Sukses

Viral Tagihan Biaya Rumah Duka Capai Rp 80 Juta, Bikin Geger Warganet

Tagihan biaya untuk kremasi dan peti mati di salah satu rumah duka di Daan Mogot, Jakarta Barat jadi sorotan.

Liputan6.com, Jakarta Baru-baru ini, Rumah Duka Abadi yang berlokasi di Jakarta Barat tengah menjadi perbincangan hangat di kalangan warganet. Pasalnya, berdasarkan foto yang beredar, rumah duka tersebut mematok tarif yang cukup mahal untuk biaya kremasi dan peti mati.

Dalam foto yang dibagikan oleh akun Twitter @PartaiSocmed pada Selasa (20/7), nampak bahwa total tagihan yang dikenakan oleh rumah duka tersebut mencapai Rp 80 juta. Sontak, hal ini pun lantas menjadi perbincangan yang hangat di kalangan warganet.

Biaya tersebut dinilai terlalu mahal terlebih lagi di masa pandemi Corona Covid-19 ini. Masalah ini bahkan menarik perhatian dari pengacara kondang Hotman Paris Hutapea. 

Seperti apakah kisahnya? Berikut ulasan selengkapnya dirangkum dari berbagai sumber oleh Liputan6.com, Rabu (21/7/2021).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tagihan rumah duka Rp 80 Juta

Dilansir dari foto yang diunggah oleh akun Twitter @PartaiSocmed, nota yang ditagihkan oleh Rumah Duka Abadi ini mencapai Rp 80 Juta.  Rinciannya untuk peti jenazah Rp 25 juta, transportasi Rp 7,5 juta, kremasi Rp 45 juta, dan pemulasaraan Rp 2,5 juta.

 

Dalam foto tersebut pun terdapat caption yang jenaka sekaligus miris. "Plis ya teman-teman. Jangan mati dulu sekarang. Lagi high season. Biaya mahal semua. Semangat, jangan mati dulu," tulis caption dalam foto tersebut.

3 dari 4 halaman

Dapat perhatian dari Hotman Paris

Menanggapi foto nota tagihan rumah duka tersebut, pengacara kondang Hotman Paris pun ikut geram. Pasalnya, di tengah pandemi Corona Covid-19 ini, rasanya tak patut menjadikan kesedihan orang lain sebagai lahan usaha. Ia pun menuding bahwa ada kartel yang terlibat di belakangnya.

4 dari 4 halaman

Respon warganet

Selain kegeraman yang ditunjukkan oleh Hotman Paris, warganet di Twitter pun ikut geram sekaligus merasa ngeri. Pasalnya, uang Rp 80 Juta tentunya bukan nominal yang sedikit, terlebih lagi di masa yang sulit seperti ini.

"Ini satu contoh lagi betapa buruknya keadaan kita, jika motif dan orientasi keuntungan menjadi dasar orang berbuat..Bayangkan yayasan sosial pun bisa berubah menjadi makluk kikir nanrakus yang siap menyantap siapa saja secara terang-terangan. Menyedihkan," tulis akun @AzhariRamadan

"Jika ada yg bilang "Uang tidak dibawa mati" please tolong diingat kalo udah matipun masih butuh uang yg banyak boss," tulis akun @HoQ_Bud1Arto

"Disaat sebagian orang saling membantu, sebagian lainya saling membunuh saudaranya... bahkan yg sudah meninggal sekalipun," tulis akun @farisghaisani

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.