Sukses

Penyebab Sleep Apnea, Gejala, dan Penanganannya yang Tepat

Penyebab Sleep Apnea perlu dikenali agar kamu dapat mencegahnya terjadi.

Liputan6.com, Jakarta Penyebab Sleep Apnea perlu dikenali agar kamu dapat mencegahnya terjadi. Sleep Apnea adalah gangguan tidur serius berupa kondisi pernapasan yang terganggu saat seseorang tidur. Kondisi ini menyebabkan pernapasan seseorang berhenti sementara selama beberapa kali saat sedang tidur.

Bagi kamu yang sering mendengkur atau setelah tidur lama tetap merasa mengantuk, mungkin saja kamu mengalami Sleep Apnea ini. Apabila kondisi ini tidak ditangani dengan baik, penderita akan berulang kali mengalami kondisi berhenti napas saat tidur.

Kondisi ini dapat membahayakan karena artinya tubuh terutama otak tidak mendapatkan oksigen secara memadai sebagaimana mestinya. Gangguan tidur sleep apnea juga dapat menyebabkan komplikasi gangguan metabolik.

Ada beberapa gangguan yang umum terjadi pada orang dengan sleep apnea, salah satunya adalah penyakit jantung. Sleep Apnea tidak bisa dianggap sepele, karena itu kamu perlu memahami penyebab, gejala, cara mencegah, dan penanganannya yang tepat. Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (13/1/2021) tentang penyebab sleep apnea.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Gejala Sleep Apnea

Sebelum mengetahui penyebab Sleep Apnea, kamu perlu mengenali gejala-gejala yang biasa dirasakan penderitan terlebih dahulu. Berikut bebebrapa gejala Sleep Apnea yang perlu kamu ketahui:

- Bangun tidur dengan tenggorokan terasa kering atau nyeri.

- Mendengkur kencang.

- Sesekali terbangun dengan rasa tercekik atau terengah engah.

- Mengantuk atau kurang berenergi pada siang hari.

- Mengantuk ketika berkendara.

- Nyeri kepala pada pagi hari.

- Tidur yang gelisah.

- Pelupa, mood mudah berubah, dan kurangnya hasrat seksual.

- Insomnia atau terbangun berkali-kali.

3 dari 6 halaman

Penyebab Sleep Apnea

Obstructive Sleep Apnea (OSA). Obstructive Sleep Apnea merupakan jenis gangguan yang paling sering terjadi. OSA terjadi karena adanya sumbatan pada jalan napas. Biasanya disebabkan oleh jaringan lunak pada tenggorokan belakang yang terjatuh saat seseorang tidur.

Central Sleep Apnea. Central Sleep Apnea tidak terjadi sumbatan pada jalan napas. Akan tetapi otak gagal memberikan sinyal ke otot untuk bernapas. Hal ini disebabkan oleh ketidakstabilan pusat pengendali pernapasan.

Complex Sleep Apnea. Sleep apnea jenis ini merupakan gabungan dari obstructive sleep apnea dan central sleep apnea.

4 dari 6 halaman

Faktor Penyebab Sleep Apnea

Gangguan tidur ini dapat menyerang siapa saja. Namun demikian ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko sleep apnea, yaitu:

- Laki-laki.

- Memiliki berat badan berlebih.

- Usia lebih dari 40 tahun.

- Memiliki lingkar leher besar (lebih dari 42 cm pada laki-laki dan 40 cm pada wanita)

- Memiliki tonsil yang besar, lidah yang besar, atau tulang rahang bawah yang kecil.

- Memiliki riwayat keluarga dengan sleep apnea.

- Memiliki gastroesophageal reflux atau GERD.

- Kerap mengalami hidung tersumbat karena septum deviasi, alergi, atau masalah sinus.

5 dari 6 halaman

Pencegahan Sleep Apnea

Upaya pencegahan terhadap gangguan sleep apnea dapat dilakukan dengan menghindari hal-hal yang dapat meningkatkan risiko. Beberapa tindakan yang bisa dilakukan seperti:

- Menjaga berat badan ideal.

- Menghindari konsumsi alkohol, obat tidur, dan tidak merokok.

- Menghindari makanan pencetus asam lambung naik.

6 dari 6 halaman

Penanganan Sleep Apnea

Penanganan terhadap gangguan tidur sleep apnea sangat bervariasi meliputi:

- Perubahan gaya hidup seperti penurunan berat badan, perubahan posisi tidur, menghindari alkohol dan pil tidur, berhenti merokok, dan menghindari tidur dengan posisi terlentang.

- Terapi CPAP (Continuous Positive Airway Pressure), yaitu pemberian aliran udara ke hidung secara terus-menerus sehingga saluran napas tetap terbuka agar napas berlangsung lancar.

- Pemasangan perangkat sleep apnea dan gigi, dilakukan untuk membuat saluran napas tetap terbuka saat tidur.

- Pembedahan, dilakukan untuk deviasi septum, tonsil yang membesar, atau rahang bawah yang kecil.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini