Sukses

6 Bahaya Deodoran Bagi Kesehatan, Waspadai Kandungannya

Batasi penggunaan deodoran sehari-harinya.

Liputan6.com, Jakarta Deodoran merupakan salah produk kecantikan yang selalu digunakan sehari-hari khusunya bagi wanita. Setelah selesai mandi, deodoran adalah produk yang tak pernah ketinggalan. Penggunaan deodoran tentunya dapat meningkatkan kepercayaan diri seseorang, apalagi untuk seseorang yang memiliki bau badan.

Kandungan yang terkandung dalam deodoran harus diwaspadai. Bahan-bahan yang terkandung di dalamnya dapat berbahaya bagi kesehatan. Kamu bisa membatasi penggunaan deodoran atau menggantinya dengan bahan alami lainnya.

Selama seminggu tentunya seseorang dipadatkan dengan ragam aktivitas dan tak pernah ketinggalan untuk menggunakan deodoran. Cara mengatasi penggunaannya, kamu bisa mengistirahatkan ketiak kamu ketika hari libur.

Mengistirahatkan ketiak dari penggunaan deodoran juga dapat melindungi kesehatan kamu dari kandungan yang terkandung di dalamnya.

Berikut Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber tentang bahaya penggunaan deodoran bagi kesehatan, Jumat (2/10/2020).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Bahaya Deodoran Bagi Kesehatan

Meskipun deodoran dapat meningkatkan kepercayaan diri dan memberikan kesegaran, deodoran juga memiliki beberapa bahaya bagi kesehatan yang harus diwaspadai.

1. Bahaya yang pertama yakni deodoran memiliki dampak buruk bagi kesehatan otak. Penggunaan deodoran dengan kadar aluminium yang tinggi mampu menyebabkan penyakit Alzheimer dan demensia. Hal ini tentu saja berdampak buruk pada kemampuan otak untuk berpikir atau memecahkan masalah.

2. Zat berbahaya yang hadir di dalam deodoran seperti paraben maupun phthalates bisa menyebabkan bayi lahir cacat karena bahan kimia tersebut menyebabkan sel tubuh mutasi. Itulah sebabnya wanita hamil disarankan untuk tidak memakai deodoran. Bagi wanita hamil bisa menggantinya dengan menggunakan bahan alami minyak kelapa. Selain itu kamu juga bisa mengoles ketiak kamu dengan baby oil.

3. Senyawa yang ditemukan di dalam deodoran ternyata bisa menyebabkan pubertas dini pada anak-anak. Senyawa ini akan menyebabkan mutasi sel dan mempengaruhi keseimbangan hormonal. Hal tersebut tentunya bisa dicegah dengan menghindari penggunaan deodoran atau membatasi penggunaannya.

4. Kanker payudara merupakan gangguan kesehatan yang paling membahayakan dari penggunaan deodoran. Kanker payudara sendiri merupakan salah satu penyakit yang kerap menjadi momok menakutkan bagi wanita. Penggunaan deodoran bisa menyebabkan kanker payudara, sebab deodoran akan meningkatkan kadar hormon estrogen yang meningkatkan pengembangan jaringan payudara yang berpotensi menjadi kanker.

5. Alkohol di dalam deodoran bisa menjadi penyebab alergi kulit dan kulit kering. Gatal maupun ruam juga bisa terjadi karena penggunaan deodoran. Sementara kandungan triclosan di dalam deodoran ternyata membuat ketiak menjadi lebih gelap.

6. Bahaya selanjutnya yakni deodoran dapat menyebabkan sakit kepala. Kandungan yang terkandung di dalamnya, tanpa kamu sadari dapat menyebabkan sakit kepala. Hal ini terjadi karena zat berbahaya di dalam deodoran yang menumpul bisa memperburuk sinus dan menyebabkan sakit kepala yang parah. Deodoran juga bisa mengganggu sistem pernapasan karena aromanya yang kuat.

3 dari 4 halaman

Bahan Deodoran yang Harus Diperhatikan

Seorang profesor biologi di North Carolina State University, Heather Patisaul, Ph.D memperingatkan bahaya deodoran bagi tubuh. Bahan-bahan yang terkandung dalam deodoran yang dioleskan pada ketiak lebih berbahaya dibandingkan racun yang masuk melalui mulut, karena bahan berbahaya dapat langsung masuk melalui aliran darah tanpa melalui proses metabolisme.

Hal senada juga diungkap oleh Philip Harvey, Ph.D., pemimpin redaksi Journal of Applied Toxicology bahwa beberapa senyawa yang digunakan dalam deodoran diserap dan disimpan dalam sel lemak, yang banyak terdapat di daerah ketiak. Jaringan ketiak mengandung reseptor hormon, yang bisa bereaksi terhadap bahan-bahan deodoran yang sama.

Berikut adalah 5 bahan deodoran yang wajib diperhatikan:

1. Parabens

Dalam deodoran dan produk perawatan pribadi lainnya, paraben digunakan sebagai pengawet. Penelitian menunjukkan beberapa paraben dapat mengganggu tubuh dalam memproduksi dan mengatur estrogen dan hormon lainnya, Patisaul"Ada jaringan estrogen-sensitif pada payudara, sehingga dikhawatirkan dapat memicu pertumbuhan sel-sel kanker," jelasnya. Itu berlaku untuk laki-laki maupun perempuan.

Meski American Cancer Society dan National Cancer Institute mengatakan tidak ada "bukti" yang menghubungkan kimia deodoran dengan kanker. Tapi ada bukti laboratorium yang mendukung kekhawatiran Patisaul. Penelitian dari Philippa Darbre, seorang ahli onkologi di University of Reading di Inggris, menunjukkan pencampuran paraben yang berbeda dapat memperkuat efek estrogenik.

2. Aluminium

Masih menurut studi Darbre, logam ini dapat menyebabkan ketidakstabilan gen dalam jaringan payudara. Ketidakstabilan ini membuat perubahan serta dapat meningkatkan pertumbuhan tumor atau sel kanker. "Lebih dari 50% kanker payudara mulai di kuadran luar atas dari payudara lokal ke daerah ketiak," kata Darbre. 

3. Triclosan

Produsen kosmetik menambahkan bahan kimia ini guna mencegah kontaminasi bakteri, dan untuk membunuh bakteri pada permukaan kulit, seperti pada produk anti-jerawat, beberapa deodoran dan antiperspirant serta sabun tangan. FDA mengatakan tidak ada bahaya terkait dengan triclosan. Tapi badan ini juga mengakui bahwa penelitian telah berkembang dan bisa segera mengubah sikapnya.

4. Phthalates

Senyawa ini membantu deodoran dan kosmetik lainnya sebagai pewangi kulit. Namun Phthalates dapat mengganggu fungsi androgen yaitu cara tubuh memproduksi dan menggunakan hormon testosteron, jelas Patisaul. Meskipun testosteron adalah hormon laki-laki, tapi perempuan juga memproduksi hormon ini, dan memainkan peran dalam energi dan otot pemeliharaan.

5. Pewangi

"Ini bisa jadi berasal dari bahan phthalates, atau bisa juga zat lain yang menyebabkan alergi atau iritasi kulit," kata Patisaul. Bahkan beberapa produk beraroma dapat menyebabkan reaksi alergi pada sebagian orang.

 

4 dari 4 halaman

Bahan Alami Pengganti Deodoran

Bahan alami pengganti deodoran dapat menghilangkan bau badan tanpa efek samping. Jadi, kamu bisa lebih tenang karena menggunakannya termasuk aman. Menggunakan bahan-bahan alami tentunya tidak membuat kulit menjadi gelap ataupun kasar.

1. Baking Soda

Baking soda juga bisa digunakan sebagai bahan alami pengganti deodoran. Baking soda efektif untuk mengusir bau badan karena dapat membunuh bakteri dan menyerap kelembapan. Caranya mudah saja, cukup dengan mencampurkan soda kue dengan sedikit air, tapi jangan sampai larut. Kemudian gosokkan pada ketiak.

2. Minyak Kelapa

Bahan alami pengganti deodoran selanjutnya adalah minyak kelapa. Asam laurat hadir dalam minyak kelapa yang mampu membunuh bakteri sehingga menghindarkan kamu dari bau badan. Minyak kelapa ini juga bisa menghaluskan kulit ketiakmu, sehingga tidak ada lagi kulit ketiak yang kasar.

3. Lemon

Lemon juga merupakan salah satu bahan alami pengganti deodoran yang bisa kamu gunakan. Hal ini terkait dengan kandungan asam sitrat dalam jus lemon, yang dapat membunuh bakteri penyebab bau badan. Cara menggunakannya mudah saja, tinggal oleskan irisan lemon setiap hari pada ketiak untuk mengatasi bau badan.

4. Lidah Buaya

Bahan alami pengganti deodoran selanjutnya adalah lidah buaya. Lidah buaya aman digunakan pada kulit sensitif, dan dapat dapat memberikan efek menenangkan dan melembapkan. Bahkan, bahan satu ini juga dapat menghilangkan bau badan karena kandungan antibakteri dan antimikrobanya. Kamu tinggal mengaplikasikan gel lidah buaya pada area ketiak dan biarkan hingga teksturnya menyerap sempurna.

5. Minyak Esensial

Oleskan beberapa tetes minyak esensial seperti lavender dan peppermint pada ketiak sebagai bahan pengganti deodoran. Minyak ini dapat membunuh bakteri dan menbuat tubuh kamu harum sepanjang hari.

6. Cuka Apel

Bahan alami pengganti deodorant selanjutnya adalah cuka apel. Bahan ini memiliki sifat anti-bakteri dan dikenal dapat menyeimbangkan kadar pH kulit. Bahkan, cuka apel juga diketahui dapat mengontrol produksi keringat berlebih. Cara menerapkannya juga cukup mudah, tinggal oleskan cuka ini menggunakan kapas, lalu tunggu sebentar agar baunya hilang.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.