Sukses

Kenali Perbedaan GERD dan Maag, Beserta Cara Pertolongan Pertamanya

Perbedaan penyakit GERD dan maag terletak pada penyebab dan gejalanya.

Liputan6.com, Jakarta GERD atau gastroesophageal reflux disease adalah kondisi saat asam lambung terus-menerus naik dari perut ke kerongkongan. Penyakit GERD sering kali disamakan dengan penyakit maag, padahal kedua penyakit ini memiliki perbedaan.

Meskipun kedua penyakit tersebut sama-sama merupakan gangguan pada lambung, bukan berarti penyebab dan gejalanya sama. Ada banyak orang yang salah mengartikan penyakit GERD dan penyakit maag. 

Orang yang mengalami maag mungkin saja mengembangkan gejala GERD. Supaya mendapatkan penanganan yang tepat, anda perlu mengetahui perbedaan penyakit GERD dan maag, berserta pertolongan pertamanya.

Berikut Liputan6.com ulas mengenai perbedaan GERD dan maag, beserta cara pertolongan pertamanya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Senin (28/3/2022).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Mengenal Penyakit GERD

Gastroesophageal reflux disease  atau GERD adalah penyakit kronis pada sistem pencernaan. Kondisi ini terjadi ketika asam lambung naik kembali ke esofagus (kerongkongan). Hali ini terjadi akibat melemahnya sfingter (katup). Hal tersebut bisa menyebabkan iritasi pada esofagus. Dalam keadaan normal, makanan seharusnya masuk ke mulut menuju sfingter esofagus bagian bawah.

Katup akan menutup kencang saat makanan sudah masuk ke lambung untuk mencegah isi lambung kembali ke esofagus. Di sanalah, makanan umumnya akan bertahan selama 3-4 jam untuk dicerna. Namun, pada kasus penyakit GERD terdapat kelainan berupa kendur (relaksasi) atau lemahnya sfingter esofagus bagian bawah.

Akibatnya, makanan yang sudah ditampung di lambung naik kembali ke kerongkongan atau bisa saja hanya berupa cairan asam lambungnya. Ketika asam lambung atau makanan naik kembali ke kerongkongan, umumnya penderita mengalami sensasi terbakar atau panas di dada.

Seseorang dapat mengalami GERD lambung ringan setidaknya dua kali dalam seminggu. Sedangkan kondisi GERD sedang sampai berat setidaknya 1 kali dalam seminggu. Gangguan yang cukup berat dan mengganggu aktivitas serta tidur juga bisa menjadi indikasi GERD. Jika GERD tidak ditangani dengan baik, dapat timbul komplikasi yang bisa merugikan Anda. Misalnya, peradangan pada esofagus (esofagitis) yang dapat menyebabkan perdarahan, luka, tukak, hingga jaringan parut pada esofagus.

3 dari 4 halaman

Perbedaan GERD dan Maag

Perbedaan GERD dan maag yang pertama adalah terlihat dari gejalanya. Sakit maag biasanya ditandai dengan perasaan tidak nyaman di area perut bagian atas. Rasa sakitnya pun bisa datang dan pergi silih berganti. Gejala maag ini bisa berupa perut terasa penuh saat makan, tidak nyaman setelah makan, ulu hati terasa nyeri, buang angin dan bersendawa, perut kembung, mual dan muntah. Sedangkan, gejala GERD berbeda dengan maag yang ditandai dengan refluks asam lambung dan sensasi terbakar di dada.

Selain itu, terdapat perbedaan lain antara penyakit GERD dan maag yaitu dari penyebabnya. Sejumlah gejala sakit maag biasanya disebabkan oleh iritasi pada dinding lambung. Saat asam lambung naik atau lambung terluka, dinding lambung bisa mengalami iritasi dan memicu gejala di atas.

Sedangkna, penyakit GERD disebabkan oleh asam lambung yang naik akibat cincin esofagus melemah dan tidak bisa menahan makanan kembali ke kerongkongan dan cairan dari lambung. Akibatnya, makanan dan cairan lambung lebih mudah naik ke atas dan memicu gejala sensasi terbakar pada dada. Kondisi ini pula yang menyebabkan perut dan kerongkongan tak nyaman.

4 dari 4 halaman

Cara Pertolongan Pertama Penderita GERD

Sejumlah cara sederhana dapat membantu mengatasi naiknya relufks asam ke kerongkongan. Ketika GERD kambuh, berikut beberapa pertolongan pertama yang bisa dilakukan untuk meredakan gejala GERD, antara lain:

1. Gunakan Pakaian Longgar

Cara pertolongan pertama bagi penderita GERD adalah menggunakan pakaian yang longgar. Dalam beberapa kasus, naiknya asam lambung ke kerongkongan disebabkan karena pakaian atau celana yang terlalu ketat di bagian perut. Ketika mulai merasakan panas di kerongkongan, segera kendurkan ikat pinggang, celana hingga pakaian yang menahan perut.

2. Jangan Berbaring

Cara pertolongan pertama bagi penderita GERD lainnya adalah jangan berbaring. Postur tubuh dapat memengaruhi naiknya asam lambung. Jika sedang duduk atau berbaring, cobalah untuk berdiri lebih tegak. Postur tubuh saat berdiri dapat mengurangi tekanan pada sfingter esofagus bagian bawah yang dapat menghentikan asam lambung naik ke kerongkongan.

3. Minum Air Jahe

Cara pertolongan pertama bagi penderita GERD berikutnya adalah minum air jahe. Jahe telah digunakan sebagai pengobatan tradisional untuk mengatasi berbagai masalah pencernaan, termasuk pada kasus penderita GERD. Jahe dapat diolah menjadi minuman herbal dengan direbus bersama air dan madu. Minum dalam keadaan hangat untuk memberikan perasaan nyaman pada penderita GERD.

4. Minum Cuka Sari Apel

Cara pertolongan pertama bagi penderita GERD berikutnya adalah minum cuka sari apel. Penelitian telah membuktikan, minum cuka apel yang dicampur dengan air dapat menetralkan asam lambung. Sehingga efeknya dapat memberikan rasa nyaman bagi pasien yang merasakan naiknya asam lambung ke kerongkongan.

5. Mengunyah Permen Karet

Cara pertolongan pertama bagi penderita GERD berikutnya adalah mengunyah permen karet. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Dental Research, mengunyah permen karet selama setengah jam setelah makan dapat membantu mengurangi naiknya asam lambung. Hindari permen karet dengan rasa mint, karena dapat memicu gejala menjadi tambah parah. Sebab, permen karet dapat merangsang produksi air liur. Air liur ini dapat menetralkan asam lambung yang menyebabkan sensasi terbakar di kerongkongan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.