Sukses

7 Fakta Covid-19 Varian Delta Plus AY.4.2, Mulai Terdeteksi di Singapura

Covid-19 Varian Delta Plus termasuk varian baru.

Liputan6.com, Jakarta Virus COVID-19 terus mengalami mutasi seiring berjalannya waktu. Salah satu mutasi yang ditemukan adalah mutasi delta. Dari varian delta ini, kemudian muncul subvarian baru yang disebut dengan delta plus atau varian AY.4.2.

Varian virus delta plus diyakini lebih menular dari varian lain. Penyebaran varian inilah yang sedang diwaspadai oleh Indonesia. Diketahui, varian delta plus sudah muali terdeteksi di Singapura. Virus ini juga sudah mulai ditemukan di Inggris. 

Hingga saat ini, varian delta plus masih terus dipelajari efeknya. Menurut para ahli, varian ini berpotensi masuk ke Indonesia. Berikut fakta mengenai COVID-19 varian Delta Plus, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu(03/11/2021).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 8 halaman

Turunan dari delta

Varian delta plus merupakan subvarian dari varian delta yang sangat menular dari virus corona. Delta plus memiliki nama lain AY.4.2. Varian ini merupakan kombinasi antara varian Delta AY.4 dengan mutasi pada spike S:Y145H.

AY.4.2 adalah cabang dari Delta yang mencakup beberapa mutasi baru yang mempengaruhi protein spike, yang digunakan virus untuk menembus sel-sel. Subvarian ini berisi perubahan yang dapat memberikan keunggulan kelangsungan hidup virus dibandingkan varian lainnya.

3 dari 8 halaman

Termasuk variant of interest

World Health Organization (WHO) mengklasifikasikan AY.4.2 ke dalam variant of interest. Varian of interest diidentifikasikan sebagai penyebab penularan komunitas yang signifikan atau beberapa klaster COVID-19.

Tidak seperti Delta, bagaimanapun, varian 'Delta Plus' belum dianggap sebagai "varian perhatian (variant of concerns)" --kategori tertinggi yang diberikan untuk varian sesuai dengan tingkat risiko mereka.

4 dari 8 halaman

Lebih menular

Melansir Healthline, ada beberapa bukti awal bahwa Delta AY.4.2 lebih menular. Menurut Prof. Francois Balloux , direktur Institut Genetika Universitas College London (UCL), AY.4.2 bisa menjadi sekitar 10% lebih menular daripada varian Delta asli.

Data menunjukkan AY.4.2 bisa 10 persen lebih menular daripada varian Delta. Peningkatan 10 persen dapat menjadikan varian baru yang paling menular. Namun, para ahli mengatakan bahwa lebih menular tidak selalu berarti lebih mengkhawatirkan.

5 dari 8 halaman

Terdeteksi di Inggris

Menurut data resmi terbaru, AY.4.2, juga disebut "Delta Plus," telah diidentifikasi pada sekitar 6 persen kasus di Inggris. Badan Keamanan Kesehatan Inggris mengungkapkan bahwa subtipe baru Delta plus menyebar di Inggris. Ini telah menimbulkan kekhawatiran bahwa ini dapat meningkatkan tingkat infeksi lebih jauh.

Badan tersebut melaporkan bahwa varian tersebut menyumbang 6% dari semua sekuens genetik SARS-CoV-2 pada minggu yang dimulai 27 September 2021, minggu terakhir di mana data sekuensing lengkap tersedia.

6 dari 8 halaman

Terdeteksi di Singapura

Pada Kamis, 28 Oktober 2021, Singapura melaporkan temuan pertama kasus Delta Plusnya. Meski sudah terdeteksi, Kementerian Kesehatan mengatakan tidak ada bukti penyebaran ke masyarakat dari kasus tersebut.

7 dari 8 halaman

Kasus di negara lain

Data dari database pelaporan virus GISAID juga menunjukkan bahwa kasus subvarian telah dilaporkan di Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan sebagian Eropa Barat.

Hingga 16 Juni , setidaknya 197 kasus Delta Plus telah ditemukan di 11 negara – Inggris (36), Kanada (1), India (8), Jepang (15), Nepal (3), Polandia (9), Portugal (22), Rusia (1), Swiss (18), Turki (1), Amerika Serikat (83).

8 dari 8 halaman

Belum jadi strain dominan

Meski sudah dideteksi di sejumlah negara, para ahli telah mencatat bahwa AY.4.2 belum menjadi strain dominan di negara-negara di mana AY.4.2 telah dilaporkan. Hingga saat ini, efek dari varian Delta Plus masih terus diteliti.

"Efek dari varian ini masih dipelajari. Untuk sementara, AY.4.2 memiliki tingkat penularan dan keparahan penyakit seperti varian Delta," kata Kementerian Kesehatan Singapura.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.