Sukses

17 Penyebab Keguguran yang Sering Terjadi, Kenali Faktor Risikonya

Keguguran perlu diwaspadai setiap ibu.

Liputan6.com, Jakarta Penyebab keguguran termasuk kondisi yang paling dikhawatirkan. Baru-baru ini, aktris Dinda Hauw dan Asmirandah dikabarkan mengalami keguguran. Kabar ini tentunya menimbulkan duka bagi keduanya.

Penyebab keguguran perlu diwaspadai setiap ibu. Keguguran bisa dialami siapa saja. Biasanya, keguguran terjadi selama trimester pertama kehamilan. Penyebab keguguran dapat terjadi karena berbagai alasan medis, banyak di antaranya di luar kendali seseorang.

Namun, memahami faktor risiko, tanda, dan penyebab keguguran tetap menjadi hal penting yang harus diketahui selama mempersiapkan kehamilan. Berikut penyebab keguguran dan faktor risikonya, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu(23/3/2022).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

Penyebab keguguran yang sering terjadi

Kelainan kromosom atau gen

Penyebab keguguran yang sering terjadi adalah adanya kelainan kromosom atau gen. Mayo Clinic mencatat sekitar 50 persen keguguran dikaitkan dengan masalah kromosom. Masing-masing dari individu seharusnya memiliki 46 kromosom total. Ini terdiri dari 23 kromosom ayah dan 23 dari ibu. Bayi tidak dapat tumbuh secara normal dengan jumlah kromosom yang tidak normal atau rusak.

Usia

Usia menjadi salah satu faktor risiko penyebab keguguran yang cukup umum. Ini karena masalah kromosom dialami oleh wanita hamil di usia lanjut atau lebih dari 35 tahun pada masa kehamilan. Wanita berusia 35 hingga 39 tahun memiliki peningkatan risiko 75 persen keguguran. Sementara wanita berusia 40 tahun ke atas memiliki risiko 5 kali lipat.

Infeksi

Keguguran yang cukup sering terjadi juga bisa karena infeksi. Infeksi bisa terjadi di sistem reproduksi maupun organ lainnya. Infeksi rahim atau serviks misalnya, bisa berbahaya bagi bayi yang sedang berkembang dan menyebabkan keguguran. Beberapa infeksi ini meliputi listeria, parvovirus B19, toxoplasma gondii, rubella, herpes simpleks, dan sitomegalovirus.

3 dari 7 halaman

Penyebab keguguran yang sering terjadi

Masalah plasenta

Masalah plasenta seperti solusio plasenta dan plasenta previa merupakan penyebab keguguran yang perlu diwaspadai. Jika plasenta berkembang tidak normal, suplai darah dari ibu ke bayi terganggu. Solusio plasenta terjadi ketika plasenta terpisah seluruhnya atau sebagian dari rahim sebelum bayi lahir. Sementara plasenta previa terjadi ketika adalah komplikasi kehamilan langka yang terjadi jika plasenta menempel pada bagian bawah dinding rahim wanita, menutupi sebagian atau seluruh serviks.

Masalah kesehatan pada ibu

Penyebab keguguran ini paling sering terjadi di minggu ke-13 hingga minggu ke-24. Masalah kesahatan yang bisa menjadi penyebab keguguran adalahp enyakit kronis yang tidak terkontrol dengan baik seperti diabetes atau tekanan darah tinggi, penyakit tiroid, lupus, dan gangguan autoimun lainnya.

Leher rahim melemah

Salah satu penyebab keguguran pada kehamilan trimester kedua adalah serviks yang melemah yang juga dikenal sebagai serviks inkompeten atau inkompetensi serviks. Pada kondisi ini, otot leher rahim lebih lemah dan tidak mampu menahan janin. Ini dapat terjadi sebagai akibat dari cedera sebelumnya pada serviks seperti setelah operasi. Karena kelemahan otot, serviks mungkin terlalu sering terbuka selama trimester kedua kehamilan yang mengakibatkan keguguran.

