Sukses

Mengenal Tenosinovitis, Peradangan pada Tangan yang Umum Terjadi

Tenosynovitis ditandai dengan tangan kaku dan nyeri.

Liputan6.com, Jakarta Pernahkah Anda merasakan pergelangan tangan yang nyeri, kaku, dan sulit digerakkan? Kondisi ini mungkin kerap dialami oleh orang yang melakukan berbagai aktivitas gerakan berulang dengan jari dan tangannya. Aktivitasi ini seperti pekerjaan perakitan, penyiangan, dan mengetik.

Nyeri dan ketidaknyaman di area tangan ini bisa menandakan kondisi yang disebut tenosinovitis. Kondisi ini merupakan peradangan yang terjadi di selubung tendon tangan. Tenosinovitis merupakan kondisi yang umum terjadi.

Peradangan selubung tendon biasanya disebabkan oleh cedera pada tendon atau otot atau tulang di sekitarnya. Tenosinovitis paling sering terjadi pada tendon pergelangan tangan, tangan, dan kaki.

Penderita tenosinovitis akan sering mengalami nyeri dan disfungsi pada tangan, pergelangan tangan atau lengan. Orang di usia paruh baya lebih rentan terhadap tenosinovitis dan gejalanya bisa datang dan pergi seiring waktu.

Seperti apa gejala, jenis, dan cara mengatasi tenosinovitis? simak ulasan Liputan6.com tentang tenosinovitis, yang dirangkum dari berbagai sumber, Senin(16/11/2020).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Penyebab Tenosinovitis

Tenosinovitis disebabkan oleh peradangan yang terjadi di selubung tendon. Tendon adalah jenis jaringan fibrosa yang menghubungkan otot ke tulang. Jaringan ini membantu mengontrol tindakan seperti berlari, melompat, menggenggam, dan mengangkat. Tanpa tendon, Anda tidak akan bisa mengontrol pergerakan tubuh.

Selubung pelindung yang dikenal sebagai synovium menutupi tendon. Selubung ini menghasilkan cairan sinovial, yang menjaga tendon tetap terlumasi. Cedera pada tendon dapat menyebabkan kerusakan pada selubung.

Jika ini terjadi, selubung mungkin gagal membuat cairan sinovial atau mungkin tidak menghasilkan cukup cairan. Hal ini dapat menyebabkan peradangan atau pembengkakan pada selubungnya. Kondisi inilah yang menyebabkan tenosinovitis.

3 dari 6 halaman

Jenis Tenosinovitis

Meskipun setiap tendon di tubuh dapat terpengaruh, ada area tertentu di tubuh yang lebih rentan terhadap tenosinovitis sehingga memiliki nama spesifik dan gejala terkait. Dua jenis tenosinovitis umum terjadi pada tangan. Ini disebut dengan tenosinovitis De Quervain dan Stenosing Tenosynovitis, yang juga dikenal sebagai Trigger Finger.

De Quervain Tenosinovitis

Tenosinovitis De Quervain adalah suatu kondisi yang melibatkan peradangan pada tendon yang berada di sisi tangan di pangkal ibu jari. Ini adalah cedera umum yang dapat disebabkan oleh regangan berulang dari tendon. De Quervain Tenosinovitis lebih sering terjadi pada wanita.

Tenosinovitis menyebabkan rasa sakit saat memutar pergelangan tangan, menggenggam, atau mengepalkan tangan. aktivitas apa pun yang bergantung pada gerakan tangan atau pergelangan tangan yang berulang dapat memperburuk keadaan.

Stenosing Tenosynovitis

Stenosing Tenosynovitis atau Trigger Finger adalah bentuk tenosinovitis yang menyerang jari. Ini biasanya terjadi pada jari tengah, jari manis, atau ibu jari. Kondisi ini juga dikenal sebagai jari pelatuk.

Stenosing Tenosynovitis didefinisikan sebagai kondisi ketika jari tersangkut dalam posisi menekuk kemudian lurus secara tiba-tiba. Ini seperti pelatuk yang ditarik dan dilepaskan.

Jari pelatuk erjadi ketika peradangan mempersempit ruang di dalam selubung yang mengelilingi tendon di jari yang terkena. Orang yang pekerjaan atau hobinya memerlukan tindakan mencengkeram berulang kali berisiko lebih tinggi mengembangkan jari pelatuk. Kondisi ini juga lebih sering terjadi pada wanita dan siapa pun dengan diabetes.

4 dari 6 halaman

Tanda dan Gejala Tenosinovitis

Tendon tertentu di tubuh lebih rentan terhadap cedera, terutama di tangan, kaki, dan pergelangan tangan. Gejala umum yang bisa terjadi di antaranya seperti kekakuan sendi, sehingga sulit untuk digerakkan, pembengkakan sendi, dan nyeri sendi.

Seseorang juga bisa mendapati kemerahan pada kulit yang menutupi tendon. Beberapa orang mungkin mengalami demam. Ini menunjukkan adanya infeksi dan membutuhkan perhatian medis segera.

Diagnosis peradangan selubung tendon akan memerlukan pemeriksaan fisik pada area yang terkena. Dokter akan memeriksa apakah ada kemerahan dan bengkak. Dokter mungkin juga meminta pasien untuk menggerakkan area yang terkena untuk melihat apakah ada rasa sakit.

Dalam beberapa kasus, dokter mungkin memerlukan USG atau MRI scan untuk memastikan diagnosis atau mengesampingkan kemungkinan penyebab lain seperti radang sendi.

5 dari 6 halaman

Cara Mengatasi Tenosinovitis

Perawatan untuk peradangan selubung tendon berfokus pada pengurangan peradangan dan nyeri. Salah satu strateginya adalah mengistirahatkan area yang terkena dan menghentikan aktivitas yang menyebabkan cedera awal.

Kompres panas atau dingin juga dapat membantu mengurangi pembengkakan dan nyeri. Pijat, peregangan area yang terkena, dan rangkaian terapi juga bisa membantu. Dokter mungkin juga akan meresepkan obat penghilang rasa sakit.

6 dari 6 halaman

Cara Mencegah Tenosinovitis

Jika Anda berisiko mengalami tenosinovitis, masih ada cara untuk mencegah kondisi ini. Peradangan selubung tendon dapat dicegah jika Anda menghindari gerakan atau gerakan berlebihan yang berulang-ulang atau terlalu kuat.

Penguatan otot di sekitar lokasi sendi juga dapat membantu mencegah jenis cedera ini, serta latihan peregangan dan rentang gerak. Jika tangan, pergelangan tangan, atau kaki Anda terluka, pembersihan luka yang benar akan membantu mencegah infeksi dan kemungkinan berkembangnya peradangan selubung tendon.

Cara-cara lain untuk mencegah tenosinovitis di antaranya adalah:

Olahraga: Aktivitas yang dirancang untuk memperkuat otot di sekitar tendon dapat membantu mencegah tendinitis berulang.

Peregangan dan pendinginan: Saat melakukan aktivitas olahraga, penting untuk melakukan pemanasan dan peregangan dengan benar.

Istirahat: Cobalah untuk tidak berada di posisi yang sama terlalu lama. Misalnya, jika pekerjaan membuat Anda tetap diam selama berjam-jam, istirahatlah dan bergeraklah setiap 30 menit atau lebih. Jangan melakukan hal yang sama terus menerus tanpa istirahat. Baik itu mengetik, melempar bola, atau memainkan tangga nada piano, campur gerakan agar tetap seimbang dan memberi tubuh kesempatan untuk beristirahat.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini