Sukses

Kisah Haru 3 Bocah Merawat 13 Anjing Liar Meski Hidup Tak Berkecukupan

3 Bocah rela merawat hewan liar meski hidupnya tak berkecukupan.

Liputan6.com, Jakarta Memiliki hidup kekurangan, tak sedikit orang yang rela memberikan bantuan kepada hewan yang membutuhkan bantuan. Kecintaannya terhadap hewan kerap membuat seseorang akan melakukan ragam cara untuk membantu hewan tersebut.

Seperti kisah 3 bocah yang tulus rela merawat anjing liar dan jenis hewan lainnya walaupun hidupnya tak berkecukupan. Meski tidak punya cukup makanan untuk kehidupan sehari-hari, tiga bocah ini rela merawat dan membantu anjing liar dan hewan lainnya.

Tiga bocah tersebut berasal dari Kuantan, Malaysia. Ketulusan yang dilakukan oleh tiga bocah tersebut tentunya memberikan inspirasi tersendiri bagi seseorang. Selain memiliki empati dan simpati kepada manusia, sikap empati ini juga penting diberikan kepada hewan.

Kisah tiga bocah yang rela merawat anjing liar dan hewan lainnya ini dilansir Liputan6.com dari World of Buzz, Kamis (24/9/2020).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Merawat 13 Anjing Liar dan Jenis Hewan Lainnya

Selain merawat 13 anjing liar, tiga bocah yang berasal dari Kuantan, Malaysia ini juga merawat jenis hewan lainnya. Meskipun tidak punya cukup makanan untuk sehari-hari dan harus tidur di lantai yang kotor, tiga bocah ini rela merawat dengan tulus 13 anjing liar tersebut.

Dilansir World of Buzz, tiga bersaudara ini baru berusia 12, 10, dan 9 tahun. Tiga saudara ini tidur di antara gundukan sampah dan kotoran 13 anjing, musang, kura-kura kulit lunak, burung dan ikan, karena mereka tidak memiliki kamar.

Tiga bocah ini dirawat oleh paman mereka selama 3 tahun terakhir. Sang paman adalah tukang las. Tiga bocah tersebut dirawat oleh sang paman lantaran ayah dan ibunya bekerja jauh dari tempat tinggal mereka. Sang ibu bekerja di Singapura atau Johor sementara sang ayah pulan setiap satu pekan sekali lantaran bekerja di hutan yakni di daerah Rompin.

3 dari 4 halaman

Dikunjungi Dinas Kesejahteraan Sosial

Persatuan Orang Tua dan Guru Sekolah Jenis Kebangsaan Taman Tas dan Dinas Kesejahteraan Sosial Pahang baru-baru ini mengunjungi saudara kandung dan terkejut dengan kondisi kehidupan mereka. Mereka rupanya 'disambut' dengan tumpukan sampah yang terdiri dari wadah makanan, botol plastik dan barang acak lainnya.

Tiga bocah tersebut juga mengatakan bahwa butuh 10 menit untuk memasukkan semua anjing ke dalam kandang. Perwakilan dari Dinas Kesejahteraan Sosial juga menuturkan bahwa seluruh tempat di sudut rumah juga berbau.

Kepada perwakilan sekolah dan Dinas Kesejahteraan Sosial, tiga bocah tersebut menuturkan bahwa sang ayah akan memberi setiap anaknya RM50 untuk pengeluaran harian. Sementara sementara sang paman akan memberikan RM60 kepada kakak tertua untuk membeli bahan makanan.

“Kakak tertua memberi tahu kami bahwa mereka akan makan mie instan atau roti setelah pulang sekolah, sambil menunggu paman mereka pulang dengan membawa makanan. Jika ada bahan makanan di rumah, dia akan menyiapkan makanan sederhana,” kata perwakilan sekolah.

Mereka juga menambahkan bahwa anak-anak sangat tertinggal dalam pendidikan karena mereka melewatkan banyak pelajaran.

“Seragam sekolah mereka juga kotor, tidak disetrika dan sobek. Pihak sekolah telah berusaha membantu dengan memberikan prioritas kepada mereka untuk mendapatkan bantuan seperti seragam dari lembaga swadaya masyarakat, selain makanan pendamping. Beberapa guru menyumbangkan kasur dan bantal saat melihat kondisi rumahnya. Kami sudah beberapa kali menelepon wali mereka untuk membahas situasi anak-anak ini, tetapi upaya tersebut gagal karena paman mereka tidak ada,” tambah mereka.

4 dari 4 halaman

Menempatkan Tiga Anak di Tempat Penitipan

Saran otoritas sekolah untuk menempatkan ketiga anak di rumah penitipan anak pada awalnya gagal karena saudara kandung menolak untuk dipisahkan dari paman mereka. Tetapi sang paman telah setuju untuk penempatan sementara ini. Hal tersebut juga dilakukan agar dapat membersihkan rumah mereka atau mencari tempat tinggal lain.

Sungguh menyedihkan bahwa anak-anak hidup dalam situasi seperti ini dan kami benar-benar berharap mereka mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan untuk mengembalikan pendidikan mereka ke jalur yang benar, tetapi kami juga ingin memuji kebaikan mereka terhadap yang tersesat karena mereka senang dan mau menampung hewan meskipun mereka hidup berkecukupan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini