Sukses

5 Fakta Delmicron yang Lahir dari Teori Asal-asalan, Ini Penjelasan Ahli

Epidemiolog dari Universitas Griffith, Dicky Budiman menjelaskan saat ini tidak ada perkawinan antara dua varian seperti Delta dan Omicron yang membentuk Delmicron tersebut.

Liputan6.com, Jakarta Santer kabar varian Delmicron merupakan gabungan dari varian Delta dan Omicron. Para ahli menyangkal bahwa Delmicron sebagai varian baru Corona COVID-19 seperti yang dikabarkan Times of India pada 24 Desember 2021 lalu dari keterangan Satgas India, Dr Shashank Joshi.

Mantan Direktur WHO Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama memberikan keterangan yang diterima Liputan6.com, pada Minggu (26/12/2021), sejauh ini munculnya kabar tentang Delmicron yang menjadi gabungan dari varian Delta dan Omicron hanya pendapat seorang dokter yang kebetulan di wawancara media, bukan berdasarkan pada tulisan ilmiah.

Otoritas berwenang di India seperti Indian Council of Medical Research (ICMR) pun tidak pernah memberikan informasi tentang ada tidaknya Delmicron sebagai varian baru Corona COVID-19. Sejauh ini, WHO juga belum mengeluarkan penjelasan apapun tentang Delmicron.

Berikut Liputan6.com ulas lima fakta Delmicron yang lahir dari teori asal-asalan lebih dalam, Senin (27/12/2021).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Fakta Delmicron

1. Lahir dari Teori Asal-asalan

Delmicron bukan varian baru Corona COVID-19 seperti yang dikabarkan Times of India pada 24 Desember 2021 lalu dari keterangan Satgas India, Dr Shashank Joshi. Teori Delmicron yang konon gabungan dari varian Delta dan Omicron disangkal oleh para ahli.

Epidemiolog dari Universitas Griffith, Dicky Budiman, mengutip CNN, menyebut mutasi virus SarS-CoV-2 varian Delmicron merupakan hoaks yang lahir dari teori asal-asalan. Menurutnya, saat ini tidak ada perkawinan antara dua varian tersebut.

"Itu hoaks ya harus hati-hati, delmicron itu lahir dari konspirasi atau teori yang menghubungkan dan mengkaitkan antara Delta dan Omicron," ujar Dicky, Minggu (26/12/2021).

2. Otoritas India Tidak Mengakui Delmicron

Otoritas berwenang di India seperti Indian Council of Medical Research (ICMR) tidak pernah memberikan informasi tentang ada tidaknya Delmicron sebagai varian baru Corona COVID-19. Begitu pula tidak ada pernyataan dari organisasi resmi apapun di India.

Mantan Direktur WHO Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama yang diterima Liputan6.com, pada Minggu (26/12/2021) menjelaskan, sejauh ini munculnya kabar tentang Delmicron yang menjadi gabungan dari varian Delta dan Omicron hanya pendapat seorang dokter yang kebetulan di wawancara media, bukan berdasarkan pada tulisan ilmiah.

3. Dua Varian Tidak Bisa Menginfeksi Bersamaan

Hal yang sama disampaikan oleh Ahli Mikrobiologi sekaligus Staf Pengajar Biologi, Universitas Padjadjaran, Mia Miranti mengutip CNN, bahwa dua varian seperti Delta dan Omicron tidak bisa menginfeksi dalam waktu bersamaan.

Mia menjelaskan umumnya salah satu mutasi Corona COVID-19 dominanlah yang akan menginfeksi, bukan kombinasi dua varian. “Tidak mungkin dua-duanya dalam satu waktu menginfeksi objek yang sama. Mana yang duluan, dia yang akan menguasai objeknya,” jelas Mia.

3 dari 4 halaman

Fakta Delmicron Selanjutnya

4. Klaim Gejala Delmicron

Delmicron diklaim gabungan antara varian Delta dan Omicron seperti dikabarkan Times of India, memiliki gejala sangat menular dan kuat hingga menyebabkan gejala yang parah. Seperti suhu tubuh tinggi, batuk terus-menerus, kehilangan indra penciuman atau perasa, sakit kepala, pilek, dan sakit tenggorokan.

Ahli Mikrobiologi, Mia menanggapi klaim gejala tersebut yang menjadikannya diberi nama Delmicron, karena mirip dengan varian Delta dan Omicron. Pahami, varian Delta dan Omicron sudah pasti memiliki gejala yang mirip karena Omicron terbentuk dari empat varian virus Corona COVID-19 yang ada.

“Lantaran sifat virus menggunakan objek sebagai tempat multiplikasi virus. Sehingga tidak mungkin satu objek melakukan multiplikasi untuk dua virus yang berbeda,” dijelaskan Mia.

5. Penamaan Varian Baru adalah Otoritas WHO

Pada keterangan yang sudah dipaparkan, Delmicron yang dinamakan berdasar gabungan varian Delta dan Omicron bukanlah kabar yang bisa dibenarkan.

Prof Tjandra Yoga menegaskan, apabila membahas varian baru maka penamaan varian seperti Corona COVID-19 hanya dilakukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang berpatokan pada huruf Yunani.

Sejauh ini, WHO pun belum mengeluarkan penjelasan apapun tentang Delmicron. “Jadi sepatutnya tidak akan ada istilah Delmicron dalam klasifikasi Variant of Concern (VoC atau Variant of Interest (VoI) WHO,” dijelaskan Prof Tjandra Yoga.

 

4 dari 4 halaman

Mengenal Varian Omicron

Mutasi virus Corona COVID-19, varian Omicron (BA.1) pada penelitian data awal diungkap oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) lebih cepat menular daripada varian Delta. Tak hanya itu, WHO melalui AFP menyatakan varian Omicron dapat melemahkan vaksin COVID-19 yang tersedia.

Bukti awal menunjukkan Omicron menyebabkan “pengurangan kemanjuran vaksin terhadap infeksi dan penularan”, kata WHO dalam penjelasan teknisnya

Penemuan varian Omicron di Afrika Selatan yang dikatakan oleh para ilmuwan lebih cepat bermutasi dan menular ini sudah menyebar ke berbagai belahan dunia. Tercatat di Afrika Selatan varian Delta tak banyak dan di Inggris justru menjadi yang dominan. WHO menyatakan varian Omicron telah menyebar setidaknya ke lebih dari 60 negara di dunia.

Dalam konferensi pers, Jumat (3/12/2021) Kepala Urusan Darurat WHO, Dr. Michael Ryan melalui VOA mengingatkan untuk bersikap hati-hati ketika menyebut kasus varian Omicron yang “ringan” karena menurutnya “fakta bahwa sebagian besar kasusnya ringan mungkin mencerminkan fakta bahwa varian ini merebak di antara orang-orang muda yang sehat.”

Kepala Urusan Teknis COVID-19 di WHO, Maria Van Kerkhove pada kesempatan yang sama menunjukkan sebuah laporan gejala infeksi varian Omicron cukup bervariasi.

 Dijelaskan, kasus awal terdeteksi di “kelompok mahasiswa” yang menunjukkan gejala ringan, tetapi menambahkan bahwa mereka adalah “individu yang cenderung lebih muda, dan cenderung menunjukkan infeksi yang lebih ringan.”

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.