Sukses

Akibat Corona, Teknisi Pesawat Ini Alih Profesi Jadi Tukang AC demi Keluarga

Ia terus bekerja untuk menghidupi keluarganya.

Liputan6.com, Jakarta Wabah Corona Covid-19 yang merebak di berbagai negara tidak hanya merenggut korban jiwa, tapi juga berdampak di beberapa sektor. Seperti membuat banyak orang yang mengalami pengurangan pendapatan, diliburkan dari tempat kerja, bahkan ada pula yang harus kehilangan pekerjaannya.

Kejadian tersebut membuat masyarakat di berbagai negara kesulitan untuk memenuhi kebutuhannya. Meski pemasukan orang-orang tersebut minim bahkan tidak ada, kebutuhan hidup harus dipenuhi dan berbagai tagihan tetap dibayar.

Kondisi demikian memaksa banyak orang harus memutar otak untuk mendapatkan pemasukan lainnya, hingga akhirnya beralih profesi. Seperti yang dialami oleh Folkky Chutiphong, seorang pria asal Thailand. Ia merupakan seorang insinyur atau teknisi pesawat terbang yang sebelumnya mendapatkan gaji lebih dari cukup untuk menghidupi keluarganya.

Setelah Chutiphong diberhentikan sementara dari perusahaannya, ia harus membuat keputusan sulit untuk mencari cara lain agar memperoleh penghasilan. Ketika ia masih bekerja, Chutiphong mendapatkan gaji hampir Rp 48 juta dalam sebulan.

Namun karena krisis ekonomi saat ini, perusahaan mengirimkan sebuah memo pada Chutiphong yang menyatakan bahwa pekerjaannya sedang ditangguhkan untuk sementara waktu. Ia pun merasa stres karena penghasilannya sudah terhenti, sementara pengeluarannya terus menumpuk.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Menjadi Tukang AC

Bertekad untuk menemukan sumber pendapatan baru, Chutiphong kemudian berdiskusi dengan seorang temannya. Dari diskusinya tersebut, ia dan temannya mendapat sebuah ide untuk menyediakan jasa pembersihan AC. 

Meski cuaca sedang panas di Thailand, orang-orang harus tinggal di dalam rumah akibat merebaknya virus Corona Covid-19. Dari situ keduanya melihat ada peluang yang dapat ditemukan dalam pekerjaan tersebut.

Dilansir oleh Liputan6.com dari World of Buzz, Kamis (9/4/2020) Chutiphong menyebutkan bahwa sementara penghasilannya berhenti, pengeluarannya terus menumpuk dan menciptakan stres yang luar biasa. Chutiphong dan temannya pun berhasil menjalankan bisnis barunya. Kini ia telah membersihkan AC selama lebih dari seminggu.

Dalam sehari, ia dan temannya bisa mencuci lebih dari enam AC dengan mengenakan biaya Rp 170 ribu per AC. Harganya akan sedikit lebih murah yakni Rp 146 ribu per AC jika pelanggannya meminta ia untuk membersihkan lebih dari tiga unit.

3 dari 3 halaman

Akhirnya Dapat Memberi Nafkah Keluarganya

Berdasarkan tarif tersebut, keduanya mendapatkan penghasilan harian sekitar Rp 1 juta. Namun dengan bekerja sebanyak enam hari seminggu, Chutiphong dan temannya mendapatkan total penghasilan lebih dari Rp 24 juta per bulan. Setelah dikurangi biaya operasional, keduanya berbagi laba akhir sebesar Rp 9 juta.

Meskipun mungkin tidak sebanyak yang ia dapatkan dari profesi sebelumnya, Chutiphong mengatakan dia akan terus bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya selama masa-masa sulit ini. Dengan bisnis barunya Chutiphong kini dapat membiayai keluarganya.

Ia berbagi kisahnya tersebut di Facebook dan menyentuh hati banyak orang, mengingat bahwa di saat masa krisis ini ternyata masih ada harapan. Chutiphong mengatakan sempat mengalami stres dengan keadaan ekonominya tetapi ketika melihat wajah putranya, ia mengingatkan dirinya untuk tidak menyerah.

“Aku tidak boleh stres seperti ini. Aku perlu mencari sesuatu untuk menghasilkan uang guna menghidupi keluarga saya,” ungkap Chutiphong seperti dikutip Liputan6.com dari World of Buzz, Kamis (9/4/2020).

Kisah Chutiphong dan temannya tersebut dapat menjadi contoh bagi semua orang untuk tidak menyerah dalam masa-masa sulit, karena selagi ada kemauan pasti ada jalan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.