Sukses

8 Penyebab Stress yang Paling Umum Terjadi, Simak Cara Mengatasinya

Stress dapat terjadi karena beberapa faktor, mulai dari masalah pekerjaan, keuangan, hingga keluarga.

Liputan6.com, Jakarta Penyebab stress dapat terjadi karena beberapa faktor. Stress adalah perubahan reaksi tubuh ketika menghadapi ancaman, tekanan, atau situasi yang baru. Stress umum dirasakan setiap orang, baik dewasa maupun anak-anak.

Ketika menghadapi stress, tubuh akan melepaskan hormon adrenalin dan kortisol. Kondisi ini membuat detak jantung dan tekanan darah akan meningkat, pernapasan menjadi lebih cepat, serta otot menjadi tegang.

Hal ini juga akan memberikan reaksi yang positif dan negatif terhadap tubuh. Reaksi positif bisa berupa kemampuan beradaptasi, kewaspadaan yang meningkat, atau motivasi dalam menghadapi tantangan. Sementara reaksi negatif ditandai dengan rasa cemas dan takut, yang dapat disertai dengan berbagai keluhan fisik.

Apabila stress itu tidak segera diatasi maka akan berdampak buruk bagi tubuh dan orang yang ada disekitar, untuk mengatasinya juga perlu mengetahui penyebab stress. Berikut ini Liputan6.com ulas mengenai penyebab stress, beserta cara mengatasi dan mencegahnya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Jumat (25/3/2022).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Jenis-Jenis Stress

Berikut ini adalah 2 jenis utama dari stress yang umumterjadi, yaitu:

1. Stress akut

Stress akut adalah stress jangka pendek yang hilang dengan cepat. Anda akan merasakan kondisi ini ketika menghadapi situasi yang berbahaya, misalnya menginjak rem kendaraan dengan kuat ketika ingin menabrak sesuatu.

2. Stress kronis

Stress kronis adalah stress yang berlangsung dalam jangka waktu panjang, mungkin berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Sebagai contoh, menghadapi masalah keuangan atau stress dalam menjalani kehidupan rumah tangga yang tidak bahagia. Anda bisa saja menjadi terbiasa dengan stress kronis sehingga Anda tidak menyadarinya sebagai masalah. Jika Anda tidak menemukan cara untuk mengelola stress, hal itu dapat menyebabkan masalah kesehatan.

3 dari 6 halaman

Gejala Stress

Stress ditandai dengan adanya perubahan fisik dan mental. Gejala yang muncul saat seseorang mengalami stress dapat berbeda-beda, tergantung cara menyikapinya. Berikut ini terdapat beberapa gejala atau tanda stress yang dapat dibedakan menjadi:

1. Gejala emosi

a. Mudah gusar

b. Frustrasi

c. Suasana hati yang mudah berubah

d. Sulit untuk menenangkan pikiran

e. Bingung

f. Perasaan tidak berguna

g. Cenderung menghindari orang lain

h. Depresi

2. Gejala fisik

a. Lemas

b. Pusing

c. Mual

d. Diare

e. Sembelit

f. Nyeri otot

g. Jantung berdebar

h. Gangguan tidur

i. Hasrat seksual menurun

j. Tubuh gemetar

k. Telinga berdenging

l. Kaki atau tangan dingin dan berkeringat

m. Mulut kering

n. Sulit menelan

3. Gejala kognitif

a. Sulit fokus

b. Sering lupa

c. Pesimis

d. Cenderung berpandangan negatif

e. Sering membuat keputusan yang tidak baik

4. Gejala perilaku

a. Perubahan pola makan

b. Kebiasaan menghindari tanggung jawab

c. Sikap gugup seperti menggigit kuku

d. Jalan mondar-mandir

e. Kebiasaan merokok atau mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan

4 dari 6 halaman

Penyebab Stress yang Paling Sering Terjadi

1. Pekerjaan dan Sekolah

Tugas yang menumpuk, ujian, dan evaluasi kinerja kerap menjadi penyebab stress serta burnout syndrome, baik pada pekerja maupun pelajar. Biasanya, stress terjadi ketika seseorang merasa cemas bila apa yang dikerjakannya belum mencapai target yang diinginkan. Memang, terkadang tantangan yang ditemui dalam tugas sehari-hari bisa memberikan motivasi serta kesempatan untuk mempelajari keterampilan yang baru. Meski demikian, banyak orang justru memaksakan tubuh dan pikirannya sampai lupa beristirahat. Dampaknya tak hanya memengaruhi kondisi emosional, tetapi juga fisik Anda. Bahkan, stress yang tak ditangani berpotensi menimbulkan masalah kesehatan yang lebih serius, seperti penyakit jantung dan sindrom metabolik.

2. Masalah Emosional

Faktor penyebab stress paling umum terjadi lainnya adalah masalah emosional. Ketika merasa tidak mampu berhubungan dengan seseorang, atau perlu mengekspresikan emosi tetapi tidak bisa, ini dapat meningkatkan stres. Gangguan kesehatan mental, termasuk depresi dan kecemasan, hanya menambah ketegangan emosional.

3. Masalah Kesehatan

Faktor penyebab stress paling umum terjadi berikutnya adalah masalah kesehatan. Seperti penuaan, diagnosis penyakit baru, dan gejala atau komplikasi dari penyakit saat ini dapat menjadi penyebab stress. Selain itu, meski tidak mengalami masalah kesehatan, seseorang yang tinggal bersama dengan orang yang sedang menghadapi suatu penyakit juga bisa merasa stres.

4. Masalah Keuangan

Masalah keuangan merupakan penyebab stress paling umum terjadi. Utang kartu kredit, sewa, atau ketidakmampuan untuk menafkahi keluarga atau diri sendiri dapat menyebabkan stress berat. Tekanan finansial menjadi penyebab stress terbesar.

5. Diskriminasi

Merasa didiskriminasi dapat menjadi penyebab stress jangka panjang. Misalnya, seseorang mungkin mengalami diskriminasi atas dasar ras, etnis, jenis kelamin, atau orientasi seksual mereka. Beberapa orang menghadapi diskriminasi dan stress yang ditimbulkannya hampir setiap hari.

6. Keyakinan Pribadi

Argumen tentang keyakinan pribadi, agama, atau politik dapat menantang, terutama dalam situasi di mana seseorang tidak dapat melepaskan diri dari konflik. Peristiwa besar dalam hidup yang membuat seseorang mempertanyakan keyakinannya sendiri juga bisa menjadi penyebab stress. Ini bisa terjadi jika keyakinan berbeda dengan orang-orang terdekat.

7. Hubungan

Faktor penyebab stress paling umum terjadi selanjutnya adalah faktor hubungan. Misalnya pertengkaran dengan pasangan, orang tua, atau anak dapat meningkatkan tingkat stress. Masalah di antara anggota keluarga atau rumah tangga yang lain juga bisa membuat stress, meski tidak terlibat langsung.

8. Perubahan Hidup

Kematian orang yang dicintai, berganti pekerjaan, pindah rumah, dan mengirim anak ke perguruan tinggi adalah contoh perubahan besar dalam hidup yang bisa membuat stress. Bahkan perubahan positif, seperti pensiun atau menikah, dapat menyebabkan stress yang signifikan.

5 dari 6 halaman

Cara Mengatasi Stress

Stress dapat diatasi secara mandiri. Namun, manajemen stress bukan bertujuan untuk menghilangkan stres ssepenuhnya, tetapi mengelolanya agar aktivitas sehari-hari tidak terganggu. Manajemen stress yang dapat dilakukan, yaitu:

1. Identifikasi Penyebab Stress

Cara ini dilakukan dengan mencari tahu apa yang memicu stress, seperti masalah pekerjaan, situasi rumah, atau hubungan dengan orang lain.

2. Cari Pemecahan Masalahnya

Jika penyebab stress sudah diketahui, langkah selanjutnya adalah mengatasi masalah tersebut, kemudian susunlah rencana untuk mengatasi masalah tersebut mulai dari rencana yang mudah diselesaikan.

3. Konsultasi dengan Dokter

Jika Anda tidak dapat mengidentifikasi dan menemukan jalan keluar, konsultasi dengan dokter diperlukan. Dokter dapat menyarankan konseling, terapi perilaku kognitif, atau terapi emotional freedom technique (EFT). Dokter juga dapat meresepkan obat jika stress menunjukkan gejala medis.

6 dari 6 halaman

Pencegahan Stres

Stress dapat dicegah dengan menjalani pola hidup yang sehat. Cara yang bisa dilakukan adalah:

1. Beristirahat dan tidur yang cukup setiap hari.

2. Meluangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang disukai, seperti membaca buku, menikmati teh hangat, mendengarkan musik, atau menonton film.

3. Mengonsumsi makanan yang sehat, bergizi lengkap dan seimbang.

4. Berolahraga secara rutin selama minimal 30 menit setiap hari.

5. Bersosialisasi dengan orang yang menyenangkan dan memberikan dampak positif.

6. Melakukan meditasi atau teknik relaksasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.