Sukses

7 Biografi Singkat Pahlawan Nasional, Pengingat Pentingnya Sejarah

Sebagai inspirasi dan menambah semangat perjuangan, mengenang jasa pahlawan terdahulu perlu dilakukan.

Liputan6.com, Jakarta Dalam mencapai kemerdekaannya, Indonesia melalui berbagai hambatan dan rintangan. Bahkan demi impian berupa kemerdekaan, banyak nyawa yang harus gugur di medan pertempuran. Hal ini menjadi pengingat, bahwa kedamaian dan kebebasan yang dirasakan saat ini, merupakan hasil tumpah darah para pejuang terdahulu.

Para pejuang tersebut, juga tidak hanya yang gugur di medan tempur. Ada juga yang berjuang melalui jalan pendidikan. Dari pendidikan, rakyat Indonesia kala itu semakin cerdas dan mampu mendorong terlaksananya kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah. Untuk mengenang jasa para pejuang terdahulu bisa melalui biografi singkat Pahlawan Nasional.

Melalui biografi singkat Pahlawan Nasional tersebut bisa diketahui dengan jelas berbagai informasi tambahan yang penting untuk diketahui. Tidak jarang juga, dengan biografi singkat Pahlawan Nasional tersebut bisa menjadi inspirasi agar sebagai generasi penerus bangsa mampu membawa Indonesia ke arah yang lebih baik.

Selain itu, sebagai sebuah pengingat akan jasa-jasa mereka, berikut ini Liputan6.com telah merangkum biografi singkat Pahlawan Nasional dari berbagai sumber, Jumat (9/10/2020).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 8 halaman

1. Biografi Singkat Pahlawan Nasional: Diponegoro

Biografi singkat Pahlawan Nasional yang pertama yaitu dari Bendara Pangeran Harya Dipanegara atau yang lebih dikenal dengan nama Diponegoro. Lahir di Ngayogyakarta Hadiningrat, 11 November 1785 dan meninggal di Makassar, Hindia Belanda, pada 8 Januari 1855, tepatnya pada umur 69 tahun.

Pangeran Diponegoro semakin dikenal ketika memimpin Perang Diponegoro atau yang bisa disebut Perang Jawa, tepatnya tahun 1825-1830 saat melawan pemerintah Hindia Belanda. Bahkan bisa dikatakan jika perang tersebut tercatat sebagai perang dengan jumlah korban paling besar dalam sejarah Indonesia.

3 dari 8 halaman

2. Biografi Singkat Pahlawan Nasional: Agus Salim

Biografi singkat Pahlawan Nasional selanjutnya yaitu Haji Agus Salim. Beliau lahir dengan nama Masyhudul Haq, lahir di Koto Gadang, Agam, Sumatera Barat, Hindia Belanda, 8 Oktober 1884 dan meninggal di Jakarta, Indonesia, 4 November 1954 pada umur 70 tahun.

Pada tahun 1915, Haji Agus Salim bergabung dengan Sarekat Islam (SI), dan menjadi pemimpin kedua di SI setelah H.O.S. Tjokroaminoto. Haji Agus Salim sendiri ditetapkan sebagai salah satu Pahlawan Nasional Indonesia pada tanggal 27 Desember 1961 berdarkan Keppres nomor 657 tahun 1961.

4 dari 8 halaman

3. Biografi Singkat Pahlawan Nasional: Ahmad Yani

Jenderal TNI Anumerta Ahmad Yani lahir di Purworejo, Jawa Tengah, 19 Juni 1922 dan meninggal di Lubang Buaya, Jakarta, 1 Oktober 1965 tepatnya pada umur 43 tahun. Beliau adalah komandan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat yang dibunuh oleh anggota Gerakan 30 September.

Karir militernya dimulai saat bergabung dengan tentara republik untuk berjuang melawan Belanda. Pada bulan-bulan pertama setelah Deklarasi Kemerdekaan, beliau membentuk batalion dengan dirinya sebagai Komandan dan memimpin kemenangan Indonesia melawan Inggris di Magelang.

Beliau juga berhasil mempertahankan Magelang melawan Belanda, yang kala itu mencoba untuk mengambil alih kota. Bahkan berkat jasanya, beliau mendapat julukan ‘Juru selamat Magelang’.

5 dari 8 halaman

4. Biografi Singkat Pahlawan Nasional: Pierre Tendean

Kapten Czi. (Anumerta) Pierre Andries Tendean lahir 21 Februari 1939. Beliau meninggal pada 1 Oktober 1965 pada umur 26 tahun. Dirinya merupakan salah satu perwira militer Indonesia yang menjadi korban peristiwa Gerakan 30 September pada tahun 1965.

Beliau mengawali karier militer dengan menjadi intelijen dan kemudian ditunjuk sebagai Ajudan Jenderal Besar TNI Abdul Haris Nasution untuk menggantikan Kapten Kav Adolf Gustaf Manullang yang gugur dalam misi perdamaian di Kongo Afrika tahun 1963.

Kapten Pierre Tendean dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata bersama dengan enam perwira korban Gerakan 30 September lainnya, dan ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi Indonesia pada tanggal 5 Oktober 1965.

6 dari 8 halaman

5. Biografi Singkat Pahlawan Nasional: Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara atau yang memiliki nama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau Suwardi Suryaningrat. Biografi singkat Pahlawan Nasional ini dimulai dari kelahiran beliau di Pakualaman, 2 Mei 1889 dan meninggal di Yogyakarta, 26 April 1959 di usia 69 tahun. Beliau adalah aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, kolumnis, politisi, serta pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia pada zaman penjajahan Belanda.

Beliau juga menjadi pendiri Perguruan Taman Siswa, yang merupakan lembaga pendidikan dengan tujuan memberikan kesempatan pribumi untuk memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi atau orang Belanda.

7 dari 8 halaman

6. Biografi Singkat Pahlawan Nasional: I Gusti Ngurah Rai

Brigadir Jenderal TNI (Anumerta) I Gusti Ngurah Rai lahir di Desa Carangsari, Petang, Kabupaten Badung, Bali, Hindia Belanda, 30 Januari 191. Beliau menghembuskan napas terakhir di Marga, Tabanan, Bali, Indonesia, 20 November 1946 pada umur 29 tahun.

I Gusti Ngurah Rai dikenal dengan pasukan yang bernama pasukan ‘Ciung Wanara’ dan melakukan pertempuran terakhir yang dikenal dengan nama Puputan Margarana. Istilah Puputan sendiri di dalam bahasa bali, berarti habis-habisan. Sedangkan arti dari Margarana berarti Pertempuran di Marga. Maksud dari Marga adalah desa ibu kota kecamatan di pelosok Kabupaten Tabanan, Bali.

8 dari 8 halaman

7. Biografi Singkat Pahlawan Nasional: Oto Iskandar di Nata

Raden Oto Iskandar di Nata lahir di Bandung, Jawa Barat, pada 31 Maret 1897 dan meninggal di Mauk, Tangerang, Banten, 20 Desember 1945 di usia 48 tahun. Beliau merupakan Pahlawan Nasional Indonesia yang mendapat julukan si Jalak Harupat, dan saat ini menjadi nama stadion sepak bola kebanggan masyarakat Bandung.

Di masa sebelum kemerdekaan, beliau pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Budi Utomo cabang Bandung, tepatnya pada periode 1921-1924. Beliau juga pernah menjadi Wakil Ketua Budi Utomo cabang Pekalongan pada tahun 1924. Kala itu, dirinya juga menjadi anggota Gemeenteraad atau dikenal dengan Dewan Kota Pekalongan untuk mewakili Budi Utomo.

Raden Oto Iskandar di Nata juga aktif bergabung di organisasi budaya Sunda bernama Paguyuban Pasundan. Beliau bahkan menjadi Sekretaris Pengurus Besar tahun 1928, dan menjadi ketua pada periode 1929-1942. Organisasi itu sendiri bergerak dalam bidang pendidikan, sosial-budaya, politik, ekonomi, kepemudaan, dan pemberdayaan perempuan.

Semoga dengan beberapa biografi singkat Pahlawan Nasional di atas bisa menginspirasi untuk membawa Indonesia menjadi lebih baik lagi tanpa melupakan jasa pejuang sebelumnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini