Sukses

4 Proses Pembekuan Darah dan Gangguan yang Bisa Terjadi

Proses pembekuan darah merupakan proses penting bagi tubuh.

Liputan6.com, Jakarta Proses pembekuan darah merupakan proses penting bagi tubuh. Proses pembekuan darah juga disebut dengan koagulasi. Proses pembekuan darah diperlukan untuk mencegah pendarahan berlebihan saat luka atau cedera.

Darah adalah media transportasi hampir semua yang ada di dalam tubuh. Darah mengangkut hormon, nutrisi, oksigen, antibodi, dan materi penting lainnya yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan tubuh. Darah juga membawa sel dan antibodi yang melawan infeksi.

Proses pembekuan darah merupakan proses alami tubuh. Proses pembekuan darah normal bergantung pada serangkaian interaksi kimiawi. Proses pembekuan darah biasanya dipicu cedera atau terkadang dapat terjadi di dalam pembuluh darah yang tidak memiliki cedera yang jelas.

Proses pembekuan darah yang tidak normal bisa menyebabkan kondisi kesehatan tertentu. Ketika seseorang mengalami gangguan proses pembekuan darah, darahnya tidak cukup cepat mengalami pembekuan. Berikut proses pembekuan darah dan gangguan pembekuan darah yang bisa terjadi, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa(9/2/2021).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

Proses pembekuan darah tahap pertama

Proses pembekuan darah tahap pertama disebut dengan hemostasis primer. Ini ditandai dengan penyempitan pembuluh darah (vasokonstriksi) dan agregasi trombosit di lokasi cedera pembuluh darah.

Proses pembekuan darah ini melibatkan trombosit yang akan berubah bentuk karena bantuan dari zat fibrinogen dalam darah yang kemudian menjadikan trombosit menyumbat pembuluh darah yang robek tersebut.

3 dari 7 halaman

Trombosit membentuk sumbat

Bagian kecil dalam darah yang disebut trombosit "dihidupkan" oleh pemicu yang dilepaskan saat pembuluh darah rusak. Mereka menempel pada dinding di area tersebut dan satu sama lain, berubah bentuk menjadi sumbat yang mengisi bagian yang rusak untuk menghentikan darah bocor.

Saat diaktifkan, trombosit juga melepaskan bahan kimia untuk menarik lebih banyak trombosit dan sel lain, dan untuk memulai langkah proses pembekuan darah berikutnya.

4 dari 7 halaman

Gumpalan terbentuk

Protein dalam darah yang disebut faktor pembekuan memberi sinyal satu sama lain untuk menyebabkan reaksi berantai yang cepat. Ini berakhir dengan zat terlarut dalam darah yang berubah menjadi untaian fibrin yang panjang.

Sel trombosit akan pecah dan mengeluarkan zat yang dinamakan sebagai trombokinase atau yang juga disebut sebagai thromboplastin. Kemudian tromboplastin ini akan mengubah prothrombin menjadi thrombin. Thrombin akan mengubah protein fibrinogen menjadi fibrin yang kemudian menjadi benang atau jarring halus yang menjerat sel darah merah yang kemudian membeku pada tempat luka tersebut. Gumpalan menjadi lebih keras dan lebih tahan lama.

5 dari 7 halaman

Reaksi menghentikan pendarahan

Proses pembekuan darah yang terakhir adalah proses penyembuhan. Ini melibatkan penyembuhan jaringan dan pencegahan bekuan yang menyebar ke area yang tidak perlu.

Protein lain mengimbangi protein faktor pembekuan ekstra. Ini membuat bekuan tidak menyebar lebih jauh dari yang seharusnya. Saat jaringan yang rusak sembuh, tubuh tidak membutuhkan bekuan lagi. Untaian fibrin yang keras akan larut, dan darah mengambil kembali trombosit dan sel gumpalan.

6 dari 7 halaman

Gangguan pembekuan darah

Gangguan pembekuan darah adalah suatu kondisi yang memengaruhi cara darah biasanya membeku. Saat terluka, darah biasanya mulai menggumpal untuk mencegah kehilangan banyak darah. Terkadang, kondisi tertentu mencegah darah menggumpal dengan benar. Proses pembekuan darah yang tidak normal ini dapat menyebabkan perdarahan hebat atau berkepanjangan. Berikut gangguan pembekuan darah yang bisa terjadi:

Hemofilia

Hemofilia adalah kelainan perdarahan bawaan di mana seseorang kekurangan atau memiliki kadar protein tertentu yang rendah yang disebut "faktor pembekuan." Ini mengakibatkan darah tidak membeku dengan baik. Orang dengan hemofilia bisa dengan mudah mengalami pendarahan dan darah membutuhkan waktu lebih lama untuk membeku.

Orang dengan hemofilia dapat mengalami pendarahan spontan atau internal dan seringkali mengalami nyeri, sendi bengkak karena pendarahan pada sendi. Kondisi langka namun serius ini dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa.

Penyakit Von Willebrand

Penyakit Von Willebrand adalah kelainan perdarahan bawaan yang paling umum. Ini berkembang ketika darah kekurangan faktor von Willebrand, yang membantu darah membeku. Banyak penderita penyakit von Willebrand tidak menyadarinya karena gejalanya ringan atau tidak ada sama sekali. Tanda paling umum dari kondisi ini adalah perdarahan yang tidak normal.

 

7 dari 7 halaman

Gangguan pembekuan darah

Trombosis vena dalam

Trombosis vena dalam atau Deep vein thrombosis (DVT) adalah kondisi saat gumpalan terbentuk di salah satu vena utama jauh di dalam tubuh. Gumpalan darah vena dalam biasanya terbentuk di paha atau kaki bagian bawah, tetapi bisa juga berkembang di area lain di tubuh. DVT disebabkan oleh proses pembekuan darah yang tidak normal. Gumpalan menghalangi pembuluh darah, mencegah darah beredar dengan baik di tubuh. Pembekuan dapat terjadi karena beberapa alasan.

Dalam beberapa kasus, gumpalan di pembuluh darah dapat terlepas dari titik asalnya dan berjalan melalui jantung ke paru-paru. Ini menyebabkan emboli paru, mencegah aliran darah yang cukup dan bisa sangat berbahaya.

Hiperkoagulasi

Hiperkoagulasi adalah suatu kondisi yang menyebabkan darah menggumpal lebih mudah dari biasanya. Hiperkoagulasi bisa menjadi kondisi yang didapat atau diwariskan. Hiperkoagulasi yang didapat disebabkan oleh penyakit atau kondisi lain. Contohnya termasuk obesitas, kehamilan, penggunaan pil KB, atau kanker.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.