Sukses

Main Game Selama 22 Jam, Remaja Ini Alami Kelumpuhan Tangan

Kecanduan game online, remaja ini hanya tidur 2 jam dalam sehari.

Liputan6.com, Jakarta Bermain game online saat ini semakin digemari oleh banyak orang, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Perkembangan game online yang begitu pesat dengan berbagai terobosan, membuat para gamer semakin tertarik untuk memainkannya. Namun ternyata game online juga membawa pengaruh buruk bagi beberapa orang yang menjadi ketagihan dan lupa waktu.

Para gamer yang ketagihan itu bermain sepanjang waktu dan lupa untuk menjaga kondisinya hingga berpengaruh buruk terhadap kesehatannya. Seperti nasib malang yang dialami oleh seorang remaja bernama Xiaobin asal Cina ini. Ia mendadak mengalami kelumpuhan pada lengan dan tangan kirinya akibat terlalu lama bermain game online di komputer.

Dalam sehari remaja 15 tahun ini bisa menghabiskan waktu hingga 22 jam untuk bermain game dan sudah berlangsung selama 1 bulan. Xiaobin yang masih duduk di bangku SMP ini bermain game untuk mengisi waktu selama lockdown di daerahnya. Sang ibu mengira anaknya melakukan kegiatan belajar online dan tidak menyadari bahwa Xiaobin sudah kecanduan bermain game.

Hingga akhirnya Xiaobin ditemukan pingsan di rumahnya. Melihat kondisi anaknya yang sudah tidak berdaya, sang ibu merasa syok. Xiaobin kemudian dilarikan ke rumah sakit Jiangbin Guangxi di Kota Naning dan mendapat perawatan intensif.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tidur Hanya Dua Jam Sehari

Seperti siswa kelas 9 lain di daerahnya, Xiaobin beraktivitas di rumah selama lockdown sejak Februari lalu. Seluruh sekolah di China tutup dan menerapkan sistem belajar-mengajar online. Ibu Xiaobin mengatakan kepada media lokal bahwa putranya menghabiskan sebagian besar waktunya di kamar.

Ia mengira anaknya belajar dan tidak macam-macam. Sang ibu tak pernah mengira anaknya kecanduan berat bermain game. Ia mengaku tak menaruh curiga saat Xiaobin mengatakan dirinya menggunakan komputer untuk mengerjakan kelas online.

"Dia menutup semua jendela dan mengunci pintu kamarnya jadi kami tak tahu apa yang sebenarnya ia kerjakan," kata ibu Xiaobin seprti dikutip oleh Liputan6.com dari Daily Mail, Senin (13/7/2020).

Namun dari percakapan online Xiaobin dengan temannya akhirnya sang ibu tahu anaknya nyaris tak pernah tidur dalam dua bulan terakhir. Ia menghabiskan 22 jam sehari untuk bermain game.

“Dari percakapan online dengan temannya aku tahu anakku tak pernah tidur, hanya dua jam saja sehari,” ungkap sang ibu.

Xiaobin dilarikan ke rumah sakit pada bulan Maret lalu setelah ditemukan pingsan. Dokter mendiagnosis remaja itu mengalami stroke otak setelah menjalani CT scan. Ia juga mengalami kelumpuhan pada lengan dan tangan kirinya, sehingga tidak mampu untuk digerakkan.

3 dari 3 halaman

Sulit Memperkirakan untuk Pulih Sepenuhnya

Dokter Li, spesialis otak rumah sakit tempat Xiaobin dirawat mengatakan kondisi tersebut dipicu gaya hidup tidak sehat seperti sering begadang demi bermain game.

“Alasan utamanya adalah karena pola tidur dan pola makan yang tidak teratur karena tidak bersekolah. Orangtua juga terlalu menoleransi perilakunya,” Kata Dokter Li.

Sementara itu Dokter Jin, kepala terapis rumah sakit mengatakan sulit untuk memperkirakan apakah Xiaobin bisa pulih sepenuhnya. Kecanduan video game telah menjadi permasalahan di kalangan anak muda di Cina belakangan ini. Banyak remaja yang mengabaikan pelajaran sekolah, kehidupan sosial hingga keluarga untuk bermain game online.

Kini banyak orangtua yang memanfaatkan rehabilitasi detoks digital sebagai upaya terakhir untuk membatasi kecanduan anak-anaknya di dunia digital. Kecanduan internet sekarang telah dianggap sebagai gangguan klinis di negara tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.