Sukses

21 Macam Obat Berdasarkan Bentuk dan Fungsinya yang Wajib Dipahami

Macam obat bisa dikenali dari bentuknya hingga fungsinya.

Liputan6.com, Jakarta Macam obat bisa dikenali dari bentuknya hingga fungsinya. Ada berbagai macam obat yang dapat kamu temukan di apotek. Bahkan, cara penggunaan setiap jenis obat tersebut juga berbeda-beda. Hal ini tentunya juga berkaitan dengan penyakit yang sedang kamu alami.

Kamu harus memperhatikan cara pakai, tanggal kedaluwarsa, hingga jenis obat berdasarkan simbolnya. Pemilihan obat pun harus sesuai dengan anjuran dokter karena tanpa penggunaan yang benar, obat bisa membahayakan nyawa.

Maka dari itu, Badan Pengawasan Obat dan Makan (BPOM) membuat aturan dan klasifikasi obat. Kamu tentunya harus mengenali bentuk-bentuk dan cara penggunaan obat, hingga fungsinya agar tidak salah dalam membeli obat untuk penyakit yang kamu derita.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (7/9/2021) tentang macam obat.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Macam Obat Tablet

Tablet/Kapsul/Pil

Macam obat ini merupakan yang paling sering didapatkan dari farmasi atau apotek. Adapun perbedaan dari ketiganya adalah kalau jenis obat tablet bentuknya lonjong, sedangkan kapsul berbentuk bulat, dan pil berbentuk lonjong dan ada selongsongnya. Cara mengonsumi ketiga macam obat ini adalah dengan menelannya langsung dengan bantuan air putih.

Kaplet

Kaplet ini merupakan macam obat yang bentuknya penggabungan dari bentuk tablet dan kapsul. Kaplet ini tidak memakai pembungkus sebagaimana halnya obat berbentuk tablet pada umumnya, namun bentuk fisiknya menyerupai kapsul.

Bentuknya memang lebih menarik, bentuk ini juga berfungsi untuk melindungi obat dari pengaruh kelembapan udara atau melindunginya dari keasaman lambung. Kaplet pun merupakann obat padat yang dibuat secara kempa cetak, sehingga bentuknya menjadi oval seperti kapsul.

Tablet Kunyah

Macam obat ini berbeda dari obat tablet/kapsul/pil. Obat ini tidak boleh ditelan dulu. Sesuai dengan namanya, obat ini harus dikunyah terlebih dahulu dengan baik atau hingga hancur, baru ditelan. Setelahnya, kamu bisa minum air putih untuk memastikan agar seluruh obat tertelan sepenuhnya. Tablet kunyah ini sering digunakan oleh pasien dengan penyakit maag.

Tablet Salut

Tablet ini dilapisi dengan satu atau lebih lapisan yang terbuat dari bahan tertentu untuk tujuan khusus. Lapisannya bisa terbuat dari campuran berbagai zat seperti gelatin, gula, damat sintetik, atau enterik. Obat ini dikonsumsi dengan menelannya secara utuh. Jenis obat tidak untuk digerus atau dihancurkan.

3 dari 6 halaman

Macam Obat Tablet

Tablet Hisap

Macam obat ini dikonsumsi dengan cara dihisap, bukan dikunyah. Jadi, kamu cukup menghisap obat ini seperti permen hingga habis. Bagi kamu yang menderita atau memiliki masalah tenggorokan sering mendapatkan jenis obat seperti ini.

Tablet Effervescent

Macam obat ini sama dengan serbuk sirup kering yang harus dilarutkan dalam air terlebih dahulu. Tablet effervescent ini juga harus dilarutkan terlebih dahulu. Masukkan tablet ke dalam setengah sampai satu gelas air putih atau sesuai dengan petunjuk.

Tablet yang semula padat akan larut ke dalam air. Minum segera hingga airnya habis. Anda bisa menambahkan lagi sedikit air putih ke dalam gelas untuk diminum setelahnya dalam rangka memastikan semua obat terminum seluruhnya.

Tablet Bukal

Macam obat tablet ini digunakan dengan cara diletakkan di antara pipi dan gusi. Sebelum mengonsumsinya, kamu disarankan untuk berkumur dengan sedikit air untuk melembapkan mulut yang kering.

Letakkan tablet di antara pipi dan gusi atas atau bawah sesuai dengan kenyamanan. Tutup mulut dan jangan menelan sampai tablet larut dengan sempurna di antara pipi dan gusi. Juga jangan berkumur atau mencuci mulut selama 15 menit setelah tablet larut dengan sempurna.

Tablet Sublingual

Macam obat tablet ini biasanya dikonsumsi di bawah lidah. Sama dengan tablet bukal, kamu disarankan untuk berkumur dengan sedikit air terlebih dahulu. Kemudian letakkan obat di bawah lidah. Tutup mulut dan tunggu sampai tablet larut dengan sempurna, dan jangan menelannya. Juga jangan berkumur atau mencuci mulut selama 15 menit setelah tablet larut dengan sempurna.

4 dari 6 halaman

Macam Obat Cair

Sirup/Suspensi/Emulsi

Obat ini berbentuk cairan. Untuk mengonsumsinya kamu perlu mengocok terlebih dahulu sebelum diminum. Pastikan kamu mengonsumsi obat cair dengan ukuran yang tepat, jangan mengira-ngira. Pada kemasan obat biasanya disertai dengan sendok takar atau tutup yang memiliki takaran. Untuk pasien bayi, biasanya akan diberikan pipet khusus untuk memudahkan menginsumsinya.

Sirup Kering

Macam obat ini sama dengan sirup berbentuk cair. Namun obat ini mulanya berbentuk serbuk kering yang harus dilarutkan terlebih dahulu dengan air putih sampai pada batas tanda yang ada di dalam botol sirup. Kamu bisa meminta bantuan apoteker untuk melarutkan sirup kering ini.

Apoteker akan menakar air dengan gelas ukur. Setelah berbentuk cair, cara mengonsumsi obat ini sama dengan sirup/suspensi/emulsi. Sirup kering yang sudah dilarutkan biasanya mengandung antibiotik dan harus dihabiskan.

Obat Berbentuk Cair Tetes

Macam obat ini berbentuk cair dengan penggunaan meneteskan ke bagian yang terkena penyakit. Obat ini biasanya digunakan untuk obat dalam, tetes mulut, tetes telinga, tetes hidung, dan tetes mata.

5 dari 6 halaman

Macam Obat Lainnya

Obat Suntik atau Injeksi

Injeksi sendiri artinya adalah mendorong sejumlah cairan obat ke dalam tubuh menggunkan jarum suntik. Macam obat ini berbentuk cair (larutan, emulsi, atau suspensi) yang disuntikkan ke tubuh penderita, dengan tujuan agar kerja obat lebih cepat dan untuk mengobati penderita yang tidak bisa makan obat melalui mulut.

Obat Salep

Obat ini merupakan macam obat luar, bentuk berupa semi padat yang bisa dioleskan pda kulit atau selaput lendir. Bahan jenis obat ini harus larut dan terdispersi pada bahan dasar salep.

Obat Berbentuk Extract

Macam obat ini dihasilkan dari proses ekstraksi dari bahan obat-obatan, baik dari hewan ataupun tumbuhan. Obat jenis ini merupakaan sediaan pekat, yang diperoleh dengan mengekstraksi zat dari simplisia nabati atau hewani dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlukan sedemikian sehingga memenuhi ukuran yang ditetapkan.

6 dari 6 halaman

Macam Obat dan Fungsinya

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Badan Pengawasan Obat dan Makan (BPOM) membuat aturan dan klasifikasi obat. Berikut golongan obat yang perlu kamu ketahui seperti Liputan6.com kutip dari KlikDokter:

Obat Bebas

Macam obat bebas ditandai dengan lingkaran berwarna hijau dengan garis tepi hitam. Ini menunjukkan bahwa obat tersebut dapat dibeli secara bebas tanpa menggunakan resep dokter. Obat ini adalah yang paling aman dan bisa dibeli bebas di warung, toko obat, maupun apotek.

Namun, obat bebas tetap tidak boleh digunakan sembarangan, karena bagaimanapun obat memiliki kandungan kimia yang dapat berdampak pada tubuh. Obat-obatan yang dapat dibeli secara bebas biasanya digunakan untuk mengatasi penyakit yang memiliki gejala ringan. Contohnya adalah parasetamol, vitamin, multivitamin, dan antasida.

Obat Bebas Terbatas

Macam obat ini masih bisa dibeli tanpa resep dokter, namun tetap tergolong obat keras. Jadi bagi orang yang memiliki penyakit tertentu, penggunaan obat ini harus dilakukan dengan hati-hati dan sebaiknya menggunakan resep dokter. Obat ini ditandai dengan lingkaran biru bergaris tepi hitam.

Pengunaan obat ini pun harus mengikuti aturan pengobatan yang tertera pada kemasan. Jangan lupa perhatikan tanggal kedaluwarsa obat, serta membaca informasi pada kemasan tentang petunjuk penggunaan obat yang tidak diperbolehkan, efek samping, dosis obat, cara menyimpan obat, dan lainnya. Beberapa obat yang dijual bebas terbatas adalah CTM, Theopiline, Tremenza, dan Lactobion. 

Obat Keras

Obat keras hanya bisa didapatkan dengan resep dokter. Macam obat ini ditandai dengan lingkaran merah dengan garis tepi berwarna hitam dan huruf K di tengah yang menyentuh garis tepi. Obat ini tidak bisa sembarang dikonsumsi, karena dapat berbahaya, meracuni tubuh, memperparah penyakit, atau menyebabkan kematian sehingga harus digunakan sesuai aturan yang tepat.

Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini, misalnya antibiotik, obat-obatan yang mengandung hormon, obat penenang, dan lain-lain. Contoh dari obat keras adalah asam mefenamat, loratadine, alprazolam, clobazam, pseudoefedrin. 

Obat Golongan Narkotik

Ini merupakan golongan obat yang paling berbahaya. Obat golongan narkotik mempunyai simbol seperti tanda plus dengan lingkaran berwarna merah. Obat ini hanya bisa didapatkan dengan resep dokter, dengan tanda tangan dokter disertai nomor izin praktik dokter pada resep tersebut, dan tidak dapat menggunakan kopi resep. Golongan obat narkotik berbahan dasar tanaman atau buatan berupa sintesis ataupun semi sintetis.

Obat-obatan narkotik atau psikotropika dapat menimbulkan ketergantungan pada penggunanya, sehingga pemakaiannya perlu diawasi dengan ketat sesuai anjuran dan kebutuhan. Obat ini sering kali digunakan oleh dokter sebagai obat bius dan antinyeri atau analgetik potensi kuat. Penggunaan obat ini hanya boleh dilakukan dengan dilakukan oleh dokter dan/atau dengan pengawasan dokter.

Obat Fitofarmaka

Macam obat ini memiliki tanda kristal salju berwarna hijau pada lingkaran kuning dengan tepi warna hijau. Perbedaannya dari obat herbal biasa terletak pada proses pengolahan bahan herbal yang telah ditunjang oleh bukti ilmiah secara penelitian klinik (sampai ke manusia), sehingga dapat disetarakan dengan obat modern.

Penelitian klinik akan lebih meyakinkan para dokter untuk mempergunakan obat ini karena telah terbukti, sehingga dapat disetarakan dengan obat-obat modern lainnya. Contoh obat fitofarmaka adalah obat untuk memperkuat daya tahan tubuh.

Obat Herbal Terstandar (OHT)

Macam obat ini ditandai dengan simbol lingkaran kuning dengan garis tepi hijau dan gambar tiga buah bintang hijau di dalamnya. Obat ini merupakan obat yang diekstrak dari bahan alam seperti dari tanaman, hewan, maupun mineral. Umumnya obat ini telah ditunjang dengan bukti ilmiah, yaitu secara penelitian pre-klinik, uji toksisitas dan dibutuhkan proses rumit, keterampilan dan teknologi tinggi. Contoh obat yang merupakan obat herbal terstandar adalah obat untuk meredakan rasa nyeri saat haid dan obat untuk menyembuhkan diare.

Obat Herbal (Jamu)

Macam obat satu ini biasanya menggunakan label dengan gambar tumbuhan atau pohon berwarna hijau dengan lingkaran hijau. Bahan dasar dari obat herbal terbuat dari seluruh bagian tanaman yang telah diolah untuk mendapatkan khasiatnya sesuai dengan prosedur keamanan. Contoh obat herbal yang sering ditemukan di pasaran adalah obat untuk mencegah masuk angin.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini