Sukses

5 Jenis Batuk Ini Menandakan Adanya Penyakit Lain, Jangan Sepelekan

Jenis batuk ini dikelngkapi dengan gejalanya. Jangan sepelakan batuk yang berkepanjangan.

Liputan6.com, Jakarta Batuk merupakan keluhan kesehatan yang paling banyak dialami orang. Batuk merupakan mekanisme perlindungan untuk membersihkan jalan napas. Namun, tak jarang sebagian orang kerap mengganggap batuk sebagai kondisi yang sepele. 

Padahal, ketika batuk terjadi secara terus-menerus akan mengganggu penderitanya itu sendiri. Memang, batuk terdengar sama, namun ada beberapa perbedaan batuk yang ternyata dapat menunjukkan gejala berbagai penyakit lain.

Berikut ini Liputan6.com, Kamis (12/9/2019) telah merangkum dari berbagai sumber beberapa jenis batuk yang berkepanjangan dan artinya bagi kondisi kesehatan kamu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Batuk Asma

Umumnya, asma kerap ditandai dengan mengi dan sesak napas. Namun, ada gejala lainnya yang kerap dirasakan penderita asma yaitu berupa batuk kering disertai dengan bunyi seperti siulan atau mengi.

Hal ini bisa terjadi karena jalan napas mengalami peradangan, sehingga kamu pun menjadi sulit untuk bernapas dan akhirnya mengalami batuk.

Biasanya, batuk karena asma sering memburuk pada malam hari, selama atau setelah berolahraga, ketika udara dingin, atau ketika penderita berada di sekitar pemicu alergi (seperti debu, bulu hewan, dan lain sebagainya).

3 dari 6 halaman

Pneumonia

Batuk juga bisa menandakan adanya penyakit yang lebih parah, salah satunya adalah pneumonia. Pneumonia bisa terjadi ketika infeksi pernapasan menyebar ke paru-paru, sehingga menyebabkan kantung udara paru terisi oleh nanah dan cairan. Kondisi inilah yang membuat penderitanya menjadi sulit bernapas dan menjadi batuk.

Awalnya, kamu akan mengalami batuk kering. Namun setelah beberapa hari, batuk berubah menjadi basah disertai dengan lendir berwarna kuning, hijau, atau merah. Gejala lainnya adalah demam, menggigil, sulit untuk bernapas, dan nyeri saat batuk.

Kamu akan didiagnosis mengalami pneumonia ketika dokter mendengarkan saluran napas kamu melalui stetoskop. Selain itu, dokter juga akan meminta kamu untuk melakukan tes rontgen guna menentukan penyebab pneumonia.

Apabila pneumonia yang kamu alami disebabkan oleh bakteri, maka kamu akan dianjurkan untuk mengonsumsi antibiotik. Namun, apabila penyebabnya adalah virus, satu-satunya cara untuk mengatasinya adalah dengan beristirahat dan mengonsumsi obat batuk.

4 dari 6 halaman

Selesma

Apabila batuk yang kamu alami terjadi selama tiga minggu atau kurang, kemungkinan besar disebabkan oleh selesma. Batuk ini bisa bertahan selama satu bulan atau lebih, meski gejala lainnya sudah hilang.

Virus kerap mengiritasi ujung saraf di saluran udara kamu, dan mereka bisa menjadi sensitif selama beberapa waktu.

5 dari 6 halaman

Tenggorokan Berlendir atau Postnasal Drip

Jika kamu mengalami batuk yang berlangsung selama delapan minggu atau lebih, kemungkinan kamu terkena postnasal drip atau tenggorokan berlendir. Batuk jenis ini terjadi karena ada lendir di belakang hidung yang terhubung dengan tenggorokan, lalu menggelitik ujung saraf sehingga memicu batuk.

Selain itu, kamu akan mengalami batuk yang lebih parah pada malam hari. Apabila disertai alergi, mata menjadi gatal dan kamu juga mengalami bersin. Nah, untuk mengatasi batuk jenis ini kamu bisa melaukannya dengan mengonsumsi obat.

Obat yang bisa kamu konsumsi adalah yang mengandung antihistamin. Selain itu, kamu juga bisa membilas hidung dengan menggunakan metode saline washes, atau membilas hidung dengan air garam.

Tetapi, kalau batuk tidak kunjung membaik dari seminggu, sebaiknya kunjungi dokter untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Hal ini karena bisa jadi kamu berpotensi mengalami infeksi sinus.

6 dari 6 halaman

Batuk Rejan atau Pertusis

Apabila kamu mengalami batuk yang sudah cukup parah, kemungkinan kamu mengalami batuk rejan atau pertusis. Batuk ini disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis, dan sangat menular. Bunyi batuknya seperti gonggongan anjing dan biasanya sulit untuk berhenti. Terkadang juga bisa menyebabkan kesulitan bernapas.

Gejala yang akan muncul seperti flu pada umumnya, yaitu pilek, mata berair, demam, dan batuk. Namun, seminggu setelah gejala batuk muncul, kamu mungkin akan mengalami muntah.

Gejala batuk rejan ini biasanya berlangsung selama enam minggu. Bila tidak ditangani, batuk rejan dapat menimbulkan komplikasi, terutama pada bayi dan anak di bawah dua tahun.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini