Sukses

5 Penyebab Mimpi Buruk dan Penanganannya, Bisa Sebabkan Komplikasi Berbahaya

Penyebab mimpi buruk dan penanganannya harus diketahui untuk menghindari berbagai komplikasi berbahaya.

Liputan6.com, Jakarta Penyebab mimpi buruk disebabkan oleh berbagai macam faktor. Mulai dari faktor kesehatan mental, hingga pola hidup yang tidak teratur dapat membuat kamu mengalami mimpi buruk. Kondisi ini biasanya terjadi pada anak-anak usia 3-6 tahun. Meski demikian, orang dewasa pun dapat mengalami mimpi buruk.

Mimpi buruk merupakan mimpi yang mengganggu dan terasa nyata, menyebabkan seseorang diliputi oleh perasaan cemas, tertekan, takut, bahkan teror saat tidur. Mimpi buruk bisa menyebabkan gangguan tidur hingga stres. Bahkan mimpi buruk juga dapat berhubungan dengan bunuh diri.

Penyebab mimpi buruk dan penanganannya harus diketahui untuk menghindari berbagai komplikasi berbahaya. Kondisi ini pada orang dewasa baru dikategorikan berbahaya jika menyebabkan gangguan tidur, stres, dan muncul secara rutin. Mimpi buruk sendiri biasanya terjadi pada fase tidur REM (rapid eye movement atau gerakan mata cepat).

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (16/3/2020) tentang penyebab mimpi buruk dan penanganannya. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penyebab Mimpi Buruk

Rasa cemas, takut, dan stres. Penyebab mimpi buruk yang pertama adalah rasa cemas dan takut atau stres. Munculnya stres akibat aktivitas sehari-hari (misalnya kegiatan sekolah atau pekerjaan), akibat kesedihan mendalam (misalnya kematian keluarga), ataupun kecemasan terhadap suatu hal dapat memicu mimpi buruk.

Penyebab mimpi buruk pada anak biasanya adalah rasa cemas atau takut bila jauh dari orang tua atau pengasuhnya (separation anxiety) atau rasa cemas anak secara umum terhadap hal lain, mengalami retardasi mental, depresi, demam, atau adanya gangguan pada otak serta saraf tulang belakang.

Gangguan tidur. Pada orang dewasa, mimpi buruk dapat dipicu oleh gangguan tidur lainnya seperti sleep apnea dan restless leg syndrome, yaitu dorongan untuk bergerak pada saat ingin tidur.

Kurang tidur. Selain itu, perubahan jadwal tidur yang menyebabkan kurangnya jam tidur juga dapat menjadi penyebab mimpi buruk. Insomnia juga dapat meningkatkan risiko munculnya mimpi buruk.

Trauma. Trauma yang pernah dialami seperti kecelakaan, cedera atau pelecehan seksual merupakan salah satu penyebab mimpi buruk. Mimpi buruk seringkali muncul pada penderita post-traumatic stress disorder (PTSD).

Obat-obatan. Mengonsumsi obat-obatan seperti anti-hipertensi, antidepresan, dan golongan narkotika dapat menjadi penyebab mimpi buruk lainnya.

Selain itu, penyebab mimpi buruk juga dapat dipicu oleh berbagai hal lainnya seperti konsumsi alkohol atau penggunaan narkoba, membaca buku atau menonton film seram, hingga Makan terlalu larut malam sehingga metabolisme meningkat dan memberikan sinyal kepada otak untuk lebih aktif.

3 dari 4 halaman

Gejala dan Komplikasi Mimpi Buruk

Setelah mengetahui beberapa penyebab mimpi buruk, kamu juga bisa mengenali gejala mimpi buruk, seperti berikut ini:

- Terbangun dari tidur nyenyak dengan rasa takut dan jantung berdebar-debar

- Kurang tidur akibat mimpi buruk

- Depresi dan cemas karena mimpi buruk

- Tubuh menjadi kurang sehat atau mudah sakit

- Menyebabkan rasa kantuk, lelah, dan lesu pada siang hari.

- Gangguan mood.

- Ketakutan untuk tidur, karena takut mengalami mimpi buruk kembali.

- Pikiran untuk bunuh diri akibat mimpi buruk

Selain itu, jika berbagai gejala mimpi buruk tersebut sudah sering terjadi dan menyebabkan gangguan lainnya, sebaiknya kamu segera berkonsultasi dengan dokter.

4 dari 4 halaman

Penanganan Mimpi Buruk

Penanganan kondisi ini tergantung pada penyebab mimpi buruk yang dialami. Berikut beberapa penanganan yang bisa kamu lakukan saat mengalami mimpi buruk:

- Membuat jadwal tidur yang teratur setiap hari. Pengaturan jam tidur dapat memicu otak untuk menyesuaikan jam biologis sesuai dengan jam tidur yang sudah diatur. Kebanyakan orang dewasa membutuhkan waktu tidur selama 6-8 jam per hari.

- Mengatur persiapan untuk tidur. Persiapan tidur bertujuan untuk membantu tubuh merasa rileks sebelum tidur. Kamu bisa melakukan beberapa aktivitas seperti mandi air hangat, mendengarkan radio atau musik santai, membaca buku, hingga menulis tugas dan rencana untuk besok.

- Mengatur suasana kamar tidur yang relaks. Pengaturan posisi tempat tidur dan interior kamar dapat membantu kamu merasa lebih rileks sehingga lebih mudah tidur. Selain itu, hindari benda-benda yang dapat mengganggu persiapan tidur, seperti TV, ponsel, atau lampu yang menyala.

- Berolahraga secara teratur.

- Melakukan meditasi atau yoga.

- Hindari penggunaan alkohol, kafein atau nikotin 12 jam sebelum tidur.

- Berkonsultasi dengan dokter.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.