Sukses

Bersihkan Toilet dengan Cairan Pemutih, Wanita Ini Mendadak Sesak Napas

Tidak sengaja menghirup aroma cairan pemutih yang dituangkan, ia mendadak sesak napas.

Liputan6.com, Jakarta Cairan pemutih biasanya digunakan untuk membersihkan kotoran atau noda pada pakaian. Terkadang cairan pemutih ini juga digunakan untuk membersihkan kamar mandi dan toilet. Hal tersebut dilakukan karena cairan pemutih dinilai ampuh untuk membersihkan noda pada permukaan kamar mandi dan toilet.

Namun rupanya cairan pemutih juga dapat membahayakan nyawa jika tidak berhati-hati dalam penggunaannya. Cairan tersebut dapat membuat sesak napas jika terhirup terlalu banyak pada saluran pernapasan. Bila sudah terjadi hal demikian, harus segera mendapatkan penanganan medis.

Seperti yang dialami oleh seorang wanita bernama Nur Diyana dari Malaysia ini. Ia mengalami insiden ketika membersihkan toilet dengan menggunakan cairan pemutih. Pengalaman yang mungkin tak akan ia lupakan seumur hidupnya itu ia bagikan di akun Facebooknya.

Ia menceritakan bahwa saat ingin membersihkan toilet, ia menggunakan cairan pemutih. Cairan tersebut ia tuangkan di beberapa bagian toilet. Namun tiba-tiba ia menjadi sesak napas karena tidak sengaja menghirup aroma cairan pemutih yang ia tuangkan itu.

"Ceritanya tadi malam mood rajin tiba-tiba datang, jadi dengan ringan tangan tuangkan cairan pemutih di lantai kamar mandi. Tidak terlalu banyak, hanya separuh gelas kecil. Cuma tuang di wastafel dan di pojok-pojok toilet. Setelah menuangkan cairan pemutih itu biasanya akan saya diamkan selama tiga sampai empat jam tapi hari ini malang. Setelah dituangkan saya langsung menyikatnya," ungkap Nur Diyana, seperti dikutip oleh Liputan6.com dari mStar, Kamis (22/10/2020).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mengalami Muntah hingga Sesak Napas

Tidak lama kemudian, Nur Diyana mulai merasakan gejala-gejala tidak wajar pada tubuhnya. Ia mulai merasa pedih di mata bahkan sampai muntah-muntah dan sesak napas.

"Tak sampai beberapa menit mata mulai pedih, dada sudah sakit, mulai batuk-batuk dan paling buruk tidak bisa bernapas! Selang beberapa menit kepala sudah pusing, muntah-muntah, paru-paru jadi sempit sesempit-sempitnya dalam wakti 5 menit saja," ungkap Nur Diyana.

Dalam keadaan khawatir, ia mencoba untuk istirahat dengan harapan kondisinya akan membaik. Namun yang terjadi malah sebaliknya. Kondisi wanita itu semakin memburuk dan sampai tak mampu untuk berdiri. Akhirnya wanita tersebut dilarikan ke rumah sakit oleh suaminya untuk mendapat pengamanan medis.

"Rupa-rupanya semakin lama semakin tidak bisa bernapas. Bahkan berdiri pun tak bisa. Lalu siap-siap, suami mengantar ke rumah sakit. Setelah sampai, belum sempat daftar saya langsung minta nebulizer. Sudah tidak kuat," kata Nur Diyana.

Beruntung setelah mendapatkan penanganan dokter nyawanya dapat diselamatkan. Kondisinya jadi lebih baik setelah mendapat suntikan obat dan bantuan oksigen.

"Dokter memeriksa dan langsung memberi nebulizer, diinfus dan memasukkan obat, dilanjutkan dengan infus untuk obat radang paru-paru. Beruntung cepat ditangani. Setelah obat masuk semua, pernapasan jadi baik seperti semula. Saat datang tadi oksigen drop jadi 90. Bagaimana tak sesak napas," tuturnya.

3 dari 3 halaman

Kejadian Ini Membuatnya Trauma

Nur Diyana mengaku insiden tersebut membuatnya trauma. Ia menjadikan kejadian tersebut sebagai pelajaran agar lebih berhati-hati menggunakan cairan pemutih. Nur Diyana juga meminta warganet bergegas ke rumah sakit jika merasa sesak atau pusing setelah menghirup cairan pemutih.

"serius baru sadar betapa bahayanya cairan pemutih itu. Jika sudah terhirup seperti itu rasanya seperti tinggal separuh nyawa. Tak terbayang jika terminum. Nauzubillah!" kata Nur Diyana.

"Hati-hatilah lain kali. Jika terhirup dan terasa sesak napas atau pusing, bergegaslah pergi ke rumah sakit. Ingat ya walau kita hanya mencium baunya saja sekalipun, cairan pemutih ini dapat mengakibatkan kerusakan pada jaringan paru-paru dan bisa sebabkan kematian. Tolong disadari," tutur wanita asal Malaysia ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini