Sukses

Milenial Reformis, Latih Perempuan Milenial Yogyakarta Berpikir Kritis di Media Sosial

Perempuan punya andil untuk cegah intoleransi dan ekstremisme.

Liputan6.com, Yogyakarta Data sensus penduduk BPS tahun 2020 menunjukkan bahwa penduduk Indonesia didominasi oleh generasi Z dan milenial. Generasi milenial menjadi salah satu bagian penting dalam mengampanyekan perubahan.

Salah satu masalah yang saat ini banyak ditemui adalah menjamurnya hoaks dan mis-informasi. Kedua hal ini kerap kali mengarah pada intoleransi, kekerasan, ekstremisme, bahkan terorisme. Karena generasi milenial sangat akrab dan tergantung pada media sosial, pengaruh-pengaruh ini sangat dekat dengan mereka.

Oleh sebab itu, Yayasan Mulia Raya dalam programnya Milenial Reformis melakukan serangkaian pelatihan bagi kaum milenial untuk memerangi dampak-dampak buruk dari media sosial. Program ini berfokus pada generasi milenial khususnya perempuan untuk bisa turut andil dalam penyebaran nilai nilai positif di media sosial.

Kali ini, Yayasan Mulia Raya mengadakan pelatihan Milenial Reformis di Yogyakarta. Pelatihan dilaksanakan di Hotel Horaios Malioboro pada 25-28 Maret 2021. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Perempuan punya andil untuk cegah intoleransi dan ekstremisme

Meningkatnya penggunaan media sosial belum sepenuhnya dibarengi dengan serta kemampuan berpikir kritis. Hal ini membuat generasi milineal, termasuk perempuan, lebih mudah dipengaruhi oleh hoax, misinformasi dan ideologi yang mengarah pada intoleransi, kekerasan, ekstremisme, bahkan terorisme.

Namun, jika dilihat dari perspektif lain, perempuan juga punya potensi besar untuk mencegah intoleransi dan ekstremisme. Ini karena pengalaman dan kesadaran akan kekerasan, subordinasi, diskriminasi dan marginalisasi, baik di ranah domestik dan sosial lebih besar. Semua ini mendorong perempuan untuk lebih inklusif dan toleran terhadap perbedaan.

3 dari 4 halaman

Beri pelatihan muslimah reformis

Pelatihan yang diberikan oleh Yayasan Mulia Raya bertujuan memberi pengetahuan kepada perempuan milineal tentang pentingnya membangun perdamaian di media sosial. Yayasan Mulia Raya (YMR) adalah sebuah lembaga independen yang bersifat nonprofit dan nonsektarian, bergerak di bidang pendidikan dan advokasi perempuan dan anak. Hakikatnya, yayasan ini memberikan pendidikan bagi perempuan bermakna jaminan bagi kesejahteraan anak.

Pelatihan juga bertujuan untuk memberi capacity building bagi perempuan milenial agar menjadi agen yang menyuarakan nilai nilai muslimah reformis, seperti kampanye non kekerasan terhadap perempuan dan kemanusiaan berbasis kesetaraan dan keadilan gender. Pelatihan diberikan kepada 36 peserta dari berbagai latar belakang yang ada di Yogyakarta. Di sini peserta diberi materi pengetahuan tentang memahami konsep muslimah reformis, pentingnya kesetaraan dan keadilan gender, literasi agama untuk counter violence rxtremism di era digital, penguatan wawasan kebangsaan, demokrasi dan politik, serta beberapa materi yang tujuannya untuk pengembangan dan kampanye nilai nilai positif di media sosial.

4 dari 4 halaman

Hadirkan pakar dan mitra ahli

Pelatihan diisi oleh narasumber-narasumber yang berkompeten di bidangnya. Narasumber ini di antaranya adalah Prof. Dr. Musdah Mulia, Dr. Dina Listiorini, M.Si, Dr. J. Harjatmoko, Dr. Dra. Budi Wahyuni, MM, MA, Anict HT, dan penulis Eko Prasetyo.

Founder Yayasan Mulia Raya, Prof. Musdah Mulia mengatakan dalam sambutannya berharap para peserta nantinya bisa menjadi influencer dengan mengkampanyekan nilai nilai muslimah reformis.

“Selama empat hari kedepan, akan diberikan pengetahuan inti, dan diharapkan peserta bisa mengembangkan sendiri di masyarakat dan lingkungan” jelasnya.

Untuk Pelatihan Wilayah Yogyakarta, Yayasan Mulia Raya menggandeng Young Interfaith Peace Maker Community (YIPC) sebagai mitra lokal dalam mensukseskan pelatihan ini. YIPC merupakan komunitas anak anak muda lintas agama dan keyakinan yang konsisiten menyuarakan perdamaian.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini