Sukses

Kisah Perjuangan Pria Bangun Konservasi Penyu, Jadi Eduwisata Era Pandemi

Konservasi Penyu Nagaraja menjadi yang pertama di Cilacap.

Liputan6.com, Jakarta Pantai di kota Cilacap sebelumnya dikenal luas sebagai salah satu tempat berbagai jenis penyu untuk melakukan pendaratan ataupun bertelur. Namun, seiring berjalannya waktu, populasi penyu di Cilacap pun semakin langka. Berbagai penyebab seperti pencemaran lingkungan hingga penangkapan telur-telur penyu oleh para nelayan dan masyarakat pun diduga menjadi penyebabnya. 

Sadar akan langkanya penemuan penyu dicilacap yang berbanding terbalik dengan ditemukannya bangkai penyu di tepi pantai membuat seorang pria bernama Jumawan sekaligus perangkat Desa Karangbenda, Adipala, Cilacap berinisiatif untuk melestarikannya. Kisah Jumawan yang diketahui menjabat sebagai Kepala Urusan Umum dan Perancaraan ini pun memilih untuk mulai membuat penangkaran bagi telur-telur penyu yang ditemukan di pinggir pantai.

Telur-telur penyu sendiri diketahui masih ditemukan di sepanjang pantai Sodong hingga pantai Jetis yang berbatasan dengan Kabupaten Kebuman. Namun. usahanya dalam melakukan penangkaran penyu cukup berat.

Bahkan, saat masa pandemi seperti saat ini membuat Jumawan harus lebih berusaha untuk bisa melakukan tugasnya dalam aksi penyelamatan satwa yang dilindungi ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Bangun penangkaran sejak 2019

Jumawan yang juga ketua kelompok KOnservasi Penyu Nagaraja, Cilacap ini mengaku jika dirinya mulai melakukan penangkaran penyu sejak 2019 lalu. Kecintaannya terhadap satwa dilindungi ini serta keprihatinan terhadap adanya jual beli telur penyu menjadi salah satu alasannya.

"Awal mulanya merintis secara pribadi dari kita penyelamatan telur penyu yang diperjualbelikan di masyarakat. Inisiatif sendiri dari saya. karena saya merasa prihatin. adanya telur penyu masih diperjual belikan. Baik secara online maupun langsung." ujar Jumawan saat ditemui di lokasi konservasi penyu, Senin (28/12/2020).

Ia menyebut awal mulanya membuat penangkaran penyelamatan penyu cukup susah. Apalagi mindset masyarakat khususnya para melayan yang menemukan telur penyu kerap menganggapnya sebagai sebuah rezeki.

"Kalau di Cilacap sendiri masih ada nelayan yang menemukan telur penyu itu dianggap rezeki apalagi jika tidak dapat ikan. telurnya itu biasanya mereka jual untuk memenuhi kebutuhan pribadi. Mindset ini yang sulit diubah di masyarakat." lanjutnya.

3 dari 6 halaman

Rumah menjadi bukti penangkaran satwa dilindungi

Sebelum memiliki bangunan khusu konservasi penyu, Jumawan menyebutkan jika penangkaran tukik dilakukan dikediaman orang tuanya. Hal ini dikarenakan terbatasnya tempat dan biaya untuk operasional.

"Sebelum ada konservasi ini, semuanya ada di rumnah, dirumah orang tua saya. Tetapi sekarang sudah ada bangunan ini ada ruangan tertutup saya beranikan untuk dipindahkan kesini. pemindahan ini agar biaya operasionalnya tidak terlalu membengkak. Karena kita ganti air dari air laut itu setiap hari untuk tukiknya"ujar Jumawan.

Tak hanya untuk penetasan telur penyu saja. Akan tetapi kediamannya juga dijadikan sebagai tempa penanganan penyu-penyu yang ditemukan dalam keadaan terluka. Satwa dilindungi ini pun akan dirawat oleh Jumawan hingga sembuh dan bisa untuk dilepasliarkan kembali ke lautan.

4 dari 6 halaman

Keluarkan biaya pribadi

Telah melakukan upaya konservasi sejak 2019 hingga kini, anak dari seorang nelayan ini pun harus mengeluarkan biaya pribadi untuk operasional. Mulai dari memberi makan tukik. perawatan penyu hingga memberi balasan bantuan bagi para nelayan yang telah menemukan telur penyu di tepi pantai. Balsan bantuan ini pun diberikan untuk nelayan atau masyarat yang menumukan telur penyu sebagi salah satu bentuk bantuan kepada sesama saat masa pandemi seperti saat ini.

"Dari awal memang kita minta bantuan untuk dibantu pembuatan sarpras penangkaran penyu. Karena setelah kita tetaskan di pinggir pantai saya bawa pulang setiap harinya bolak balik untuk mengambil air dari laut dengan jerigen 35 liter setiap harinya dan itu berkali-kali. dan biaya pakan pun setiap hari sendiri. Makanya kalau saya seperti ini terus jujur saja saya berat. kalau tidak ada upaya yang mendukung." ujarnya.

Pada 2020 Jumawan serta kelompok Konservasi Penyu Nagaraja Cilacap mendapatkan bantuan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan menggandeng Pertamina Cilacap, akan tetapi bantuan yang didapatkan hanya sarana prasarana. Sedangkan untuk biaya pakan tukik serta penggantian air bagi tukik setiap harinya tetap dilakukan secara mandiri.

"Biaya pengambilan air kita hanya pakai galon dari laut jadi harus bolak-balik. Kemudian biaya pakannya. biaya pakannya memang luar biasa bagi saya. Karena saya harus mengeluarkan biaya sendiri untuk pakan tukik-tukik tersebut, karena tak ada bantuan dari siapapun." lanjutnya.

Meski begitu dirinya pun bersyukur atas bantuan dari BKSDA Cilacap dan Pertamina atas sarana dan prasarana yang diberikan untuk konservasi penyu di Cilacap.

"Hingga saat ini masih sendiri untuk biaya. jadi untuk biaya operasional masih sendiri, bantuannya sekarang baru dari sarana prasarana tapi ini pun saya sudah sangat bersyukur adanya bantuan sarana prasarana," katanya.

5 dari 6 halaman

Siap jadi Wisata Edukasi di masa pandemi

Konservasi Penyu Nagaraja sendiri merupakan konservasi penyu pertama di Cilacap. Meski tengah menghadapi pandemi dan menyebabkan berbagai kegiatan terhambat di penangkaran tersebut, namun dirinya berharap jika 2021 keadaan telah membaik dan lokasi konservasi telah berjalan dengan lancar.

Meski begitu, konservasi penyu yang saat ini memiliki 32 ekor tukik berusia 3 bulan dan 4 ekor tukik hampir berusia 8 bulan tersebut siap menjadi wisata edukasi saat pandemi. Jumawan menyebutkan, jika kini banyak masyarakat yang bersepeda dan memilih untuk menengok konservasi penyu tersebut.

"Karena kita juga ingin memberikan edukasi dan turut menjaga satwa langka ini. Namun karena adanya pandemi jika ada kunjungan dari salah satu sekolah atau kelompok yang untuk umum kita tutup dulu karena kita akan batasi selama pandemi. juga aturan protokol kesehatan juga tetap diwajibkan." katanya.

6 dari 6 halaman

Dijadikan sebagi objek wisata saat pandemi

Konservasi Penyu Nagaraja yang berada di Adipala, Kabupaten Cilacap ini beberapa waktu lalu sempat mencuri perhatian banyak netizen. Bahkan, dimasa pandemi dimana banyak orang yang bersepeda memilih untuk mendatangi lokasi konservasi penyu ini. Pasalnya, tak sedikit masyarakat yang dibuat penasaran akan adanya konservasi penyu pertama di Cilacap.

"Pertama lihat itu di Instagram, ramai soal konservasi penyu ini. Terus saya penasarankan jadi saya coba kesini dari Cilacap kota bersepeda sama teman-teman untuk lihat," ujar salah seorang pengunjung bernama Rahma.

Hal serupa juga disampaikan oleh salah seorang pengunjung lainnya yang menyempatkan diri untuk melihat adanya konservasi penyu di Cilacap.

"Karena kita sejak pandemi inikan mulai rajin nyepeda, terus lihat ada konservasi penyu di dekat pantai Sodong ini. Jadi kita coba sekalian nyepeda lihat konservasi juga main di pantai ini," ujar Budi.

Tak hanya itu saja, Budi juga menyebutkan jika adanya konservasi penyu di Cilacap ini sangat bagus. Pasalnya selain bisa dijadikan sarana edukasi nantinya, lokasi yang dekat pantai dam area persawahan yang terbuka juga cocok untuk tempat berlibur saat pandemi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.