Sukses

Tujuan Pembelajaran, Manfaat, dan Klasifikasinya yang Perlu Diketahui

Tujuan pembelajaran merupakan arah yang ingin dituju dari rangkaian aktivitas yang dilakukan dalam proses pembelajaran.

Liputan6.com, Jakarta Tujuan pembelajaran sangat penting dalam proses belajar-mengajar. Tujuan pembelajaran atau instructional objective adalah perilaku hasil belajar yang diharapkan terjadi, dimiliki, atau dikuasai oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu.

Tujuan pembelajaran merupakan arah yang ingin dituju dari rangkaian aktivitas yang dilakukan dalam proses pembelajaran. Hal ini biasanya dirumuskan dalam bentuk perilaku kompetensi spesifik, aktual, dan terukur sesuai yang diharapkan terjadi, dimiliki, atau dikuasai siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu. 

Penyusunan tujuan pembelajaran sangat penting artinya dalam rangkaian pengembangan desain pembelajaran. Hal ini nantinya akan menjadi acuan dalam menentukan jenis materi pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, dan media pembelajaran yang akan digunakan dalam  proses pembelajaran.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (7/10/2020) tentang tujuan pembelajaran.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pengertian Tujuan Pembelajaran Menurut Ahli

Pengertian tujuan pembelajaran menurut para ahli dapat dijadikan patokan dalam memahaminya. Seperti yang telah disebutkan Menurut David E. Kapel dan Edward L. Dejnozka, tujuan pembelajaran merupakan sebuah deklarasi yang detail yang dikemukakan dalam sikap dan dimanifestasikan dalam bentuk tulisan agar bisa dicerna dengan baik dan bisa menjadi hasil yang diinginkan.

Sedangkan, Henry Ellington (1984) dan Fred Percival menyatakan bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu deklarasi yang jelas dan memperlihatkan penampilan atau skill dari siswa yang bisa diraih dalam aktivitas pembelajaran.

Selain itu, Robert F Mager, menyebutkan tujuan pembelajaran merupakan sikap yang akan meraih suatu kompetensi yang telah dicanangkan. Sikap yang dimaksud adalah fakta yang abstrak maupun konkret. Langkah berikutnya tujuan pembelajaran diimplementasikan secara global di tahun 1971 termasuk di Indonesia.

3 dari 4 halaman

Penyusunan dan Manfaat Tujuan Pembelajaran

Penyusunan Tujuan Pembelajaran

Penyusunan tujuan pembelajaran sangatlah penting dalam rangkaian pengembangan desain pembelajaran. Pada tahap ini, kamu akan menentukan tujuan pembelajaran yang menjadi acuan untuk menentukan jenis materi pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, dan media pembelajaran yang akan digunakan dalam  proses pembelajaran. Tanpa tujuan yang jelas, pembelajaran akan menjadi kegiatan tanpa arah, tanpa fokus, dan menjadi tidak efektif.

Manfaat Tujuan Pembelajaran

Upaya merumuskan tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat tertentu, baik bagi guru maupun siswa. Nana Syaodih Sukmadinata (2002) mengidentifikasi 4 (empat) manfaat dari tujuan pembelajaran, yaitu:

1. Memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar mengajar kepada siswa, sehingga siswa dapat melakukan perbuatan belajarnya secara lebih mandiri;

2. Memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar;

3. Membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media pembelajaran;

4. Memudahkan guru mengadakan penilaian.

Komponen Penulisan Tujuan Pembelajaran

Terdapat beberapa komponen penting dalam menulis format tujuan pembelajaran. Berikut diantaranya:

1. Mengungkapkan sesuatu yang memang harus dilaksanakan peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung dan memberikan pemberitahuan berupa apa saja keterampilan atau kemampuan yang harus dikuasainya.

2. Adanya panduan berupa masalah atau hambatan yang bisa muncul saat pembelajaran dilaksanakan

3. Adanya panduan yang jelas tentang parameter rendah dan tinggi suatu tujuan pembelajaran diraih.

4 dari 4 halaman

Klasifikasi Tujuan Pembelajaran

Ranah Kognitif

Pada ranah ini tujuan pembelajaran membicarakan tentang aktivitas intelektual yang bermuara dari level pengetahuan hingga ke level atas yaitu evaluasi. Pada ranah kognitif ini terdapat enam level. Berikut urutan level kognitif yang perlu diketahui:

Level Knowledge (Pengetahuan). Siswa dituntut untuk bisa mengingat atau menghafal suatu materi (pelajaran). Selain itu siswa akan ditantang untuk bisa menjelaskan kembali pengetahuan yang sudah diterima sebelumnya.

Level Comprehension (Pemahaman). Siswa diharuskan untuk bisa melakukan tafsiran, mengartikan, menerjemahkan dan menjelaskan dengan cara mereka sendiri mengenai pengetahuan yang sudah pernah diterima sebelumnya.

Level Application (Penerapan). Menguji keahlian siswa dalam menerapkan pengetahuan untuk tujuan menyelesaikan masalah yang ada dalam soal maupun kehidupan nyata.

Level Analysis (Analisis). Kemampuan siswa dalam mempraktekan segala pengetahuan yang diraih untuk membuat solusi dari kehidupan sehari hari.

Level Synthesis (Sintesis). Keahlian siswa untuk bisa menghubungkan dan memadukan berbagai komponen dan aspek dari pengetahuan untuk dijadikan sebuah pengetahuan baru.

Level Evaluation (Evaluasi). Keahlian siswa untuk menciptakan prediksi atau keputusan dari sebuah persoalan atau pengetahuan yang telah dipunya. 

 

Ranah Afektif (Sikap dan Perilaku)

Ranah afektif memiliki hubungan dengan perilaku, minat, penghargaan dan adaptasi mental sosial. Berikut urutan level afektif yang perlu diketahui:

Kemauan Menerima. Kemauan untuk bisa mengamati suatu fenomena dan mampu menerima secara lapang, seperti kemauan menerima pendapat orang lain.

Kemauan Menanggapi. Ketika siswa ikut serta secara aktif dalam acara tertentu, yang lebih condong pada perilaku inisiatif.

Berkeyakinan. Penerimaan siswa terhadap sistem nilai tertentu dalam diri personal masing masing.

Penerapan Karya. Pengakuan siswa pada sistem nilai yang bersifat subyektif pada sebuah karya. Contohnya adalah kesadaran pada hak dan kewajiban.  

Ketekunan dan Ketelitian. Siswa yang telah mempunyai sistem nilai akan bisa berkomitmen tentang apa yang sudah diyakini tentang sistem nilai tersebut. Ini bisa terlihat bila siswa telah bisa berperilaku objektif pada setiap hal.

 

Ranah Psikomotor

Pada ranah ini tujuan pembelajaran yang berhubungan dengan skill atau keterampilan yang memiliki karakter konkret, fisik atau motorik. Berikut urutan level psikomotor yang perlu diketahui:

Persepsi. Hal yang berhubungan dengan cara pemakaian indra saat melaksanakan suatu aktivitas.

Kesiapan. Hal yang berkaitan dengan kesanggupan dalam melaksanakan sesuatu hal, seperti kesiapan fisik, pikiran, hingga mental.

Mekanisme. Aktivitas yang berhubungan dengan performa respon dalam sebuah habit (kebiasaan). Ini bisa dilihat saat seseorang bisa menampilkan performa pada bidang keahlian tertentu yang bersifat spesifik.

Respons Terbimbing. Berkaitan dengan cara menduplikasi atau meniru suatu aksi dari orang lain. Dan melakukan aksi tersebut secara identik.

Kemahiran. Tingkatan ini berhubungan dengan keterampilan pada kinerja gerakan motorik.

Adaptasi. Berkaitan dengan skill yang telah ada dan berkembang pada masing masing personal. Sehingga individu tersebut bisa mentransformasikan setiap gerakan yang ada dengan keadaan atau kondisi tertentu.

Originasi. Berhubungan dengan metode untuk membuat gerakan baru yang diadaptasi sesuai pada kondisi tertentu.

Itulah beberapa klasifikasi pada tujuan pembelajaran yang harus kamu pahami. Jadi, tujuan pembelajaran ini sangatlah penting untuk pendidikan, dan tidak bisa dibuat secara sembarangan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini