Sukses

Gejala Penyakit Tetanus dan Penyebabnya, Kenali Sebelum Terlambat

Tetanus memiliki gejala khusus yang bisa dikenali

Liputan6.com, Jakarta Penyakit tetanus merupakan infeksi bakteri yang bisa berakibat fatal. Penyakit ini mulai jarang ditemui berkat pemberian vaksin tetanus. Meski dapat dicegah dengan vaksinasi, tetanus tetap harus diwaspadai. 

Penyebab dan penyebaran penyakit tetanus bisa ditemui di lingkungan sekitar. Tetanus memiliki gejala khusus yang bisa dikenali. Tanda dan gejala tetanus muncul kapan saja mulai dari beberapa hari hingga beberapa minggu setelah bakteri tetanus masuk ke tubuh.

Jika tak segera diobati, tetanus bisa menyebabkan komplikasi seperti kerusakan tulang, saraf, hingga kematian. Maka dari itu penting untuk mengetahui gejala dan penyebab penyakit tetanus.

Berikut gejala dan penyebab penyakit tetanus yang berhasil Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa(25/2/2020).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 9 halaman

Penyebab penyakit tetanus

Tetanus adalah infeksi yang disebabkan oleh spora bakteri yang disebut Clostridium tetani. Spora bakteri tetanus ada di mana-mana di lingkungan, termasuk tanah, debu, dan kotoran ternak. Clostridium tetani memasuki tubuh terutama melalui luka kulit atau tusukan.

Spora Clostridium tetani mampu bertahan lama di luar tubuh. Ketika Clostridium tetani memasuki tubuh, mereka berkembang biak dengan cepat dan melepaskan tetanospasmin, sebuah neurotoxin. Ketika tetanospasmin memasuki aliran darah, racun ini dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh, menyebabkan gejala tetanus.

Tetanospasmin mengganggu sinyal yang bergerak dari otak ke saraf di sumsum tulang belakang, dan kemudian ke otot, menyebabkan kejang otot dan kekakuan.

3 dari 9 halaman

Gejala khusus penyakit tetanus

Gejala tetanus biasanya muncul sekitar 7 hingga 10 hari setelah infeksi awal. Namun, ini dapat bervariasi dari 4 hari hingga sekitar 3 minggu, dan mungkin, dalam beberapa kasus, dapat memakan waktu berbulan-bulan.

Otot rahang dan wajah kaku

Gejala khusus yang dimiliki penyakit ini adalah rasa kaku pada otot rahang. Kondisi ini membuat rahang kaku dan tertutup rapat. Kekakuan kemudian terjadi pada otot wajah dan leher. Ini membuat seseorang tidak bisa berekspresi seperti tersenyum. Otot yang kaku di rahang dan sekitarnya merupakan gejala awal dari tetanus.

Kesulitan menelan

Rasa kaku pada rahang kemudian akan menjalar ke otot leher dan kerongkongan. Ini bisa menyebabkan kesulitan dan rasa sakit saat menelan. Penderita tetanus juga sering mengalami kejang pada otot wajah mereka.

4 dari 9 halaman

Gejala khusus penyakit tetanus

Kesulitan bernapas

Kesulitan bernapas dapat terjadi karena kekakuan otot leher dan dada. Pada beberapa orang, otot perut dan tungkai juga terpengaruh. Perut juga akan terasa keras karena otot yang kaku.

Kejang tubuh

Kejang tubuh yang menyakitkan berlangsung selama beberapa menit, biasanya dipicu oleh kejadian kecil, seperti suara angin, suara keras, sentuhan fisik atau cahaya.

5 dari 9 halaman

Gejala penyakit tetanus lainnya

Kebanyakan orang dengan tetanus juga akan mengalami gejala-gejala berikut:

- Demam

- Berkeringat

- Tekanan darah tinggi

- Detak jantung yang cepat

- tinja berdarah

- diare

- sakit kepala

- sensitivitas terhadap sentuhan

- sakit tenggorokan

6 dari 9 halaman

Risiko infeksi tetanus

Spora bakteri tetanus dapat masuk ke tubuh melalui kulit yang rusak, biasanya melalui luka dari benda yang terkontaminasi. Bakteri tetanus ada di tanah, kotoran ternak, dan agen lingkungan lainnya.

Bakteri tetanus lebih cenderung menginfeksi kerusakan tertentu pada kulit. Membersihkan luka secara menyeluruh membantu mencegah infeksi berkembang. Ini termasuk:

- Luka yang terkontaminasi dengan kotoran, kotoran (feses), atau ludah (air liur).

- Luka yang disebabkan oleh benda menusuk kulit (luka tusukan), seperti paku atau jarum.

- Luka bakar

- Cedera dengan jaringan mati

7 dari 9 halaman

Komplikasi akibat tetanus

Tetanus yang tak segera ditangani akan menimbulkan serangkaian kompilikasi. Jika racun tetanus telah mencapai ujung saraf, mustahil untuk dikeluarkan. Pemulihan total dari infeksi tetanus membutuhkan ujung saraf baru untuk tumbuh, yang bisa memakan waktu hingga beberapa bulan. Komplikasi infeksi tetanus meliputi:

Patah tulang

Keparahan kejang dapat menyebabkan tulang belakang dan tulang lainnya patah.

Penyumbatan arteri paru-paru (pulmonary embolism)

Gumpalan darah yang telah melakukan perjalanan dari tempat lain di tubuh dapat memblokir arteri utama paru-paru atau salah satu cabangnya.

Pneumonia

Jika sekresi atau isi lambung terhirup, infeksi saluran pernapasan bawah dapat terjadi yang mengarah ke pneumonia.

8 dari 9 halaman

Komplikasi akibat tetanus

Gagal ginjal berat

ejang otot yang parah dapat mengakibatkan kerusakan otot rangka yang dapat menyebabkan protein otot bocor ke dalam urin. Ini dapat menyebabkan gagal ginjal yang parah.

Kematian

ejang otot yang diinduksi tetanus (tetanik) yang parah dapat mengganggu atau menghentikan pernapasan. Kegagalan pernafasan adalah penyebab kematian paling umum pasien tetanus. Kekurangan oksigen juga dapat menyebabkan henti jantung dan kematian. Pneumonia adalah penyebab kematian lainnya.

9 dari 9 halaman

Cara pencegahan tetanus pada luka

Luka tusuk atau luka dalam lainnya, gigitan hewan, atau luka kotor membuat seseorang berisiko lebih tinggi terkena infeksi tetanus. Segera dapatkan perawatan medis jika memiliki luka tusuk dari paku atau benda lain yang kotor.

Biarkan luka-luka kotor tetap terbuka untuk menghindari menjebak bakteri dalam luka dengan perban. Jika memiliki luka kecil, langkah-langkah ini akan membantu mencegah tetanus:

Berikan tekanan langsung untuk mengendalikan perdarahan. Jaga luka tetap bersih, setelah pendarahan berhenti, bilas luka dengan air mengalir bersih. Bersihkan area di sekitar luka dengan sabun dan waslap. Jika ada sesuatu yang melekat pada luka, temui dokter.

Setelah dibersihkan, oleskan tipis-tipis krim atau salep antibiotik. Antibiotik ini tidak akan membuat luka lebih cepat sembuh, tetapi mereka dapat mencegah pertumbuhan bakteri dan infeksi.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.