Sukses

8 Bahaya Merokok saat Hamil, Bisa Sebabkan Kelahiran Prematur

Merokok saat hamil bisa membahayakan janin

Liputan6.com, Jakarta Saat menjalani kehamilan, ada banyak gaya hidup tidak sehat yang harus ditinggalkan. Salah satu kebiasaan buruk yang harus dihindari adalah merokok. Tak hanya menganggu kesehatan ibu, merokok juga dapat memengaruhi perkembangan janin. 

Merokok secara signifikan meningkatkan risiko komplikasi kehamilan, beberapa di antaranya dapat berakibat fatal bagi ibu atau bayi. Bahkan pada trimester pertama, merokok sangat berbahaya bagi kesehatan janin. Merokok juga telah terbukti menurunkan kesuburan pria dan wanita.

Tak hanya merokok langsung (aktif), ibu yang menjadi perokok pasif pun sama berbahayanya. Rokok mengandung bahan kimia berbahaya, termasuk nikotin, karbon monoksida, dan tar. Jika terhirup dan masuk ke peredaran darah, efek ini bisa sangat merugikan ibu hamil dan janin.

Berikut 8 dampak buruk merokok bagi wanita hamil, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu(4/3/2020).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 9 halaman

Keguguran dan bayi lahir meninggal

guguran biasanya terjadi pada tiga bulan pertama kehamilan. Pada kasus yang jarang, keguguran dapat terjadi setelah 20 minggu kehamilan. Ini juga disebut kelahiran mati. Menurut CDC, merokok meningkatkan kemungkinan keguguran dini dan lahir mati.

Keguguran ini dikaitkan dengan bahan kimia berbahaya pada rokok. Komplikasi lain dari merokok dapat menyebabkan masalah dengan plasenta atau memperlambat perkembangan janin. Masalah-masalah ini juga dapat menyebabkan keguguran atau lahir mati.

3 dari 9 halaman

Kehamilan ektopik

Dilansir dari Healthline, penelitian yang diterbitkan dalam jurnal PLoS One mengungkapkan bahwa nikotin dapat menyebabkan kontraksi di saluran tuba. Kontraksi ini dapat mencegah embrio berkembang. Salah satu akibat yang mungkin terjadi adalah kehamilan ektopik.

Kehamilan ektopik terjadi ketika sel telur yang dibuahi ditanamkan di luar rahim, baik di tuba fallopi, atau di perut. Dalam kasus ini, embrio harus diangkat untuk menghindari komplikasi yang mengancam jiwa ibu. Merokok sebelum hamil juga dapat meningkatkan risiko kehamilan ektopik. Semakin banyak merokok, semakin besar risikonya.

4 dari 9 halaman

Solusio plasenta

Merokok adalah faktor risiko utama untuk beberapa komplikasi terkait dengan plasenta, salah satunya solusio plasenta. Ini adalah suatu kondisi di mana plasenta terpisah dari rahim sebelum melahirkan.

Solusio plasenta dapat mengurangi atau menghalangi pasokan oksigen dan nutrisi bayi. Solusio plasenta dapat menyebabkan perdarahan hebat dan mengancam kehidupan ibu dan bayinya. Tidak ada operasi atau perawatan untuk memasangnya kembali.

5 dari 9 halaman

Placenta previa

Plasenta previa terjadi ketika plasenta bayi menutupi sebagian atau seluruhnya rahim ibu. Selama kehamilan, plasenta biasanya tumbuh di rahim menuju bagian atas rahim. Ini membuat serviks terbuka untuk melahirkan.

Pada kondisi ini plasenta bisa robek, menyebabkan pendarahan yang berlebihan dan mengurangi nutrisi penting dan oksigen pada janin. Placenta previa dapat menyebabkan perdarahan hebat selama kehamilan dan persalinan. Merokok merupakan faktor risiko untuk plasenta previa. Placenta previa terbilang jarang ditemui, namun wanita hamil yang merokok lebih berisiko mengalami masalah ini.

6 dari 9 halaman

Lahir prematur

Sebagian besar kehamilan berlangsung selama 40 minggu. Kelahiran prematur adalah kelahiran yang terjadi sebelum 37 minggu kehamilan. Menurut WHO, komplikasi kelahiran prematur adalah penyebab utama kematian di kalangan anak di bawah usia 5 tahun yang bertanggung jawab atas sekitar 1 juta kematian pada tahun 2015.

Merokok selama kehamilan dapat menyebabkan kelahiran prematur. Risiko kesehatan yang terkait dengan kelahiran prematur dapat mencakup gangguan penglihatan dan pendengaran, cacat mental, masalah belajar dan perilaku, hingga komplikasi yang bisa mengakibatkan kematian.

7 dari 9 halaman

Berat badan lahir rendah

Berat badan lahir rendah terjadi ketika bayi memiliki berat kurang dari 2.2 kg saat lahir. Berat badan lahir rendah sering terjadi pada bayi yang lahir prematur, sebelum usia kehamilan 37 minggu. Dalam kasus ekstrim, berat badan lahir rendah dapat menyebabkan kematian bayi baru lahir.

Berat badan lahir rendah dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan, cerebral palsy, hingga penyakit pendengaran atau penglihatan. Merokok dapat menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah. Menurut American Cancer Society, wanita yang berhenti merokok sebelum hamil menurunkan risiko memiliki bayi dengan berat badan lahir rendah.

8 dari 9 halaman

Cacat lahir

Merokok selama kehamilan meningkatkan risiko cacat lahir pada bayi. Jenis masalah yang paling umum adalah cacat jantung bawaan dan masalah dengan struktur jantung.

Masalah kesehatan lain yang telah dikaitkan dengan merokok saat hamil termasuk bibir sumbing dan langit-langit mulut sumbing. Kondisi ini dapat membuat bayi kesulitan makan dengan benar dan kemungkinan membutuhkan pembedahan.

9 dari 9 halaman

Pengaruhi perkembangan anak setelah lahir

Merokok dapat merusak paru-paru dan otak bayi yang sedang berkembang. Kerusakan dapat berlangsung sampai masa kanak-kanak dan ke masa remaja. Bayi dari ibu yang merokok selama kehamilan — dan bayi yang terpapar asap rokok setelah lahir — memiliki risiko lebih tinggi terkena sindrom kematian bayi mendadak.

Bayi yang menjadi perokok pasif berisiko lebih besar mengalami sindrom kematian bayi mendadak. Bahan kimia dalam perokok pasif tampaknya memengaruhi otak dengan cara yang mengganggu pengaturan pernapasan bayi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini