Sukses

Macam-Macam Pola Lantai Seni Tari, Pengertian, dan Unsurnya

Penjelasan mengenai macam-macam pola lantai seni tari.

Liputan6.com, Jakarta Seni tari adalah ekspresi jiwa dalam bentuk gerak yang diiringi dengan irama. Setiap gerak dan perpindahan tarian memiliki nilai untuk menuturkan keindahan.

Untuk mempermudah menuturkan keindahan dalam geraknya, kebanyakan penari mengandalkan macam-macam pola lantai seni tari.

Macam-macam pola lantai seni tari terdiri dari empat jenis saja. Mulai dari pola lantai horizontal, vertikal, diagonal, dan melengkung.

Menurut praktisnya, macam-macam pola lantai seni tari lebih sering diterapkan untuk tarian tradisional. Misalnya saja seperti dalam tari Saman dari Aceh dan tari Pendet dari Bali.

Berikut Liputan6.com ulas macam-macam pola lantai seni tari dari berbagai sumber, Rabu (14/10/2020).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Seni Tari Menurut Para Ahli

Memahami seni tari menurut para Ahli penting dilakukan sebelum memahami macam-macam pola lantai seni tari. Seni tari menurut para Ahli memang melahirkan banyak interpretasi, tetapi intinya tetap sama, yakni gerakan. Nah, macam-macam pola lantai seni tari inilah yang akan memperindah gerakan yang tercipta dari seni tari. Berikut pengertian seni tari menurut para Ahli:

Atik Soepandi (1944)

Beliau merupakan salah satu penulis dalam bidang seni yang aktif menulis sejak tahun 1970 hingga tahun 2000. Soepandi dikenal memiliki ketertarikan dalam bidang seni daerah, khususnya musik tradisional. Pengertian seni tari menurut beliau adalah ekspresi jiwa manusia melalui gerak-gerak ritmis dan melodi yang indah.

Corrie Hartong (1906-1991)

Pakar tari yang satu ini merupakan seorang yang lahir di Belanda, dikenal sebagai guru tari dan koreografer. Hartong memiliki sekolah tarinya sendiri bernama Rotterdam School of Dance yang didirikan pada tahun 1931. Hartong mengartikan seni tari sebagai gerak-gerak badan yang diberi nuansa ritmis dan dilakukan dalam suatu ruang.

Yulianti Parani (1939)

Parani merupakan seorang koreografer dan juga sejarawan yang lahir di Jakarta pada tahun 1939. Beliau sudah mnegenal tari balet sejak usia 11 tahun, lalu mengembangkan tari balet di Indonesia. Beliau juga mendirikan sekolah balet bernama Nritya Sundara pada tahun 1957. Seni tari, menurut Parani, adalah gerak-gerak ritmis sebagian atau seluruhnya dari tubuh yang terdiri dari pola individual atau kelompok yang disertai ekspresi atau ide-ide tertentu.

Bagong Kussudiarja (1928-2004)

Beliau merupakan seorang koreografer dan pelukis yang berasal dari Indonesia. Bagong berkarir dalam bidang seni tari di tahun 1954. Beliau juga memiliki pusat latihan tari (PLT) yang didirikan di tahun 1958. Definisi seni tari menurut beliau adalah suatu seni yang berupa gerak ritmis yang menjadi alat ekspresi manusia.

Drs. I Gede Ardika (1945)

Beliau adalah Menteri Kebudayaan dan Pariwisata pada masa Kabinet Gotong Royong. Beliau memegang jabatan tersebut di tahun 2000 hingga 2011. Beliau mengartikan seni tari sebagai sesuatu yang dapat menyatukan banyak hal hingga semua orang bisa menyesuaikan diri atau menyelaraskan geraknya menurut caranya masing-masing.

Judith Lynne Hanna (1936)

Hanna adalah seorang yang banyak berkontribusi pada bidang seni dan pengetahuan sosial, dan juga ahli dalam bidang antropologi. Karya-karya bukunya sudah diterbitkan di Belgia, Kanada, Prancis, Belanda, dan di beberapa negara lainnya. Menurut Hanna, seni tari adalah seni plastis dari gerak yang visual terlihat sepintas.

Soedarsono (1933)

Beliau merupakan seniman berkebangsaan Indonesia. Beliau merupakan guru besar dalam bidang Seni dan Sejarah Budaya di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gajah Mada. Beliau mendefiniskan seni tari sebagai ungkapan ekspresif jiwa manusia dalam gerak-gerak yang indah dan ritmis.

3 dari 6 halaman

Pola Lantai Seni Tari

Seni tari adalah ekspresi jiwa manusia berupa gerakan ritmis yang diiringi melodi indah. Untuk pola lantai dalam seni tari lebih mengarah pada penanda gerak tarian. Penanda untuk berpindah dari satu pola ke pola yang lainnya agar tercipta tarian indah. Sederhananya, pola lantai seni tari lebih mengarah pada formasi penari.

Meski disebut dengan formasi, tetapi pola lantai seni tari bisa diterapkan pada penari tunggal. Tak hanya bagi penari yang berkelompok dan berpasangan saja. Sebab pola lantai seni tari ditujukan untuk mengatur komposisi tarian juga, tak sekadar posisi agar nampak lebih rapi.

Pola lantai seni tari ini akan sangat berguna untuk latihan. Penari akan lebih mudah menghafal gerakan dan komposisi tarinya. Tentu akan membuat komposisi yang awalnya terlihat sulit menjadi mudah dikuasai. Penari juga bisa menjadi nampak lebih lincah dari biasanya.

4 dari 6 halaman

Macam-Macam Pola Lantai Seni Tari

Horizontal

Pola lantai horizontal ini memiliki bentuk barisan, dengan posisi penarinya berjajar dari kiri ke kanan, atau berjajar dari kanan ke kiri.

Pola lantai horizontal ini memiliki arti yang melambangkan antara ikatan manusia satu dengan manusia yang lain.

Beberapa tarian tradisional dari Indonesia, yang menggunakan pola lantai horizontal, yaitu tari Indang dari Sumatera Barat dan tari Saman dari Aceh.

Diagonal

Pola lantai diagonal memiliki bentuk garis menyudut ke kanan atau ke kiri, yang dilakukan oleh para penari, agar tarian terlihat lebih kokoh dan kuat.

Pola lantai yang satu ini bisa membuat penari menjadi lebih indah, saat membawakan suatu tarian.

Tarian tradisional yang menggunakan pola lantai ini, yaitu tari Sekapur Sirih dari Jambi, tari Gending Sriwijaya dari Sumatera Selatan, dan tari Pendet dari Bali.

5 dari 6 halaman

Macam-Macam Pola Lantai Seni Tari

Vertikal

Pola lantai vertikal memiliki pola lurus memanjang. Memiliki fungsi membentuk formasi lurus dari depan ke belakang atau sebaliknya. Pola ini dilakukan oleh penari lebih dari satu orang.

Pola lantai vertikal ini digunakan daat penari menarikan tarian klasik, karena pola lantai yang satu ini melambangkan antara ikatan manusia dengan Tuhannya. Sehingga pola lantai ini memiliki arti magis, yang kuat dan mendalam.

Tarian tradasional Indonesia yang menggunakan pola lantai ini adalah tari Serimpi dari Jawa Tengah, tari Yospan dari Papua, tari Pasambahan dari Sumatera Barat dan tari Baris Cengkedan dari Bali.

Melengkung

Pola garis lantai yang terakhir adalah pola lantai melengkung, yang terdiri dari beberapa jenis bentuk pola lantai, yaitu garis lingkaran, angka delapan, huruf U dan lengkung ular. Pola lantai lengkung ini bisa membuat tarian tradisional menjadi lebih indah.

Tarian tradisional banyak yang menggunakan pola lantai jenis melengkung, seperti tari Ma’badong Toraja dari Sulawesi Utara, tari Piring dari Sumatera Barat dan tari Randai dari Sumatera Barat.

6 dari 6 halaman

Unsur-Unsur Seni Tari

Wiraga

Unsur dalam seni tari yang pertama adalah raga atau disebut wiraga. Unsur yang pertama ini memiliki artian, bahwa penari wajib menampilkan gerakan badan pada posisi duduk maupun berdiri. Wiraga di ambil dari Bahasa Jawa yang artinya adalah raga, dan dikenal sebagai gerakan tari.

Pada saat menari, para penari harus menonjolkan seluruh gerakan tubuh yang ritmis, dinamis dan estetis. Seni tari memiliki gerak murni yang tariannya tidak memiliki maksud tertentu. Dan memiliki gerak maknawi yang gerakannya memiliki maksud dan tujuan tertentu.

Setiap gerakan yang dibawakan penari, memiliki makna tertentu dan bisa ditebak oleh penonton atau penikmat tari. Contohnya pada saat penari memutar pergelangan tangan, artinya penari tersebut menunjukkan keluwesan. Sedangkan gerakan berdecak pinggang yang dilakukan penari lelaki, memiliki arti wibawa atau kekuasaan.

Wirama

Seni tari juga memiliki unsur irama, yang artinya setiap gerakan tari harus bersifat ritmis sesuai dengan alunan musik yang mengiringinya. Irama atau musik yang digunakan dalam seni tari, biasanya berasal dari rekaman lagu atau langsung dari instrumen musik yang dibawakan oleh pemusik.

Namun di dalam beberapa tarian, gerakan tari bisa dilakukan dengan mengikuti irama dari tepukan tangan, hentakan kaki, hitungan maupun nyanyian yang dibawakan penari.

Musik atau irama yang ada dalam unsur seni tari, bisa membuat suasana menjadi lebih hidup, harmonis dan sesuai dengan makna tarian tersebut.

Wirasa

Unsur seni tari yang selanjutnya adalah wirasa atau rasa, yang memiliki arti bahwa tarian tersebut bisa menyampaikan sebuah pesan perasaan, dari setiap gerakan yang dibawakan oleh penari. Pesan perasaan ini akan tersampaikan dari ekspresi yang dibawakan oleh penari.

Bagi seorang penari, penjiwaan dan ekspresi wajah saat menari sangatlah penting. Jika seorang penari mendapatkan karakter sebagai perempuan, maka ia harus menari dengan gerakan lemah gemulai, dan mimik wajah yang ramah.

Unsur wirasa ini juga harus menyatu dengan irama yang dibawakan pada saat menari. Contohnya pada saat iramanya sedih, penari juga harus memasang wajah yang sedih, agar pesan dari tarian tersebut tersampaikan pada penikmat seni tari.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini