Sukses

Tradisi Sungkem saat Lebaran dan Maknanya, Bagian Budaya Indonesia

Tradisi sungkem menjadi wujud bakti dan terima kasih pada orang tua.

Liputan6.com, Jakarta Sungkeman merupakan tradisi yang biasa dilakukan usai salat Idulfitri. Pada momen ini biasanya anggota keluarga yang lebih muda bersimpuh, mencium tangan dan memohon maaf pada orang yang lebih tua. Sungkeman juga menjadi bagian dari tradisi pernikahan saat hendak memohon restu orang tua.

Tradisi sungkem menjadi bagian dari budaya menghormati orang yang lebih tua. Sungkeman identik dengan tradisi dan budaya Jawa. Tradisi ini mulai diperkenalkan pada tahun 1930-an pada masa pemerintahan Mangkunegara I di Surakarta. Sungkeman menjadi sebuah ritual yang tak terlewatkan saat Idulfitri tiba.

Sungkeman kemudian menjadi tradisi yang tetap dipertahankan hingga saat ini. Tradisi sungkem menjadi wujud bakti dan terima kasih pada orang tua. Nah, bagaimana asal usul tradisi sungkeman? Berikut ulasan tentang tradisi sungkeman di Indonesia, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (3/5/2021).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Asal usul sungkeman

Belum ditemukan secara pasti dari mana asal mula tradisi sungkeman. Tradisi sungkem merupakan akulturasi atau percampuran dari budaya Jawa dengan agama Islam yang zaman dahulu telah banyak dilakukan oleh pemuka agama.

Tradisi sungkeman diyakini sudah ada sejak masa Mangkunegara I atau yang dikenal dengan Pangeran Sambernyawa. Mangkunegara I memperkenalkan tradisi sungkeman saat momen Idulfitri. Saat itu, untuk menghemat waktu, tenaga, pikiran dan biaya, setelah salat Idulfitri, Pangeran Sambernyawa mengadakan pertemuan antara raja dengan para punggawa dan prajurit secara serentak di balai istana.

Pada pertemuan ini diadakanlah tradisi sungkem atau saling memaafkan. Semua punggawa dan prajurit dengan tertib melakukan sungkem kepada raja dan permaisuri. Apa yang dilakukan oleh Pangeran Sambernyawa itu kemudian ditiru oleh organisasi-organisasi Islam. Tradisi ini kemudian disandingkan dengan acara tradisi halalbihalal yang biasa dilakukan oleh lembaga, kelompok, atau keluarga.

Hingga kini tradisi sungkeman masih melekat kuat pada masyarakat Indonesia. Sungkeman lebaran dimulai dari orang yang lebih muda meminta restu dan maaf pada orang yang lebih tua. Secara teknis, cara sungkem lebaran dapat digambarkan dengan duduk bersimpuh atau berjongkok sambil mencium tangan orang yang lebih tua.

3 dari 5 halaman

Makna sungkeman

Istilah sungkem berasal dari bahasa Jawa yang berarti sujud atau tanda bakti. Sungkeman adalah sebuah prosesi adat yang dilakukan oleh seseorang yang biasanya lebih muda kepada orang yang lebih tua dengan tujuan sebagai bentuk penghormatan ataupun sebagai bentuk permintaan maaf. Sungkem biasa dilakukan ketika Idul fitri tiba atau pada saat prosesi pernikahan untuk meminta restu orang tua.

Sungkeman juga bisa dianggap sebagai wujud ucapan rasa terima kasih. Dalam pernikahan, prosesi sungkeman adalah wujud rasa terima kasih dari anak kepada orangtuanya yang telah berjasa melahirkan dan membesarkannya. Dengan gestur merendah kepada yang lebih tua, sungkeman memiliki makna baik antara lain sebagai bentuk penghormatan, sebagai sarana melatih kerendahan hati, sopan santun serta menghilangkan sifat egois.

Tujuan sungkem saat Idul Fitri selain untuk menghormati, juga sebagai permohonan maaf, atau "nyuwun ngapura". Istilah "ngapura" bisa jadi berasal dari bahasa Arab "ghafura" yang berarti tempat pengampunan.

Makna dari tradisi sungkem lebaran yakni wujud penyesalan dan permintaan maaf dari segala perbuatan buruk yang pernah dilakukan kepada orang tua. Sebuah hubungan antara orang yang lebih tua dengan yang lebih muda akan dapat diperbaiki dengan tradisi sungkeman.

4 dari 5 halaman

Tata cara sungkeman lebaran

Saat sungkem, terdapat cara sungkem lebaran yang benar. Berikut persiapan dan caranya:

- Orang tua dudu di kursi atau tempat yang lebih tinggi

Prosesi ini menggambarkan bahwa orangtua wajib diperlakukan secara hormat oleh seluruh anak-anaknya.

- Apit kedua tangan dengan kepala menunduk dan posisi jongkok di depan orangtua

Sikap tubuh seseorang yang merendah dan dengan tulus meminta maaf kepada orang yang telah berjasa dalam hidupnya juga menjadi sarana menghilangkan ego pribadi.

- Cium tangan orangtua sambil mengucapkan kalimat maaf

Posisi jongkok sambil cium tangan merupakan ekspresi memuliakan orang yang lebih tua. Ucapkan kalimat maaf sebagai permohonan maaf jika telah membuat kesalahan, baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Melalui sungkeman, semua orang diharapkan bisa memulihkan hubungan yang telah rusak. Dengan sungkeman, rasa sakit hati terobati dan rasa percaya dipulihkan.

5 dari 5 halaman

Sungkeman dalam Islam

Dilihat dari sudut pandang syariat, sungkeman sama sekali tidak bertentangan dengan hukum Islam. Sungkem tidak menurunkan derajat seseorang karena harus bersimpuh dan mencium tangan. Dalam Islam, syariat tidak melarang cara seperti sungkem selama tidak dilakukan dengan cara yang menyerupai menyembah Allah seperti sujud atau ruku.

Sebaliknya, sungkem justru menunjukkan perilaku mulia. Sungkem menunjukkan penghormatan, permohonan maaf, dan rasa terima kasih pada orang yang lebih tua. Dari sisi tradisi, sungkem merupakan kegiatan yang harus tetap dilestarikan. Ini karena sungkem merupakan wujud sopan santun dan menghormati orang tua. Melalui sungkeman, diharapkan bisa memulihkan hubungan yang telah rusak. Dengan sungkeman, rasa sakit hati terobati dan rasa percaya dipulihkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini