Sukses

6 Fakta Unik Sistem Pendidikan di Jepang, Siswa Diajarkan Mandiri Sejak Dini

Sistem pendidikan di Jepang fokus pada pengembangan karakter dan membentuk perilaku yang baik.

Liputan6.com, Jakarta Jepang merupakan salah satu negara yang mempunyai banyak keunikan. Jepang adalah salah satu negara yang menjadi impian untuk banyak orang untuk dikunjungi. Keunikan dan kebudayaannya yang masih kental membuat tak sedikit orang penasaran dengan Negeri Sakura ini.

Kebiasaan-kebiasaan unik masyarakat Jepang bahkan menarik untuk ditelaah, apalagi tentang sistem pendidikannya yang di mana siswa sudah dibiasakan mandiri sejak dini. Sistem pendidikan Jepang merupakan salah satu sistem yang kerap dijadikan kiblat di beberapa negara.

Pendidikan sangat penting untuk pengembangan masyarakat di sebuah negara. Oleh sebab itu, pemerintah akan terus mengupayakan sistem pendidikan terbaik untuk masyarakatnya. Namun penerapan sebuah sistem pendidikan harus disesuaikan dengan masyarakat.

Walaupun Jepang memungkinkan dijadikan contoh, namun menerapkan sistem pendidikan Jepang di negara lain tidaknya mudah, pasalnya kebiasaan dan tabiat masyarakatnya juga sudah berbeda. Penerapan secara umum memang terlalu sulit, namun jika seorang individu ingin mencoba menerapkan untuk dirinya sendiri masih memungkinkan.

Berikut Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber tentang fakta unik sistem pendidikan di Jepang, Kamis (15/4/2021).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

1. Tiga Tahun Pertama Fokus Pengembangan Karakter

Fakta unik pertama dari sistem pendidikan di Jepang adalah bahwa siswa di Jepang tidak mengikuti ujian sampai duduk di kelas 4. Terdengar unik memang, awal-awal tahun masuk sekolah, siswa di Jepang difokuskan pada pengembangan karakter dan membentuk perilaku yang baik.

Sekolah Jepang mengutamakan sopan santun sebelum pengetahuan. Tujuan siswa selama 3 tahun pertama adalah mengembangkan karakter anak dan membentuk perilaku yang baik, bukan menilai pengetahuan mereka. Para siswa belajar bagaimana menjadi murah hati, berempati, dan penuh kasih. Para siswa juga diajarkan untuk menghormati orang lain dan mengembangkan ikatan yang lembut dengan alam dan hewan.

3 dari 7 halaman

2. Para Siswa Bersihkan Sekolah Tanpa Bantuan Petugas

Fakta unik kedua tentang sistem pendidikan di Jepang adalah dimana para siswa membersihkan sekolah sendiri tanpa bantuan petugas kebersihan. Siswa diajarkan mandiri sejak dini dengan bertugas membersihkan sekolah. Siswa bertanggung jawab atas kebersihan ruang kelas, kantin, bahkan toilet.

Sistem pendidikan Jepang percaya bahwa bersih-bersih bersama mengajarkan siswa untuk saling membantu dan bekerja dalam tim. Dengan menghabiskan waktu mereka untuk mengelap meja, menyapu, dan mengepel lantai, siswa belajar menghargai pekerjaan mereka sendiri dan pekerjaan orang lain.

Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang piket bergiliran mengerjakan tugas-tugas, seperti menyapu, mengelap kaca jendela, menggosok WC, dsb. Setiap tahun kelompok tersebut dirombak dan digilir kembali.

4 dari 7 halaman

3. Makan di Dalam Kelas Bersama Guru

Fakta unik selanjutnya tentang sistem pendidikan di Jepang adalah para siswa akan makan bersama para guru di dalam kelas. Biasanya, yang sering terlihat adalah para guru dan para siswa makan di sebuah ruang terpisah dan jarang terlihat berbincang bersama kecuali jam pelajaran, namun berbeda jika Jepang.

Salah satu sistem tersebut merupakan norma yang dianggap membantu dalam membangun ikatan siswa-guru yang positif. Saat makan, percakapan yang sangat berguna dapat terjadi yang dapat membantu membangun suasana kekeluargaan.

Selain itu, sistem pendidikan Jepang memastikan para siswa makan makanan yang sehat dan seimbang. Jadi, di sekolah dasar dan sekolah menengah pertama negeri, makan siang dimasak sesuai dengan menu standar yang dikembangkan oleh tenaga kesehatan profesional dan koki berkualitas.

5 dari 7 halaman

4. Siswa Jepang Belajar Puisi dan Kaligrafi Jepang

Siswa di Jepang akan belajar puisi dan kaligrafi Jepang. Sepertinya mata pelajaran satu ini adalah mata pelajaran khusus dan harus dikuasai. Kaligrafi Jepang, juga disebut Shodo, adalah suatu bentuk seni di mana orang menulis karakter kanji yang bermakna (karakter Cina yang digunakan dalam sistem penulisan Jepang) dengan cara yang ekspresif dan kreatif.

Di sisi lainnya, Haiku adalah bentuk puisi di mana frasa sederhana digunakan untuk menyampaikan emosi yang mendalam kepada pembaca. Bentuk puisi ini dianggap memiliki efek intelektual, terapeutik, dan estetika. Kedua kelas ini mengajarkan anak-anak untuk menghormati tradisi berusia seabad dan menghargai budaya mereka.

6 dari 7 halaman

5. Harus Kenakan Seragam Sekolah

Terkait seragam sekolah, setiap negara tentunya berbeda. Begitu juga dengan Jepang. Jepang mengharuskan para siswa kenakan seragam sekolah. Kebijakan seragam di hampir setiap sekolah menengah pertama di Jepang dimaksudkan untuk menghilangkan hambatan dan membantu meningkatkan rasa kebersamaan, kekeluargaan, dan kebersamaan di antara siswa.

Kode berpakaian memungkinkan perhatian siswa disalurkan ke arah pembelajaran dan pertumbuhan, serta mendorong anak untuk mengejar ekspresi diri melalui metode selain pakaian. Kebijakan ini bertujuan menanamkan ide bahwa ketika siswa memakai baju yang sama, mereka akan merasa menjadi bagian satu sama lain. Juga ada stigma yang berkembang bahwa daripada mengurusi tentang penampilan, para pelajar hendaknya fokus belajar saja.

7 dari 7 halaman

6. Hadiri Lokakarya Setelah Sekolah

Lokakarya setelah sekolah atau sekolah persiapan sangat populer di Jepang. Saat hadiri lokakarya tersebut, siswa dapat mempelajari hal-hal baru selain dari hari sekolah 6 jam mereka. Kelas diadakan pada malam hari, dan sebagian besar siswa Jepang mengikutinya sehingga mereka bisa masuk ke sekolah menengah pertama yang baik.

Uniknya, para siswa di Jepang akan mempelajari bahasa Jepang selama akhir pekan dan hari libur. Walaupun Bahasa Jepang merupakan Bahasa utama dan sering digunakan, namun penting untuk meningkatkan pemahaman tentang Bahasa ibu tersebut, sama seperti di Indonesia. Bahasa Indonesia memang mudah, tapi ada banyak yang harus dipelajari lebih dalam tentang Bahasa Indonesia tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini