Sukses

6 Penyebab Bayi Muntah Setelah Minum ASI dan Bedanya dengan Gumoh

Ketahui penyebab bayi muntah usai minum ASI.

Liputan6.com, Jakarta Penyebab bayi muntah setelah minum ASI penting dipahami para ibu. Menyusui merupakan momen penting untuk ibu dan bayi. Salah satu masalah yang kerap muncul saat menyusui adalah bayi yang muntah.

Bayi yang muntah setelah menyusu kerap dikaitkan dengan gumoh. Padahal muntah dan gumoh merupakan istilah yang berbeda. Penyebab bayi muntah setelah minum ASI bisa dipicu sejumlah faktor. Penyebab bayi muntah setelah minum ASI ini sesekali tidak berbahaya.

Namun, jika penyebab bayi muntah setelah minum ASI ini disertai gejala lainnya, penting untuk ibu mewaspadainya. Mengatasi bayi yang muntah usai menyusu tergantung pada penyebab bayi muntah setelah minum ASI itu sendiri. Mengetahui penyebab bayi muntah setelah minum ASI bisa membuat ibu memberikan penanganan tepat.

Berikut 6 penyebab bayi muntah setelah minum ASI, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (27/5/2020).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 8 halaman

Minum ASI berlebihan

Penyebab bayi muntah setelah minum ASI yang sering terjadi adalah minum yang berlebihan. Bayi memiliki perut yang kecil dengan sistem pencernaan yang belum sepenuhnya sempurna. Seorang bayi yang minum terlalu banyak ASI pada setiap menyusu akan merasa terlalu kenyang dan bisa mengeluarkan sebagian susu yang telah ia minum.

Saat bayi merasa kekenyangan ia juga bisa merasakan kembung, begah, dan sakit perut. Rasa tidak nyaman ini yang membuat bayi muntah usai minum ASI. Sebaiknya atur jumlah ASI yang diminum oleh bayi, tidak terlalu sedikit dan juga tidak berlebihan.

3 dari 8 halaman

GERD

Pada kondisi tertentu, bayi yang muntah setelah minum ASI bisa menandakan adanya masalah yang tak boleh disepelekan. Penyebab bayi muntah setelah minum ASI ini adalah GERD atau gastroesophageal reflux disease. Ini terjadi ketika asam lambung di perut bayi naik ke kerongkongan yang juga disertai ASI yang sebelumnya diminum.

Hal ini dapat menyebabkan bayi muntah di minggu-minggu pertama atau bulan kehidupannya. GERD pada bayi biasanya disertai gejala lain seperti rasa sakit dan tidak nyaman, tersedak, batuk, mengi, atau masalah pernapasan lainnya. Segera periksakan pada dokter terkait kondisi ini untuk mendapat penanganan tepat.

4 dari 8 halaman

Menelan udara saat menyusu

Menelan udara selama menyusu bisa menjadi penyebab muntah pada bayi. Ini kerap terjadi pada bayi yang minum ASI melalui botol. Bayi yang minum sangat cepat juga bisa menghirup udara bersama dengan susu.

Udara yang tertelan bisa menyebabkan kembung dan ketidaknyamanan pada bayi. Akibatnya, bayi bisa memuntahkan kembali ASI yang telah diminumnya. Batasi penggunaan botol susu dan pastikan agar bayi minum ASI secara perlahan.

5 dari 8 halaman

Sensitivitas atau alergi

Bayi bisa merasa tidak nyaman atau sakit ketika bereaksi terhadap sesuatu yang dimakan atau diminumnya. Ini juga bisa termasuk makanan yang dikonsumsi ibu yang memberinya ASI. Alergen yang paling umum termasuk susu, telur, gandum, kacang-kacangan, biji-bijian, ikan dan kerang-kerangan dapat memengaruhi tingkat alergi dan sensitivitas bayi.

Jika bayi alergi, ia mungkin juga memiliki gejala lain, seperti diare, bengkak atau gatal di sekitar mulut, hidung atau matanya. Gejala-gejala ini biasanya muncul dalam beberapa menit atau beberapa jam setelah minum ASI.

6 dari 8 halaman

Masalah pencernaan

Sistem kekebalan tubuh bayi masih berkembang seiring pertumbuhannya. Pada masa ini bayi bisa rentan terkena infeksi virus dan bakteri pada pencernaanya. Penyebab bayi muntah setelah minum ASI yang dikarenakan oleh infeksi akan datan tiba-tiba.

Bayi mungkin memiliki siklus muntah yang datang dan pergi selama sekitar 24 jam. Ia mungkin juga memiliki gejala lain, seperti diare, demam atau sakit perut. Segera periksakan pada dokter jika gejala ini tak kunjung hilang selama lebih dari 24 jam.

7 dari 8 halaman

Flu

Bayi mudah masuk angin dan flu karena mereka memiliki sistem kekebalan yang rentan. Dilansir dari Healthline, bayi mungkin bisa mengalami hingga tujuh pilek kali pada tahun pertama. Pilek dan flu dapat menyebabkan berbagai gejala pada bayi. Bersamaan dengan pilek, bayi bisa mengalami muntah setelah menyusu.

Terlalu banyak lendir di hidung dapat menyebabkan hidung tersumbat. Hal ini dapat memicu serangan batuk hebat yang terkadang menyebabkan muntah pada bayi.

8 dari 8 halaman

Beda muntah dan gumoh pada bayi

Banyak orang menyamakan istilah muntah dan gumoh pada bayi. Meski sama-sama mengeluarkan cairan putih, gumoh dan muntah adalah dua hal yang berbeda. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), di Indonesia 25% bayi Indonesia mengalami gumoh >4 kali selama bulan pertama dan 50% bayi mengalami gumoh 1 – 4 kali per hari sampai usia 3 bulan.

Gumoh merupakan kondisi umum yang dialami bayi di awal-awal kehidupannya. Menurut IDAI, gumoh terjadi karena lambung bayi masih sangat kecil dan katup lambung belum benar-benar kuat. Ini akan membuat cairan ASI dapat mengalir kembali ke mulut. Gumoh akan berkurang dan menghilang saat bayi mencapai usia 18 – 24 bulan.

Sementara muntah pada bayi biasanya muncul karena kondisi tertentu seperti infeksi atau alergi. Bayi yang gumoh biasanya akan terlihat baik-baik saja dan tidak rewel. Sementara bayi yang muntah biasanya cenderung rewel dan disertai gejala lainnya seperti diare, demam, atau kembung.

Bayi yang muntah, jika tak segera ditangani akan menimbulkan dehidrasi. Gejala bayi yang dehidrasi antara lain mata tampak cekung, tidak ada air mata saat menangis, kulit kering, mulut kering, tampak lemas atau rewel, dan urin berkurang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.