Sukses

Perbedaan Qada dan Qadar, Pengertian, Dalil, dan Fungsi Mengimaninya

Ada sejumlah perbedaan Qada dan Qadar.

Liputan6.com, Jakarta Perbedaan Qada dan Qadar penting dipahami umat Islam. Mempercayai Qada dan Qadar merupakan salah satu rukun Iman. Qada dan Qadar sering diartikan sebagai takdir. Keduanya sering disamakan, tapi sebenarnya ada sejumlah perbedaan Qada dan Qadar.

Namun, jika dilihat dari istilahnya, ada perbedaan Qada dan Qadar. Mengetahui perbedaan Qada dan Qadar bisa membantu meningkatkan Iman pada takdir yang diberikan Allah. Perbedaan Qada dan Qadar terletak pada artinya.

Selain perbedaan Qada dan Qadar, penting juga mengetahui manfaat mengimaninya. Berikut perbedaan Qada dan Qadar, dirangkum Liputan6.com dari Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti: Beriman Kepada Qada dan Qadar dari Kemendikbud, Selasa(18/01/2022).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Pengertian Qada dan Qadar

Pengertian Qada

Qada secara bahasa berarti ketetapan, ketentuan, ukuran, takaran, atau sifat. Qada secara istilah, yaitu ketetapan Allah yang tercatat di Lauh al-Mahfuz (papan yang terpelihara) sejak zaman azali. Ketetapan ini sesuai dengan kehendak-Nya dan berlaku untuk seluruh makhluk atau alam semesta.

Pengertian Qadar

Sementara Qadar adalah ketetapan yang telah terjadi atau keputusan yang diwujudkan. Qadar juga sering disebut dengan takdir. Secara istilah, qadar adalah ketetapan atau keputusan Allah yang memiliki sifat Maha Kuasa (Qadir) atas segala ciptaan-Nya, baik berupa takdir yang baik maupun takdir yang buruk. Qadar merupakan perwujudan atau realisasi dari Qada. Hubungan antara Qada dan Qadar sangat erat dan tidak dapat dipisahkan.

3 dari 6 halaman

Perbedaan antara Qada dan Qadar

Ciptaan Allah adakalanya terwujud setelah melalui proses alam atau mengikuti hukum sebab-akibat, yakni disebut al-Khalqu, seperti wujudnya anak karena adanya orang tua dan wujudnya harta benda karena hasil usaha manusia. Adakalanya ciptaan Allah terwujud seketika tanpa proses, yakni disebut al-amru (kun fa yakun/ jadilah, maka jadi), seperti wujudnya Nabi Isa tanpa ada bapaknya. Wujud mukjizat Nabi Isa menghidupkan orang yang telah meninggal dunia karena sudah menjadi perintah Allah Swt.

Qada adalah ketetapan yang masih bersifat rencana. Ketika rencana itu sudah menjadi kenyataan, maka kejadian nyata itu bernama Qadar atau takdir.

4 dari 6 halaman

Macam-macam takdir

Takdir Mubram

Takdir mubram adalah ketentuan mutlak dari Allah SWT yang pasti berlaku dan manusia tidak diberi peran untuk mewujudkannya. Contoh takdir ini adalah tentang kelahiran dan kematian manusia. Tentunya tidak ada yang tahu kapan manusia akan dilahirkan dan kapan akan mati. Semua menjadi rahasia Allah SWT dan terjadi sesuai dengan ketetapan-Nya.

Takdir Muallaq

Takdir Muallaq adalah ketentuan Allah SWT yang mengikut sertakan peran manusia melalui usaha atau ikhtiarnya. Contoh takdir ini adalah keberhasilan murid di sekolah dalam meraih prestasi. Murid yang berprestasi itu bukanlah murid yang diam saja tidak belajar, dan hanya menunggu takdir. Tetapi, ia yang selalu berusaha dan belajar setiap hari untuk meraih cita-cita yang diharapkannya.

5 dari 6 halaman

Dalil tentang Qada dan Qadar

Q.S. at-Taubah ayat 51

Katakanlah, sesekali-sekali tidak akan menimpa kami, melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah pelindung kami dan hanya kepada Allah orang beriman harus bertawakal» (Q.S. at-Taubah/ 9: 51)

Q.S. al-Qamar 54: 49

Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran (Q.S. al-Qamar/ 54: 49)

Q.S. an-Nah 6: 61

Maka apabila telah tiba waktu (yang telah ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak pula mendahulukannya. (Q.S. an-Nahl/6: 61)

 

6 dari 6 halaman

Fungsi iman kepada Qada dan Qadar

Mendorong Kemajuan dan Kemakmuran

Pada dasarnya segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah Swt. sudah diberi ukuran, takaran, sifat, dan undang-undang. Dengan iman kepada Qada dan Qadar, hendaknya manusia dapat menyelidiki dan mempelajari alam sehingga mampu memanfaatkannya. Dengan mengimani Qada dan Qadar, maka manusia dapat mempelajari suatu hukum yang pasti sehingga menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kehidupan manusia.

Menghindari Sifat Sombong

Dengan beriman kepada takdir, seseorang yang memperoleh sukses besar, meraih jabatan yang tinggi, menjadi penguasa, atau memiliki harta berlimpah, ia tidak akan merasa sombong. Sebaliknya, ia menjadi semakin rendah hati karena menyadari bahwa sukses yang diperoleh bukan semata-mata hasil usahanya sendiri, kecuali sudah menjadi ketetapan Allah. Tanpa pertolongan dan ketetapan Allah seseorang tidak akan mampu memperoleh kesuksesan itu sehingga ketika mendapatkannya, ia justru menjadi tawadlu atau rendah hati menyadari akan kemudahan dan keagungan Allah swt.

Melatih Berhusnuzan (baik sangka)

Iman kepada takdir mendidik manusia untuk berbaik sangka pada ketetapan Allah karena apa yang kita inginkan belum tentu berakibat baik, demikian pula sebaliknya.

Melatih Kesabaran

Seorang yang beriman kepada Qada dan Qadar akan tetap tabah, sabar, dan tidak mengenal putus asa pada saat mengalami kegagalan karena menyadari bahwa semua kejadian sudah ditetapkan oleh Allah. Akan tetapi, bagi orang yang tidak beriman kepada takdir, kegagalan mengakibatkan stres, putus asa, dan kegoncangan jiwa.

Terhindar dari Sifat Ragu dan Penakut

Iman pada Qada dan Qadar akan menumbuhkan sifat pemberani. Semangat dan jiwa seseorang akan bangkit karena ia tidak memiliki keraguan atau gentar sedikit pun untuk maju. Orang yang beriman itu meyakini bahwa apa pun yang bakal terjadi tidak akan menyimpang dari ketentuan atau takdir Allah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.