Sukses

Lahir Prematur, Bayi Ini Jadi Paling Ringan di Dunia dengan Berat 212 Gram

Bayi ini lahir saat janin berusia 24 minggu di kandungan secara caesar.

Liputan6.com, Jakarta Melahirkan bayi secara prematur, tentu menjadi salah satu kondisi yang cukup sulit bagi orang tua maupun anak. Setiap orang ingin menjalani proses kehamilan hingga lahir dengan selamat.

Tapi banyak keadaan yang terkadang tidak sesuai prediksi hingga mengharuskan melahirkan secara prematur. Seperti yang dialami oleh pasangan suami istri dari Malaysia ini.

Seorang ibu dari Malaysia ini mengandung anak yang kini dibei nama Kwek Yu Xuan yang lahir dengan berat sangat ringan. Ia melahirkan saat usia kandungannya 24 minggu lebih 6 hari.

Saat lahir, Yu Xuan sapaan bayi tersebut memiliki berat hanya 212 gram dan jadi bayi paling ringan di dunia. Berikut ulasan bayi paling ringan di dunia yang Liputan6.com kutip dari berbagai sumber, Selasa (10/8/2021).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kwek Yu Xuan lahir pada 9 Juni 2020 dengan berat 212 gram

Kwek Yu Xuan merupakan bayi paling ringan di dunia karena lahir prematur dan memiliki berat 212 gram. Ia lahir pada 9 Juni 2020 di National University Hospital (NUH) Singapura. Memiliki berat yang ringan, ia pun terlihat rapuh dan memiliki peluang kecil untuk bertahan hidup.

Berkat para ahli dari NUH, ia pun dapat melewati berbagai keadaan dan kini sudah tumbuh makin besar dan dapat pulang ke rumah pada 9 juli 2021 dengan berat 6,3 Kg. Selama menjalani perawatan 13 di rumah sakit, orang tuanya pun mengumpulkan donasi untuk membantu tagihan medisnya hingga mencapai Rp 4,5 miliar.

3 dari 3 halaman

Memiliki penyakit paru-paru kronis

Ibu dari Yu Xuan mengalami preeklamsia atau tekanan darah tinggi selama kehamilan. Ibunya yang dirawat di NUH pun menjalani operasi kehamilan secara caesar pada usia kehamilan 24 minggu lebih 6 hari.

Menurut Bio Spectrum Asia, Yu Xuan saat ini memiliki penyakit paru-paru kronis dan hipertensi pulmonal yang merupakan dua kondisi yang umumnya dikaitkan dengan prematuritas ekstrem. Namun, dia diharapkan untuk menjadi lebih baik seiring waktu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.