Sukses

Satire adalah Sindiran dengan Lelucon, Begini Cara Membuat dan Contohnya

Ungkapan satire adalah menuntut adanya perbaikan.

Liputan6.com, Jakarta Apa itu satire? Memahami satire adalah gaya bahasa kiasan yang digunakan untuk memberi kritik atau penolakan atau sindiran dengan sisipan lelucon.

Dalam buku berjudul Diksi dan Gaya Bahasa oleh Gorys Keraf, dijelaskan satire adalah ungkapan yang menertawakan atau menolak sesuatu. Ungkapan satire adalah menuntut adanya perbaikan.

Cara membuat ungkapan satire adalah merujuk pada kelompok gaya bahasanya, kiasan. Dalam sebuah klasifikasi gaya bahasa, satire adalah sindiran yang bersifat ironi, sinisme, atau sarkasme.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang gaya bahasa satire, cara mengungkap, dan contohnya, Sabtu (29/1/2022).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Gaya Bahasa Satire

Memahami satire adalah gaya bahasa yang termasuk dalam gaya bahasa kiasan. Gaya bahasa satire adalah ungkapan kritik, penolakan, atau sindiran. Keraf menjelaskan satire adalah ungkapan yang menertawakan atau menolak sesuatu.

“Satire adalah mengandung kritik tentang kelemahan manusia yang secara tidak langsung menuntut adanya perbaikan,” dijelaskan.

Sangat berbeda dengan sarkasme, penolakan atau sindiran atau kritik dengan gaya bahasa satire adalah lebih halus karena disisipi lelucon. Dalam penelitian berjudul Ungkapan Satire dan Sarkasme dalam Charlie Hebdo oleh Sri Ratnawati, dijelaskan satire adalah digunakan untuk menyindir secara halus dan bisa dijadikan lelucon.

Itu artinya, kritik dan penolakan dengan gaya bahasa satire adalah tidak akan melukai hati seseorang, justru menciptakan atmosfer bahagia atau senang. Kritik atau penolakan yang diungkapkan dengan gaya bahasa satire adalah bukan tanpa alasan, tetapi untuk perbaikan.

3 dari 4 halaman

Cara Membuat Ungkapan Satire

Cara membuat ungkapan satire adalah merujuk pada kelompok gaya bahasanya, kiasan. Gaya bahasa satire adalah ungkapan untuk membenarkan sesuatu yang salah dan memberikan solusi atas kesalahan.

Dalam buku berjudul Mengenal Gaya Bahasa oleh Dhania Ayu Aisha, dijelaskan gaya bahasa satire adalah diungkap dengan nada yang ramah, nada yang keras, dan nada yang menusuk.

Lalu dijelaskan oleh Keraf, dalam sebuah klasifikasi gaya bahasa, satire adalah sindiran yang bersifat ironi, sinisme, atau sarkasme. Ketiganya berguna untuk mengungkap sindiran, tetapi dengan level yang berbeda. Apa perbedaan ketiganya?

1. Ironi

Memahami gaya bahasa ironi adalah turunan dari kata eironeia. Itu artinya ‘penipuan’ atau ‘pura-pura’. Ironi digunakan untuk mengatakan sesuatu dengan makna atau maksud yang berlainan dari rangkaian kata-katanya. Ironi dinilai berhasil apabila pendengar memahami maksud yang tersimpan di balik kalimat tersebut.

Contohnya: Saya tahu Anda orang yang pintar sehingga pendapat-pendapat saya tidak lagi dibutuhkan.

2. Sinisme

Memahami gaya bahasa sinisme adalah memiliki arti ‘suatu sindiran yang berbentuk kesangsian yang mengandung ejekan terhadap keikhlasan dan ketulusan hati’.

Pemaknaan sinisme lebih kompleks dibanding ironi. Meski demikian, bisa dipahami bahwa sinisme adalah ironi yang lebih kasar. Bentuk ironi dapat dimodifikasi lebih lanjut menjadi gaya bahasa sinisme.

Contohnya: Anda memang orang yang sangat pintar sehingga pendapat-pendapat saya tidak ada gunanya!

3. Sarkasme

Memahami gaya bahasa sarkasme adalah berasal dari kata sarkasmos, diturunkan dari verba sakasein yang berarti ‘merobek-robek daging seperti anjing’, ‘menggigit bibir karena marah’ atau ‘berbicara dengan kepahitan’. Maka, tidak heran jika sarkasme memiliki arti ‘suatu acuan yang mengandung kepahitan dan celaan yang getir’.

Contohnya: Anda baru lulus kuliah, anak kemarin sore. Jangan sok pintar. Pendapat-pendapat saya jauh lebih brilian.

4 dari 4 halaman

Contoh Ungkapan Satire

Memahami tentang gaya bahasa satire tak cukup hanya dengan pengertiannya saja, contoh ungkapan satire yang Liputan6.com lansir dari berbagai sumber.

Ironi:

- Ruang bekerja kamu sangat rapih, sampai-sampai aku kesusahan duduk di sini.

- Sopan sekali pakaian yang kamu kenakan hingga aku juga merasa malu melihatnya.

- Wangi sekali bau badanmu. Tak ada satu orang pun yang tahan berada di dekatmu.

- Dia orang yang sangat tepat waktu. Dia hadir saat acara sudah usai dan semua tamu undangan telah bubar.

- Diah adalah anak yang paling cantik dikelasnya hingga tak ada satupun anak laki-laki meliriknya.

- Cahaya lampu itu sangat terang hingga aku tak bisa melihat wajah orang yang ada didekatku.

Sinisme:

- Badan mu bau sekali, tetapi kalau disuruh mandi tidak mau.

- Untuk apa kamu memiliki rumah mewah , jika rumah itu tidak pernah kau tinggali.

- Percuma saja kau menyatakan cinta kepadaku , ujung ujungnya kau akan menyakitiku .

- Percuma saja kau sekolah tinggi tinggi , jika tidak serius belajar.

- Untuk apa kau punya gaji banyak , jika tidak bisa menikmati gajimu sama sekali .

- Percuma saja kau membuka usaha jika tidak kamu lakukan tanpa ilmu dan tidak profesional.

Sarkasme:

- Dasar tidak becus! Kalau tidak bisa kerja, kamu hanya akan jadi sampah masyarakat.

- Dasar pemalas , sudah masuk sekolah baru mengerjakan PR.

- Anak ini tidak memiliki sopan santun , seperti tidak memiliki orang tua.

- Dasar sampah masyarakat , hanya mengganggu ketertiban umum.

- Apa kau buta ? Ada anak kecil didepanmu masih saja kau tabrak .

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.