Sukses

10 Macam-Macam Puasa Sunnah, Lengkap dengan Niat dan Penjelasan Hadis

Puasa sunnah bisa menjadi tabungan pahala.

Liputan6.com, Jakarta Macam-macam puasa sunnah dapat dilakukan untuk menambah berkah pahala. Sunnah merupakan sumber hukum kedua dalam Islam, setelah Al-Quran. Sunnah merupakan sikap, tindakan, ucapan dan cara Rasulullah menjalani hidupnya.

Macam-macam puasa sunnah ini dijalankan Rasulullah SAW selama hidupnya. Meski tidak bersifat wajib, macam-macam puasa sunnah ini bisa menjadi tabungan pahala. Macam-macam puasa sunnah adalah ibadah yang dilakukan untuk mendapat cinta dari Allah SWT.

Macam-macam puasa sunnah bisa dilakukan pada waktu-waktu tertentu. Macam-macam puasa sunnah ini juga melatih untuk mengendalikan hawa nafsu duniawi. Berikut 10 macam-macam puasa sunnah, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Sabtu(8/5/2021).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Macam-macam puasa sunnah

Puasa Senin-Kamis

Macam-macam puasa sunnah yang pertama adalah puasa Senin-Kamis. Puasa ini merupakan puasa sunnah yang hampir bisa dilakukan setiap bulan. Sunnah dari puasa senin-kamis ini tertuang seperti yang diriwayatkan Aisyah,

“ Rasulullah biasanya berpuasa pada hari Senin dan Kamis,” [H.R. Tirmidzi, Nasai, dan Ibnu Majah].

Puasa ini dipercaya oleh umat muslim, bisa mendatangkan keberkahan dan ketenangan dalam menjalani hidup. Selain itu, berpuasa 2 hari dalam seminggu, yakni Senin dan Kamis, bisa menjadi rutinitas yang sehat dan bermanfaat bagi tubuh.

Niat puasa sunnah di hari Senin

NAWAITU SAUMA YAUMAL ITSNAINI SUNNATAN LILLAHI TA'ALA

Artinya: Saya niat puasa hari Senin, sunnah karena Allah ta'ala.

Niat puasa sunnah di hari Kamis

NAWAITU SAUMA YAUMAL KHOMIISI SUNNATAN LILLAHI TA’ALA

Artinya: Saya niat puasa hari Kamis, sunnah karena Allah ta'ala.

 

Puasa Ayyamul Bidh

Puasa Ayyamul Bidh adalah puasa yang dilakukan setiap tengah bulan Hijriyah, kecuali di hari tasyrik dan Ramadan. Puasa ini berlangsung selama 3 hari berturut-turut yaitu setiap tanggal 13,14, 15 bulan Hijriyah. Ibnu Milhan Al Qoisiy dari ayahnya ia berkata,

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa memerintahkan pada kami untuk berpuasa pada ayyamul bidh yaitu 13, 14 dan 15 (dari bulan Hijriyah)." (HR. Abu Daud no. 2449 dan An Nasai no. 2434. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Puasa Ayyamul Bidh disebut puasa putih juga berkaitan dengan kisah Nabi Adam AS saat turun ke bumi. Dikisahkan ketika Nabi Adam AS turun, seluruh tubuhnya terbakar oleh matahari hingga menjadi hitam atau gosong. Selanjutnya Allah SWT memberikan wahyu untuk berpuasa selama tiga hari (tanggal 13, 14, 15). Usai menjalankan hari pertama, sepertiga badannya menjadi putih. Kemudian puasa hari kedua, sepertiganya lagi menjadi putih. Puasa hari ketiga, sepertiga sisanya jadi putih.

Niat Puasa Ayyamul Bidh

Nawaitu shouma ghadin ayyamal bidhi sunnatan lillahi ta’ala

Artinya: Saya niat berpuasa besok pada (ayyamul bidh) hari-hari putih sunah karena Allah Ta’ala.

Tidak seperti puasa sunah yang lainnya atau puasa di bulan Ramadan yang mengharuskan membaca niat sebelum fajar, puasa Ayyamul Bidh boleh diniatkan setelah fajar dan niatnya menjadi seperti berikut.

Nawaitu sauma ayyami bidh sunnatan lillahi ta’ala

Artinya: Saya berniat puasa pada hari-hari putih, sunah karena Allah ta’ala.

3 dari 6 halaman

Macam-macam puasa sunnah

Puasa Daud

Puasa sunnah Nabi Dawud adalah puasa yang dilakukan selang-seling, yakni sehari puasa dan sehari berikutnya tidak. Begitu seterusnya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Puasa yang paling disukai oleh Allah adalah puasa Nabi Daud. Shalat yang paling disukai Allah adalah Shalat Nabi Daud. Beliau biasa tidur separuh malam, dan bangun pada sepertiganya, dan tidur pada seperenamnya. Beliau biasa berbuka sehari dan berpuasa sehari.” (HR. Bukhari no. 3420 dan Muslim no. 1159)

Niat puasa Daud

NAWAITU SHAUMA DAAWUDA SUNNATAL LILLAHI TA’ALA

Artinya : "Saya niat puasa Daud, sunah karena Allah Ta'ala"

 

Puasa Sunnah 1-7 Dzulhijjah

Puasa sunnah 1-7 Dzulhijjah adalah puasa sunnah yang dikerjakan dari tanggal 1 hingga tangga 7 Dzulhijjah. Puasa sunnah ini adalah salah satu amalan yang dianjurkan dikerjakan dalam 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijah, pada hari ‘Asyura’ (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya…” (HR. Abu Daud no. 2437)

Niat Puasa Sunnah 1-7 Dzulhijjah

"NAWAITU SHAUMA SYAHRI DHILHIJJATI SUNNATAN LILLAAHI TA’AALA"

Artinya: Aku niat puasa sunnah di bulan Dzulhijjah karena Allah Ta’ala

4 dari 6 halaman

Macam-macam puasa sunnah

Puasa Tarwiyah

Puasa Tarwiyah adalah puasa yang dilaksanakan pada hari tarwiyah yang jatuh pada 8 Dzulhijjah. Puasa ini termasuk puasa di 10 hari menjelang Iduladha.

Dalam Hadis Riwayat Tirmidzi, Rasulullah SAW berkata:

"Tak ada hari lain yang disukai Allah SWT untuk beribadah seperti 10 hari ini (di bulan Dzulhijjah)."

Dalam hadis yang disebutkan di atas, puasa 7 hari ini bisa ditambah dengan 2 hari puasa lain, yaitu puasa Tarwiyah dan Arafah.

Niat puasa Tarwiyah

Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillahi ta'ala.

Artinya: "Saya niat berpuasa sunnah tarwiyah karena Allah ta’ala."

Setelah membaca niat puasa tersebut, bisa menjalankan sahur di dini hari selanjutnya dan menjalankan puasa Tarwiyah.

 

Puasa Arafah

Puasa Arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah. Bagi Muslim yang tidak menjalankan ibadah haji, puasa di tanggal 9 Muharram sangat dianjurkan. Hari tersebut dikenal dengan hari Arafah, hari saat Muslim yang berhaji menjalankan ibadah wukuf di padang Arafah.

Dari Abu Qatadah Al-Anshariy (ia berkata), ”Sesungguhnya Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam pernah ditanya tentang (keutamaan) puasa pada hari Arafah?” Maka beliau menjawab, “ Menghapuskan (kesalahan) tahun yang lalu dan yang sesudahnya.” H.R. Muslim.

Niat pausa Arafah

Nawaitu shauma arafata sunnatan lillahi ta’ala

Artinya: "Saya niat puasa Arafah, karena Allah ta’ala."

Niat puasa Arafah ini bisa dibaca begitu selesai menjalankan ibadah puasa Tarwiyah di hari sebelumnya.

Niat Puasa Arafah 9 Dzulhijjah

"NAWAITU SHAUMA 'AROFATA SUNNATAN LILLAAHI TA’AALA"

Artinya: "Aku niat puasa sunnah Arafah karena Allah Ta’ala"

5 dari 6 halaman

Macam-macam puasa sunnah

Puasa Tasu’a

Puasa Tasu'a adalah puasa sunnah yang dikerjakan pada tanggal 9 Muharram. Puasa ini dilakukan untuk mengiringi puasa yang dilakukan pada keesokan harinya yaitu di tanggal 10 Muharram. Ini karena di hari yang sama yaitu tanggal 10 Muharram, orang-orang Yahudi juga melakukan puasa.

Puasa Tasu'a ini dikerjakan agar tidak menyerupai ibadah orang Yahudi. Ibnu Abbas RA berkata:

“Ketika Rasulullah SAW melakukan puasa ‘Asyura dan memerintahkan para sahabat untuk mengerjakan puasa ‘Asyura, para sahabat berkata: ‘Wahai Rasulullah, hari ‘Asyura adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani.'” Maka Rasulullah SAW bersabda, “Jika tahun datang tiba, Insya Allah, kita juga akan melakukan puasa pada tanggal 9 Muharram.” Belum tiba setahun, ternyata Rasulullah SAW keburu wafat. (HR. Muslim).

Niat Puasa Tasu’a

" NAWAITU SAUMA GADHIN MIN YAUMI TASU’A SUNNATAN LILLAHI TA’ALA."

Artinya: “ Aku berniat puasa sunnah Tasu’a karena Allah Ta’ala.”

 

Puasa Asyura

Puasa Asyura dilakukan di tanggal 10 Muharram. Di bulan Muharram, terdapat satu hari yang paling istimewa dan penuh dengan keutamaan bulan Muharram. Hari tersebut adalah hari Asyura yang merupakan tanggal 10 Muharram.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah – Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim no. 1163).

Niat Puasa Asyura

Nawaitu shauma ghadin 'an adaa'i sunnatil aasyuuraa lillaahi ta'aalaa.

Artinya:

"Aku berniat puasa sunah Asyura esok hari karena Allah SWT.”

6 dari 6 halaman

Macam-macam puasa sunnah

Puasa Syaban

Puasa Syaban adalah puasa yang dijalankan pada bulan Syaban, bulan sebelum Ramadan. Bulan Syaban adalah bulan yang sering diabailkan orang karena berada di antara bulan Rajab dan Ramadan. Padahal bulan tersebut adalah bulan di mana amalan diangkat.

Puasa syaban bisa dilakukan sepanjang bulan Syaban. Ada pula yang menjalankan puasa Syaban pada malam Nisfu Syaban. Nisfu Syaban adalah peringatan tanggal 15 bulan kedelapan dari kalender Islam. Malam Nisfu Syaban dianggap sebagai malam pengampunan, pembebasan, dan penuh berkah.

Dari Aisyah radhiallahu ‘anha mengatakan,

“Belum pernah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa satu bulan yang lebih banyak dari pada puasa bulan Sya’ban. Terkadang hampir beliau berpuasa sya’ban sebulan penuh.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).

Niat Puasa Syaban

Nawaitu shauma ghadin'an ada'i sunnati Sya'bana lillahi ta'ala

Artinya:

"Aku berniat puasa sunah Sya'ban esok hari karena Allah SWT."

 

Puasa 6 Hari Bulan Syawal

Bulan Syawal berada tepat setelah bulan Ramadan. Puasa sunnah ini dilakukan di tanggal yang tidak ditentukan, boleh urut maupun acak, asal masih dalam bulan Syawal. Abu Ayub mengatakan bahwa Rasulullah pernah bersabda,

“ Siapapun yang berpuasa Ramadan dan mengikutinya enam hari di bulan Syawal, seolah-olah ia puasa seumur hidup,” H.R. Muslim.

Dari hadis tersebut, Rasulullah menganjurkan seorang Muslim yang ingin memperoleh keberkahan untuk melaksanakan puasa selama 6 hari selama bulan Syawal.

Niat Puasa Syawal 6 Hari

Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.

Artinya: “Aku berniat puasa sunah Syawal esok hari karena Allah SWT.”

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini