tulang belakang.

3 dari 5 halaman

Penyebab Penyakit Sumsum Tulang Belakang

Penyebab penyakit sumsum tulang belakang yang diakibatkan karena cedera saraf tulang belakang ini biasanya karena kecelakaan atau kekerasan yang merusak struktur tulang belakang. Beberapa contoh penyebab penyakit sumsum tulang belakang karena cedera ini adalah:

- Jatuh dari ketinggian,

- Kecelakaan dari kendaraan yang menyebabkan benturan di wajah, leher, punggung, dan dada,

- Cedera pada kepala atau tulang belakang saat berolahraga,

- Tusukan atau tembakan yang mengenai tulang belakang,

- Memutar tubuh bagian tengah terlalu kencang atau terlalu kuat, dan

- Tersengat listrik.

Selain cedera fisik, kondisi tertentu seperti terjadinya pendarahan, pembengkakan, dan tumor di sekitar atau di dalam ruas tulang belakang juga bisa menimbulkan kerusakan saraf tulang belakang.

4 dari 5 halaman

Gejala Penyakit Sumsum Tulang Belakang

Ada seseorang yang memiliki risiko lebih besar terhadap penyakit sumsum tulang belakang ini. Mereka adalah yang berjenis kelamin laki-laki, berusia 16 – 30 tahun atau lebih dari 60 tahun, dan kerap melakukan kegiatan ekstrem.

Bagi penderitanya, gejala penyakit sumsum tulang belakang yang umum dirasakan adalah mengalami sedikit gangguan kemampuan sensorik dan gerak tubuh jika terjadinya hanya pada sebagian tubuh. Sedangkan jika terjadi secara menyeluruh, penderita akan mengalami kehilangan kemampuan sensorik dan sulit mengendalikan gerak tubuh. Berikut gejala penyakit sumsum tulang belakang yang perlu kamu waspadai.

- Tetraplegia atau quadriplegia yang merupakan kelumpuhan pada kedua lengan, tungkai, dan otot dada. Hal ini mengapa penderitanya rentan mengalami sesak napas.

- Paraplegia merupakan kelumpuhan pada setengah tubuh bagian bawah atau kedua tungkai.

- Triplegia merupakan kelumpuhan yang terjadi pada kedua tungkai dan salah satu lengan.

Namun perlu diketahui bahwa penderita penyakit sumsum tulang belakang bisa mengalami gejala yang berbeda-beda. Selain kehilangan kemampuan mengendalikan gerak tubuh, gejala umum yang perlu diwaspadai adalah sakit kepala, gangguan ketiak bernapas, batuk, kehilangan kendali saat buang air kecil atau besar, posisi kepala yang abnormal, nyeri pada tubuh, kehilangan indera sensorik seperti kesulitan merasakan panas, dingin, atau bahkan sentuhan, impotensi, hingga pingsan.

5 dari 5 halaman

Komplikasi Penyakit Sumsum Tulang Belakang

Pada penyakit sumsum tulang belajang ini akan berpotensi menyebabkan komplikasi yang kerap membahayakan nyawa. Komplikasi yang kerap dialami adalah gangguan saat buang air kecil atau besar, pneumonia, penggumpalan darah, otot tegang, nyeri yang tidak kunjung hilang, lumpuh, hingga kematian.

Oleh karena itu, penting untuk mencegah penyakit sumsum tulang belakang ini agar mengurangi risiko komplikasinya. Cara mencegah penyakit sumsum tulang belakang adalah dengan berhati-hati saat melakukan aktivitas dan menggunakan pelindung ketika melakukan kegiatan ekstrem.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini