Sukses

Vaksin adalah Senyawa Pembentuk Kekebalan Tubuh, Simak Cara Kerja dan Manfaatnya

Vaksin adalah senyawa yang terdiri dari bakteri, virus, atau komponen yang dengan kemajuan teknologi sudah dikendalikan.

Liputan6.com, Jakarta Vaksin adalah senyawa yang terdiri dari bakteri, virus, atau komponen yang dengan kemajuan teknologi sudah dikendalikan. Bagi manusia, vaksin adalah diandalkan untuk membentuk kekebalan tubuh agar bisa melawan penyakit mematikan. 

Vaksin adalah melansir dari laman vaccine-safety-training.org mengandung antigen yang sama dengan antigen yang menyebabkan penyakit, namun antigen yang ada di dalam vaksin tersebut sudah dikendalikan (dilemahkan).

Inilah mengapa vaksin adalah aman dan dapat diandalkan bagi kehidupan manusia. Vaksin adalah diberikan kepada manusia dengan proses vaksinasi. Kegiatan pemberian vaksin adalah di mana vaksin tersebut berisi satu atau lebih antigen.

Vaksin adalah diberikan dengan tujuan apabila nanti orang tersebut terpajan/terpapar dengan antigen yang sama, maka sistem imunitas yang terbentuk akan menghancurkan antigen tersebut. Meski demikian, vaksinasi tidak menjamin seseorang aman dari paparan infeksi berbahaya.

Segala upaya menghindari paparan virus dan bakteri berbahaya harus tetap dilakukan. Jangan lengah setelah mendapatkan vaksinasi atau imunisasi, ya! Berikut Liputan6.com ulas tentang vaksin, jenis-jenis, cara kerja vaksin, manfaat, dan efek sampingnya dari berbagai sumber, Rabu (22/9/2021).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Jenis-Jenis Vaksinasi atau Imunisasi

World Health Organisation (WHO) menyebutkan 2-3 juta jiwa terselamatkan tiap tahunnya di seluruh dunia. Sejak ditemukan, vaksin adalah menjadikan sejumlah penyakit yang dulunya mematikan dan membuat kelumpuhan, menjadi sangat jarang, atau punah.

Berikut jenis-jenis vaksinasi atau imunisasi:

1. Vaksinasi atau Imunisasi Aktif

Vaksinasi aktif adalah tindakan untuk menstimulasi kekebalan tubuh seseorang agar terlindung dari infeksi atau penyakit tertentu, melalui pembentukan antibodi oleh sistem imun tubuh. Hal ini umumnya diperoleh melalui pemberian vaksinasi.

2. Vaksinasi atau Imunisasi Pasif

Vaksinasi pasif merupakan tindakan pemberian antibodi secara langsung agar sistem imun tubuh tidak perlu membentuk antibodi tersebut. Contoh dari imunisasi pasif adalah ASI atau antibodi ibu yang diberikan kepada bayi dalam kandungannya.

3 dari 5 halaman

Cara Kerja Vaksin

Vaksin adalah dapat diandalkan merangsang sistem imun tubuh dengan baik. Ketika sistem imun meningkat, tubuh akan lebih mudah mengenali suatu penyakit dari infeksi virus, bakteri, dan kuman. Vaksin adalah dapat membuat tubuh mampu melawan penyakit sebelum infeksi masif terjadi.

Vaksinasi dilakukan dengan menyuntikkan antigen ke dalam tubuh, lalu sistem imun atau kekebalan akan belajar mengenali dan mengidentifikasinya. Imunisasi dapat membantu tubuh mengenali suatu penyakit karena di dalamnya terdiri dari komponen serupa penyebab penyakit. Perbedaannya, antigen dalam vaksin adalah sudah dikendalikan dengan kemajuan teknologi.

Peran vaksin adalah dapat membunuh antigen penyebab penyakit sebelum terjadi infeksi. Setelah mendapat imunisasi, tubuh juga menjadi lebih kebal dengan infeksi serupa di masa yang akan datang. Hal ini terjadi karena antibodi yang dimiliki manusia setelah mendapat vaksin dapat membunuh virus, bakteri, dan kuman sebelum persebaran dan infeksi terjadi dalam tubuhnya.

Melansir dari laman science.org.au, dalam jangka pendek kemanjuran suatu vaksin adalah diukur dari kemampuannya untuk mengurangi frekuensi keseluruhan dari infeksi baru, dan untuk mengurangi komplikasi utama, seperti kerusakan jaringan yang serius dan kematian.

4 dari 5 halaman

Manfaat Vaksin bagi Manusia

1. Menciptakan Herd Immunity

Pemberian vaksin pada kelompok besar bisa menciptakan kekebalan kelompok. Kekebalan kelompok inilah yang disebut herd immunity. Situasi ketika banyak orang lebih terlindungi dari paparan antigen penyebab penyakit mematikan.

Ketika hal ini terjadi, manfaat vaksin bagi manusia akan berdampak menekan replikasi secara tidak langsung. Dampak ini bisa dirasakan oleh kelompok yang tidak mendapat vaksinasi. Sebab virus, bakteri, dan kuman penyebab penyakit mematikan tidak lagi ada dalam skala yang besar.

Dilansir dari science.org.au, selain melindungi individu yang tidak divaksinasi, imunitas kelompok bermanfaat bagi sebagian kecil orang yang gagal merespons vaksinasi secara memadai.

2. Tubuh Menjadi Lebih Kebal

Manfaat vaksin adalah berlaku pula ketika antigen serupa datang di masa mendatang. Hal ini dapat diartikan, paparan mikroba serupa untuk kedua kalinya tidak akan mempan, karena tubuh sudah menjadi lebih kebal.

Meski begitu, kebanyakan vaksin adalah yang tersedia sekarang belum mampu menghilangkan infeksi virus setelah masuk dalam tubuh secara masif. Hal ini yang membuat vaksin hepatitis B diberikan sejak lahir, dan vaksin HPV diberikan pada akhir masa kanak-kanak atau remaja.

Tepatnya sebelum seseorang lebih berisiko terkena virus melalui hubungan seksual. Mewaspadai segala risiko buruk masih perlu dilakukan.

3. Punahkan Penyakit Mematikan

World Health Organisation (WHO) menyebutkan 2-3 juta jiwa terselamatkan tiap tahunnya di seluruh dunia. Sejak vaksin adalah ditemukan, sejumlah penyakit yang dulunya mematikan dan membuat kelumpuhan, menjadi sangat jarang, atau punah.

Salah satu kesuksesan vaksin adalah yang paling besar saat WHO berhasil menghapuskan cacar dengan cara memperluas cakupan vaksinasi cacar sampai ke seluruh dunia pada 1956, hingga pada tahun 1980 cacar dinyatakan telah tereradikasi.

5 dari 5 halaman

Efek Samping Vaksin

Setiap orang akan mendapat dampak penggunaan vaksin yang berbeda-beda. Biasanya akan ada Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) selama 3-4 hari, meliputi demam ringan sampai tinggi, nyeri dan bengkak pada area bekas suntikan, dan agak rewel bagi anak. Risiko KIPI juga bisa dirasakan oleh orang dewasa.

Untuk risiko infeksi pasca vaksinasi memang masih ada, tetapi tidak terjadi secara masif. Dilansir dari science.org.au, ketika cakupan komunitas yang tinggi dengan vaksin tercapai, infeksi dapat muncul kembali, misalnya oleh pelancong yang tidak divaksinasi atau untuk beberapa patogen, hewan yang menjadi pembawa.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini