Sukses

Bantu Lepas Stres Orang lain, Pria Ini Rela Bekerja jadi Samsak Tinju

Pekerjaan sebagai samsak tinju telah dilakukan selama lebih dari 10 tahun.

Liputan6.com, Jakarta Mencari sebuah pekerjaan memang bukan perkara mudah. Berbagai persyaratan dan keterampilan juga dibutuhkan saat akan melamar pekerjaan. Namun, beberapa orang memilih untuk membuka usaha untuk mendapatkan pendapatan.

Namun, pernahkah kamu terpikir untuk menjadi pelatih pelepas stres? Dilansir Liputan6.com dari Oddity Central, Minggu (12/12/2021) seorang pria asal Turki memilih untuk membiarkan dirinya menjadi samsak tinju. 

Pria bernama Hasan Riza Gunay ini memilih samsak tinju tanpa pernah memukul balik. Hasan bahkan telah bekerja sebagai 'Samsak tinju manusia' sejak 2010 lalu. Terinspirasi dari film klasik berjudul Sark Bulbulu (Eastern Nightingale), di mana karakter protagonis membiarkan dirinya dipukuli secara sukarela.

Alasan mengapa Hasan Riza Gunay memilih untuk bekerja sebagai samsak tinju manusia ini pun terbilang tak biasa. Dirinya memilih menjadi samsak tinju karena ingin membantu orang lain untuk melepas stres yang tengah dihadapi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Jalani bisnis tak biasa

Hasan Riza Gunay memilih untuk mengubah imajinasi yang ada menjadi sebuah bisnis tak biasa. Dia menyadari jika beberapa orang mampu menghilangkan stres dengan olahraga, meditasi, makan atau tidur. Namun, ada pula yang perlu melepaskan stres dengan berteriak bahkan memukul.

“Sebagian besar klien saya menderita depresi atau serangan panik atau kewalahan karena rutinitas sehari-hari mereka,” kata Gunay seperti yang dilansir Liputan6.com dari Oddity Central, Minggu (12/12/2021).

3 dari 4 halaman

Pelatih berlisensi

Meski telah satu dekade menjadi pelatih stres, namun Hasan juga diketahui tengah mencari seorang pelatih baru. Hal ini dikarenakan dirinya ingin ada orang lain yang mengambil perannya sebelum Hasan menjadi terlalu tua untuk menerima pukulan.

"Saya ingin melatih orang lain yang berpotensi tertarik sebagai 'pelatih stres' dan menyerahkan sarung tangan saya kepada generasi baru." lanjutnya.

Bukan hanya asal menerima pukulan saja, Hasan juga menyebutkan pelatih stres memiliki lisensi sehingga memiliki beberapa metode untuk membantu kliennya menghilangkan stres. Ia menyebutkan sering kali, yang kliennya butuhkan hanyalah seseorang untuk melampiaskan amarahnya, dan dia dengan senang hati menurutinya.

Tetapi terkadang ia juga memiliki kondisi yang tepat agar "perawatan"nya bagi sang klien berhasil. Dia akan mengenakan topeng dari foto cetak orang yang membuat klien kesal, dan mendorong mereka untuk bersumpah padanya dan mengeluarkan semua frustrasi mereka.

4 dari 4 halaman

Selalu gunakan pengaman

Hasan menyebutkan setiap orang memiliki durasi sekitar 10-15 menit setiap sesinya. Ia pun hanya menerima empat orang saja dalam satu hari. Tak hanya itu saja, jika dia merasa seseorang tidak memiliki alasan yang cukup baik untuk berada di sana, atau jika mereka ada di dalamnya untuk bersenang-senang, dia tidak akan menerimanya.

Hasan juga tak sembarangan saat menjadi pelatih, dirinya selalu menggunakan pengaman. Bahkan, Hasan sebelum pelatihan di mulai, para klien juga harus menandatangani dokumen yang menyatakan jika ia melakukan secara sukarela hingga para klien bisa menghilangkan stres tanpa adanya tekanan tambahan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.