4 dari 7 halaman

Penyebab keguguran yang sering terjadi

Gaya hidup

Gaya hidup yang buruk pada ibu dapat meningkatkan risiko keguguran. Penyebab keguguran ini bisa memengaruhi perkembangan janin di trimester pertama. Kebiasaan buruk yang bisa memengaruhi janin di antaranya adalah merokok, minum alkhohol, menggunakan obat-obatan dan kebiasaan tidak sehat lainnya.

Berat badan

Obesitas juga menjadi penyebab keguguran yang cukup sering terjadi. Penelitian yang diterbitkan dalam International Journal of Obstetrics and Gynecology melaporkan bahwa wanita dengan berat badan kurang 72 persen lebih mungkin mengalami keguguran selama 3 bulan pertama kehamilan.

Paparan lingkungan

Zat tertentu di lingkungan rumah atau tempat kerja juga dapat membuat kehamilan berisiko mengalami keguguran. Lingkungan yang berisiko bagi ibu hamil di antaranya seperti paparan merkuri, pelarut, pestisida, dan arsenik.

5 dari 7 halaman

Faktor risiko penyebab keguguran

Merokok dan alkohol

Merokok dan alkohol menjadi faktor risiko berbahaya penyebab keguguran. Jika ibu merokok selama kehamilan atau menjadi perokok pasif, maka risiko keguguran mungkin meningkat. Minum alkohol secara berlebihan selama kehamilan juga dapat meningkatkan risiko keguguran.

Diabetes

Diabetes yang tidak diobati dan tidak terkontrol adalah salah satu penyebab keguguran yang sering terjadi. Kadar glukosa darah tinggi selama kehamilan juga dapat meningkatkan kemungkinan bayi lahir terlalu dini, berat badan terlalu banyak, atau memiliki masalah pernapasan atau glukosa darah rendah segera setelah lahir.

Obat-obatan tertentu

Mengonsumsi obat-obatan tertentu selama kehamilan juga dapat meningkatkan kemungkinan keguguran. Beberapa obat-obatan tersebut adalah Misoprostol, Retinoid, Methotrexate, dan Non-Steroidal Anti-Inflammatory Drugs (NSAID).

6 dari 7 halaman

Faktor risiko penyebab keguguran

Keracunan makanan

Keracunan makanan yang terjadi karena mengonsumsi makanan yang terkontaminasi juga dapat meningkatkan risiko ibu mengalami keguguran. Keracunan makanan yang sering terjadi seperti keracunan Listeriosis, Salmonella, dan Toksoplasmosis.

Riwayat keguguran

Wanita yang mengalami dua kali atau lebih keguguran berturut-turut memiliki risiko lebih tinggi mengalami keguguran.

Polycystic ovary syndrome (PCOS)

Wanita dengan PCOS tiga kali lebih mungkin mengalami keguguran di bulan-bulan awal. Penderita PCOS yang hamil juga lebih berisiko mengalami preklamsia. Sindrom ovarium polikistik (PCOS) adalah kelainan hormonal yang umum terjadi pada wanita usia reproduksi.

7 dari 7 halaman

Faktor risiko penyebab keguguran

Preeklampsia

Preeklamsia adalah kondisi yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan kadar protein yang tinggi dalam urin wanita. Kondisi ini bisa berkembang di awal kehamilan maupun setelah 20 minggu kehamilan. PEnyebab keguguran ini adalah kondisi yang berbahaya.

Masalah rahim

Masalah rahim seperti bentuk yang tidak normal atau perkembangan fibroid dapat membahayakan janin yang sedang berkembang. Menurut Very Well Family, sekitar 18% wanita yang mengalami keguguran berulang memiliki beberapa jenis kelainan rahim. Jenis kelainan rahim yang bisa menyebabkan keguguran adalah septate uterus, bicornuate uterus, dan arcuate uterus.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.