Sukses

Cerita di Balik CabutKost, Bisnis Bantu Cabut dari Indekos Selama Pandemi

Banyaknya mahasiswa yang meninggalkan indekos dimanfaatkan jadi peluang usaha.

Liputan6.com, Jakarta Masa pandemi Covid-19 membuat sektor usaha indekos mahasiswa sedikit kembang kempis. Pasalnya selama pandemi Covid-19 yang dimulai pada April 2020 lalu membuat seluruh aktivitas perkuliahan dilaksanakan secara daring. Banyak mahasiswa perantau memilih pulang ke daerah asal untuk menjalani kuliah daring dari rumah masing-masing. 

Tak sedikit pula mahasiswa yang memilih cabut dari indekos. Beragam pertimbangan seperti mengurangi pengeluaran, merasa lebih aman di rumah, hingga tidak pastinya kapan perkuliahan tatap muka dimulai membuat sejumlah mahasiswa memutuskan untuk kembali ke kampung halaman.

Kondisi ini justru dilihat sebagai peluang oleh Muhammad Gibran Siswantono, mahasiswa semester 7 Teknik Industri Universitas Islam Bandung (UNISBA). Bersama ketiga temannya, Gibran membuat sebuah usaha jasa pindahan indekos bagi mahasiswa yang ia beri nama CabutKost.

Sejak 12 Juni 2020, Gibran dan teman-temannya membantu para mahasiswa yang ingin memindahkan barang-barang dari indekos mereka ke kampung halaman.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 8 halaman

Berawal dari membantu teman

Usaha CabutKost dirintis Gibran bersama ketiga temannya yang juga masih berstatus mahasiswa; Vincent Susanto dari Universitas Katolik Parahyangan, Sandi Monang dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, dan Fediola Haura dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Ide membuat jasa CabutKost berawal ketika Gibran dimintai bantuan untuk mengirimkan barang teman-temannya selama masa pandemi covid-19. Ia kemudian terbayang berapa banyak orang yang bisa ia bantu untuk memindahkan barang selama pandemi. 

"Dari kondisi itu, kenapa nggak aku bikin usaha bantu ngambilin barang, mengirimkan ke ekspedisi untuk dikirimkan ke kota mereka. Kalau mereka sendiri yang mau ambil barang kan pertimbangannya mahal, mulai dari ongkos dan harus rapid test yang dulu masih mahal. Mulai dari situ makannya aku langsung kepikiran membuat CabutKost." jelas Gibran saat dihubungi Liputan6.com melalui sambungan telepon Jumat(6/11/2020).

CabutKost mulai beroperasi sejak 12 Juni 2020 di Bandung. Selain Bandung, CabutKost juga hadir di Jakarta, Tanggerang, Surabaya, Yogyakarta, dan beberapa kota lainnya.

CabutKost berfokus pada jasa mengemas barang yang ada di indekos dan mengirimkannya melalui ekspedisi hingga sampai ke tangan pemiliknya. Jasa ini menjadi solusi mahasiswa yang sudah terlanjur pulang ke kampung halaman namun ingin pindah atau cabut dari indekos saat pandemi.

3 dari 8 halaman

Sudah ada di sembilan daerah

Berawal dari Bandung, kini usaha CabutKost sudah meluas hingga sembilan daerah. Selain Bandung, CabutKost hadir di Jakarta, Tanggerang, Depok, Cimahi, Jatinangor, Yogyakarta, Surabaya, dan Malang. Berjalan lima bulan, saat ini kurang lebih 100 orang sudah menggunakan jasa CabutKost.

Di tiap daerah, Gibran mempercayakan satu orang sebagai koordinator untuk menjalankan usaha ini. Proses koordinasi tiap daerah dilakukan melalui grup secara daring. Gibran benar-benar memilih orang yang sudah ia kenal karana jasa CabutKost sangat bergantung pada kejujuran dan kepercayaan.

"Soalnya kan isi dari kosannya biasanya lebih mahal dari jasanya. Tiap aku mau buka di satu kota itu orangnya memang udah benar-benar kenal dulu dan ada perjanjiannya juga" ujar Gibran.

Pengguna jasa CabutKost ini kebanyakan adalah mahasiswa dari universitas-universitas negeri maupun swasta. Di Bandung, pengguna jasa CabutKost berasal dari Universitas Parahyangan, Universitas Maranatha, UNPAD dan UNISBA. Di Jakarta CabutKost sudah banyak membantu pindahan mahasiswa UI dan UPH. Di Jogja jasa CabutKost sudah pernah membantu mahasiswa dari UGM. Sementara di Surabaya, pengguna jasa CabutKost kebanyakan berasal dari ITS.

Gibran dan teman-temannya memanfaatkan media sosial sebagai tempat untuk mempromosikan jasanya. Melalui akun Instagram @cabutkost Gibran dan teman-temannya memperkenalkan apa itu CabutKost, jasa apa yang mereka tawarkan, dan jaminan apa yang mereka berikan.

Selain Instagram, CabutKost juga mempromosikan dirinya dari satu grup ke grup lain di WhatsApp dan platform daring lainnya.

4 dari 8 halaman

Jasa yang ditawarkan

CabutKost menawarkan jasa mengemas dan mengirimkan barang yang ada di kamar indekos, kontrakan, apartemen, dan tempat-tempat semacamnya. CabutKost bertugas mengemas barang dan mengirimkannya ke pihak ekspedisi yang kemudian akan diterima oleh pemiliknya.

Selain pengemasan dan pengiriman barang, CabutKost juga menawarkan jasa bersih-bersih indekos, titip barang dan memanaskan kendaraan bermotor. Semua jasa ini tersedia di tiap daerah CabutKost kecuali jasa bersih-bersih indekos yang hanya ada di Yogyakarta dan Surabaya.

Untuk jasa pengemasan barang di indekos, CabutKost mematok tarif pada kisaran Rp 150 ribu per boksnya. Harga per boks bisa berbeda tergantung pada ukuran. Harga ini sudah termasuk merapikan dan membungkus barang hingga siap dikirimkan. Untuk biaya pengiriman di ekspedisi berada diluar tarif tersebut.

Untuk jasa penitipan barang, CabutKost mematok harga mulai dari Rp 75 ribu tiap boks. Jasa penitipan ini belum termasuk jasa pengemasan barang, jika pelanggan ingin sekalian dikemas barangnya. CabutKost memiliki tempat sendiri di tiap daerah untuk menyimpan barang-barang titipan ini.

CabutKost juga melayani jasa pengambilan barang untuk dikirim antar kota atau melalui ekspedisi. Ongkos kirim yang dipatok berada pada kisaran Rp 50 ribu yang dihitung berdasarkan jarak kilometer.

Sementara untuk jasa membersihkan kamar dan memanaskan kendaran berada pada kisaran Rp 150 ribu.

5 dari 8 halaman

Jaminan keamanan barang

CabutKost menjamin keamanan barang-barang selama proses pengemasan dan pengiriman ke pihak ekspedisi. Sebelum eksekusi, terlebih dahulu pengguna jasa diminta untuk mengisi format order. Format ini berisi tujuan pengiriman, alamat pengambilan barang, dan daftar barang berharga yang dikemas.

Selain format pemesanan, pengguna jasa akan diminta untuk menyetujui sebuah surat perjanjian yang harus ditandatangani kedua belah pihak. Surat perjanjian ini berisi bahwa pihak CabutKost bertanggung jawab atas keamanan barang selama proses pengemasan dan pengiriman ke ekspedisi. Sementara kerusakan dan kehilangan barang selama perjalanan menggunakan ekspedisi bukan merupakan tanggung jawab tim CabutKost.

Gibran juga memastikan bahwa proses pengemasan CabutKost sudah sangat aman dan minim risiko kerusakan. Barang-barang berharga dan rawan pun dikemas dengan baik.

"Kalau misal barang elektronik kita kan sudah pastikan bakal bubble wrap dobel. Terus dikirimnya pakai packing kayu." ujar Gibran.

6 dari 8 halaman

Terapkan protokol kesehatan

Proses yang paling penting selama mengepak dan mengirimkan barang adalah penerapan protokol kesehatan. Di masa pandemi, penerapan protokol kesehatan sangatlah penting.

"Saat kita baru sampai ke lokasi, kita cuci tangan, pakai masker. Kita bersihin barang dan packing barang juga pakai sarung tangan" pungkas Gibran.

Gibran memastikan bahwa semua proses yang dilakukan CabutKost sudah mematuhi protokol kesehatan yang ada selama masa pandemi.

7 dari 8 halaman

Sangat membantu selama pandemi

Liputan6.com berkesempatan menghubungi Syiffa, mahasiswi semester 3 Administrasi Publik, Universitas Padjajaran, Bandung. Syiffa merupakan salah satu pengguna jasa CabutKost selama pandemi.

Syiffa mengetahui adanya CabutKost dari salah satu temannya. Saat itu, ia memang sedang mencari jasa pengepakan barang dan membersihkan apartemennya di Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat.

Saat itu Syiffa masih ada di Jatinangor dan membutuhkan bantuan untuk mengepak barangnya. Syiffa kemudian meminta bantuan CabutKost untuk mengepak barang dan membereskan apartemennya saat awal pandemi.

"Kalau aku sih cuman minta beresin aja sama minta dipacking soalnya ada orang yang ngambil" ujarnya saat dihubungi Liputan6.com Kamis(12/11/2020).

Syiffa mengaku sangat terbantu atas jasa CabutKost. Sebab ia tak perlu mengepak sendiri barang-barangnya. Syiffa juga sangat puas dengan pelayanan yang diberikan CabutKost.

"Selama kakak-kakanya ngeberesin apart aku, semuanya rapih dan bersih terus aku liat sendiri juga mereka sedetail apa sampai barang barang kecil juga diwrap, dan asik-asik juga semuanya yang disanaa" tambah Syiffa.

8 dari 8 halaman

Tak cuma untuk pandemi

Meski berawal dari pandemi, Gibran yakin usahanya akan berkembang lebih besar. Bahkan jika pandemi usai, Gibran optimis CabutKost tetap akan bertahan. Misalnya jika ada mahasiswa yang sudah lulus atau mau pindah indekos, pasti mereka juga akan butuh jasa pindahan.

"Kalau dari aku, kerjaan ini kedepannya bukan untuk pandemi saja, soalnya sekarang orang-orang itu serba nggak mau capek dan nggak mau ribet" pungkasnya.

Ke depannya Gibran melihat usaha CabutKost punya peluang yang lebih luas. Ia dan teman-temannya juga berencana membuat ekspedisi sendiri.

"Kedepannya kita kan sudah bisa ngepackingnya berati juga bisa ngiriminnya. Makannya kita mau bikin ekspedisi sendiri. sekarang sudah mulai buka di Bandung. harapannya di seluruh indonesia bakalan ada semoga secepatnya." tambahnya.

Selain itu, dalam jangka panjang, CabutKost juga ingin melebarkan sasaran pelanggannya. Sasarannya pun bukan cuma indekos mahasiswa tapi juga untuk kantor, rumah, dan kebutuhan pindahan lainnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.