Sukses

5 Jenis Bahasa Cinta yang Bikin Hubungan Awet, Kamu yang Mana?

5 Love Language atau Bahasa Cinta oleh dr. Gary Chapman.

Liputan6.com, Jakarta Untuk menjalin hubungan yang awet, diperlukan pemahaman dan komunikasi yang baik antar satu sama lain. Berdasarkan buku yang ditulis oleh Dr. Gary Chapman, bertajuk "The 5 Love Languages", ada lima bahasa cinta yang biasanya ditunjukkan oleh pasangan.

Dengan saling memahami bahasa cinta yang ditunjukkan oleh pasangan, maka ada kesempatan supaya hubungan bisa lebih awet karena bisa saling memahami. 

Dia menyarankan bahwa setiap orang memberi dan menerima cinta secara berbeda, jadi kita perlu mengenal pasangan kita untuk memberi mereka jenis cinta yang tepat, dan cinta yang pantas mereka dapatkan. 

Berikut ini merupakan 5 bahasa cinta berdasarkan Dr. Gary Chapman, dirangkum dari berbagai sumber oleh Liputan6.com, Senin (9/8/2021).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. Quality Time atau Waktu Bersama

Salah satu bahasa cinta yang kerap ditunjukkan oleh pasangan berdasarkan buku Dr. Chapman yakni quality time atau waktu bersama yang dihabiskan dengan berkualitas. Hal yang dimaksud disini adalah Anda menaruh perhatian penuh kepada pasangan Anda, tanpa handphone maupun pekerjaan lain.

Sehingga kalian berdua benar-benar menikmati waktu bersama. Bisa juga sembari melakukan aktivitas yang menyenangkan seperti ngobrol berdua, bermain puzzle, dan lain sebagainya.

 

3 dari 6 halaman

2. Physical Touch atau Sentuhan Fisik

Selain itu, ada pula yang memiliki bahasa cinta berupa physical touch atau sentuhan fisik. Orang-orang ini cenderung menikmati sentuhan fisik seperti bergandengan tangan, berpelukan, berciuman, dan lain sebagainya.

Menyentuh adalah cara komunikasi pertama yang kita pelajari ketika kita lahir, dan itu sangat penting untuk perkembangan kita saat kita tumbuh dewasa.

Orang-orang dengan bahasa cinta sentuhan fisik kemungkinan besar akan mengalami kesulitan ketika berjauhan dari pasangannya atau menjalani LDR. 

Itulah mengapa sesuatu yang sederhana seperti mengirimi mereka pelukan dan memberi tahu mereka bahwa Anda berharap bisa melakukannya secara langsung dapat menyebabkan otak mereka memproduksi endorfin , sama seperti jika pelukan itu nyata.

4 dari 6 halaman

3. Hadiah

Kemudian ada pula yang bahasa cintanya berupa hadiah. Mereka yang memiliki bahasa cinta berupa hadiah biasanya akan menghujani Anda dengan benda-benda yang tak terduga. Tak selalu harus yang mahal ataupun besar, namun hal sepele seperti coklat atau bunga bisa jadi tanda bahwa ia benar-benar sedang memikirkan Anda. 

Jika Anda berhubungan dengan orang yang memiliki bahasa cinta berupa hadiah, maka sebaiknya Anda juga melakukan tindakan yang sama dengannya. Sehingga ia akan merasa benar-benar dihargai.

5 dari 6 halaman

4. Word of Affirmations atau penegasan

Ada pula orang yang bahasa cintanya berupa Words of Affirmations atau penegasan. Ia selalu membutuhkan kalimat-kalimat afirmasi seperti pujian, ungkapan cinta, penghargaan, dan kata-kata motivasi. 

Selain itu, ia juga akan sering menyodorkan pertanyaan seperti, "Apakah kamu masih mencintaiku?", "Bagaimana perasaanmu padaku?" dan lain sebagainya.

Dr Michelle Rosser-Majors, profesor di University of Arizona Global Campus, menjelaskan bahwa afirmasi positif membawa kita lebih dari sekedar perasaan yang baik.

Menurutnya, orang ingin merasa dihargai, dihargai, dan kompeten, sehingga kata-kata positif yang membuat kita merasa seperti ini dapat membangun hubungan yang sehat dan kuat.

6 dari 6 halaman

5. Act of service atau tindakan pelayanan

Bahasa cinta yang terakhir berdasarkan Dr. Gary Chapman yakni Acts of Service atau tindakan pelayanan. Yakni berupa melakukan suatu tindakan untuk pasangan Anda yang Anda pahami bahwa mereka ingin Anda melakukannya.

Misalkan saja seperti menyapu lantai, memijat kaki, mencuci mobil, mengantar dan menjemput, serta lain sebagainya. Itu bisa apa saja, bisa jadi menerima bantuan tentang sesuatu yang sangat penting bagi kita atau orang penting kita, seperti menyirami tanaman untuk kita.

Dr. Rosser-Majors juga menjelaskan bahwa pemimpin sejati melayani orang lain sebelum diri mereka sendiri dan bahwa tindakan tanpa pamrih ini menginspirasi orang dan memperkuat ikatan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini