Sukses

Covid 19 adalah Penyakit Menular Akibat Virus SARS-Cov-2, Kenali Gejalanya

Penyakit virus corona atau Covid 19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2.

Liputan6.com, Jakarta Penyakit virus corona atau Covid 19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2. Penyakit ini pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan sangat cepat dan menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia.

Sebagian besar orang yang tertular Covid 19 adalah akan mengalami gejala ringan hingga sedang, dan akan pulih tanpa penanganan khusus. Namun, sebagian orang akan mengalami sakit parah dan memerlukan bantuan medis.

Supaya penyebaran Covid 19 tidak makin meluas, beberapa negara memberlakukan kebijakan lockdown. Sedangkan di Indonesia, pemerintah menerapkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM untuk menekan penyebaran virus ini.

Berikut Liputan6.com ulas mengenai Covid 19 beserta jenis varian baru dan gejalanya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Selasa (19/4/2022).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

Mengenal Covid 19

Covid 19 adalah kumpulan virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia).

Selain virus SARS-CoV-2 atau virus Corona, virus yang termasuk dalam kelompok Covid 19 adalah virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan virus penyebab Middle-East Respiratory Syndrome (MERS).

Meski disebabkan oleh virus dari kelompok yang sama, yakni Coronavirus, Covid 19 memiliki beberapa perbedaan dengan SARS dan MERS, antara lain dalam hal kecepatan penyebaran dan keparahan gejala.

Perlu diketahui, Covid 19 adalah virus zoonosis, artinya virus ini menyebar dari hewan ke manusia. Virus corona pada manusia pertama kali ditemukan pada tahun 1960 dalam hidung pasien yang terkena flu biasa (common cold). Sebagian besar coronavirus adalah virus yang tidak berbahaya. Virus ini diberi nama berdasarkan struktur mirip mahkota di permukaannya. “Corona” dalam bahasa Latin berarti “halo” atau “mahkota”.

Dua coronavirus pada manusia, yaitu OC43 dan 229E, adalah virus yang bertanggung jawab atas terjadinya flu biasa. Sementara penyakit SARS, MERS, dan Covid 19 yang menjadi pandemi saat ini disebabkan oleh tipe coronavirus lain.

Investigasi menunjukkan bahwa virus corona penyebab SARS (SARS-CoV) ditularkan dari musang ke manusia. Pada wabah MERS, hewan yang menyebarkan coronavirus MERS-CoV ke manusia adalah unta dromedaris.

Sementara itu, coronavirus yang menyebabkan Covid 19 (SARS-CoV-2) diduga kuat berasal dari trenggiling. Namun sampai sekarang investigasi asal mula penularan virus ke manusia ini masih terus diselidiki oleh WHO.

Penyebaran coronavirus sama seperti virus yang penyebab flu lainnya, yakni melalui droplet yang keluar ketika batuk, bersin, atau berbicara. Virus ini juga dapat menular apabila Anda menyentuh barang yang terkontaminasi, lalu menyentuh hidung, mata, dan mulut tanpa mencuci tangan.

3 dari 7 halaman

Jenis Varian Baru Covid 19

Dari data yang dikeluarkan oleh WHO, saat ini ditemukan beberapa varian SARS-CoV-2 penyebab Covid 19. Berikut rincian jenis varian baru Covid 19 adalah:

1. Varian Alfa (B.1.1.7), yang pertama kali ditemukan di Inggris pada September 2020.

2. Varian Beta (B.1.351/B.1.351.2/B.1.351.3), yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan pada Mei 2020.

3. Varian Gamma (P.1/P.1.1/P.1.2), yang pertama kali ditemukan di Brazil pada November 2020.

4. Varian Delta (B.1.617.2/AY.1/AY.2/AY.3), yang pertama kali ditemukan di India pada Oktober 2020.

5. Varian Kappa (B.1617.1), yang pertama kali ditemukan di India pada Oktober 2020.

6. Varian Lamda (c.37), yang pertama kali ditemukan di Peru pada Desember 2020.

7. Varian Mu (B.1621), yang pertama kali ditemukan di Kolombia pada Januari 2021.

8. Varian Omicron (B.1.1.529) yang pertama kali ditemukan di beberapa negara pada November 2021.

dari beberapa jenis varian baru tersebut kini telah tersebar di seluruh dunia termasuk Indonesia. Beberapa jenis varian baru tersebut juga memiliki gejala yang berbeda-beda apabila telah terinfeksi dalam tubuh manusia.

4 dari 7 halaman

Gejala Covid 19 Secara Umum

Gejala awal infeksi Covid 19 bisa menyerupai gejala flu, yaitu demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala dapat hilang dan sembuh atau malah memberat. Penderita dengan gejala yang berat bisa mengalami demam tinggi, batuk berdahak atau berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut di atas muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus Covid 19. Secara umum, ada tiga gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi Covid 19 adalah:

1. Demam (suhu tubuh di atas 38°C)

2. Batuk kering

3. Sesak napas

Selain gejala di atas, ada beberapa gejala lain yang jarang terjadi, tetapi juga bisa muncul pada infeksi Covid 19 adalah:

1. Mudah lelah

2. Nyeri otot

3. Nyeri dada

4. Sakit tenggorokan

5. Sakit kepala

6. Mual atau muntah

7. Diare

8. Pilek atau hidung tersumbat

9. Menggigil

10. Bersin-bersin

11. Hilangnya kemampuan mengecap rasa

12. Hilangnya kemampuan mencium bau (anosmia)

Gejala Covid 19 bisa muncul dalam 2 hari sampai 2 minggu setelah seseorang terinfeksi virus penyebabnya. Sebagian pasien Covid 19 juga ada yang mengalami penurunan oksigen tanpa adanya gejala apa pun. Kondisi ini disebut happy hypoxia. Selain itu, beberapa laporan kasus juga menyebutkan bahwa sebagian pasien Covid 19 dapat mengalami ruam kulit. Untuk memastikan apakah gejala-gejala tersebut merupakan gejala dari virus Corona, diperlukan rapid test atau PCR.

Pada beberapa penderita, Covid 19 dapat tidak menimbulkan gejala sama sekali. Orang yang sudah terkonfirmasi positif Covid 19 melalui pemeriksaan RT-PCR namun tidak mengalami gejala disebut sebagai kasus konfirmasi asimptomatik. Penderita ini tetap bisa menularkan Covid 19 ke orang lain.

Pada bulan Juli 2020, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengganti istilah operasional lama pada Covid 19, seperti ODP, PDP, OTG menjadi istilah baru, yakni suspek, probable, dan konfirmasi.

5 dari 7 halaman

Penyebab Menularnya Covid 19

Covid 19 disebabkan oleh SARS-CoV-2, yaitu virus jenis baru dari coronavirus (kelompok virus yang menginfeksi sistem pernapasan). Infeksi virus corona bisa menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu, atau infeksi sistem pernapasan dan paru-paru, seperti pneumonia.

Covid 19 awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Setelah itu, diketahui bahwa infeksi ini juga bisa menular dari manusia ke manusia. Penularannya bisa melalui cara-cara berikut:

1. Tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yang keluar saat penderita Covid 19 bersin atau batuk.

2. Memegang mulut, hidung, atau mata tanpa mencuci tangan terlebih dulu, setelah menyentuh benda yang terkena droplet penderita Covid 19, misalnya uang atau gagang pintu.

3. Kontak jarak dekat (kurang dari 2 meter) dengan penderita Covid 19 tanpa mengenakan masker

CDC dan WHO menyatakan Covid 19 juga bisa menular melalui aerosol (partikel zat di udara). Meski demikian, cara penularan ini biasanya terjadi dalam prosedur medis tertentu, seperti bronkoskopi, intubasi endotrakeal, hisap lendir, dan pemberian obat hirup melalui nebulizer. Penularan melalui udara ini juga bisa lebih mudah terjadi di tengah kerumunan orang, khususnya di dalam ruang tertutup.

Virus corona dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih berbahaya atau bahkan fatal bila terjadi pada orang lanjut usia, ibu hamil, orang yang memiliki penyakit tertentu atau penyakit bawaan, perokok, atau orang yang daya tahan tubuhnya lemah, misalnya pada penderita kanker.

Karena mudah menular, virus corona juga berisiko tinggi menginfeksi para tenaga medis yang merawat pasien Covid 19. Oleh sebab itu, para tenaga medis dan orang-orang yang sering kontak dengan pasien Covid 19 perlu menggunakan alat pelindung diri (APD).

6 dari 7 halaman

Penanganan Covid 19

Sampai saat ini, belum ada obat yang secara pasti dapat mengatasi penyakit Covid 19. Jika Anda didiagnosis Covid 19 tetapi tidak mengalami gejala atau hanya mengalami gejala ringan, Anda cukup melakukan perawatan atau isolasi mandiri di rumah.

Ruangan isolasi harus memiliki ventilasi dan cahaya yang baik serta pertukaran udara yang cukup. Selain itu, ruangan isolasi juga wajib dibersihkan setiap hari dengan air sabun atau desinfektan. Selama isolasi mandiri, perhatikan beberapa hal berikut:

1. Lakukan isolasi mandiri selama 2 minggu dengan tidak keluar rumah dan menjaga jarak dengan orang dalam satu rumah.

2. Selalu gunakan masker jika keluar rumah atau saat akan berinteraksi dengan anggota keluarga.

3. Terapkan etika batuk.

4. Ukur suhu tubuh dua kali sehari, pagi dan malam hari.

5. Cuci tangan dengan sabun, air mengalir, atau hand sanitizer.

6. Banyak minum air putih untuk menjaga kadar cairan tubuh.

7. Istirahat yang cukup untuk mempercepat proses penyembuhan.

8. Konsumsi obat pereda batuk, demam, dan nyeri, setelah berkonsultasi dengan dokter.

9. Perhatikan gejala yang Anda alami dan segera hubungi dokter jika gejala memburuk.

Penelitian menunjukkan bahwa pasien Covid 19 dengan gejala ringan dapat sembuh dalam 2 minggu. Namun, sebelum Anda mengakhiri isolasi mandiri dan kembali beraktivitas, tetap lakukan konsultasi dengan dokter untuk mengetahui apakah Anda sudah memenuhi kriteria sembuh dari Covid 19.

Jika Anda didiagnosis Covid 19 dan mengalami gejala berat, dokter akan merujuk Anda untuk menjalani perawatan dan karantina di rumah sakit rujukan. Metode yang dapat dilakukan dokter antara lain:

1. Memberikan obat untuk mengurangi keluhan dan gejala.

2. Memasang ventilator atau alat bantu napas guna mencukupi kebutuhan oksigen.

3. Memberikan infus cairan agar tetap terhidrasi.

4. Memberikan obat pengencer darah dan pencegah penggumpalan darah.

5. Memberikan obat antivirus, seperti remdesivir dan favipiravir.

6. Memberikan obat antiperadangan atau antiinterleukin-6 (IL-6).

7. Memberikan obat-obatan imunosupresif, misalnya tocilizumab (Actemra).

8. Memberikan terapi plasma konvalesen.

7 dari 7 halaman

Cara Pencegahan Covid 19

Satu-satunya tindakan yang bisa dilakukan untuk mencegah infeksi virus corona adalah melalui vaksinasi. Selain itu, beberapa cara berikut ini bisa dilakukan guna mengurangi risiko terjangkit virus tersebut:

1. Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik hingga bersih.

2. Hindari menyentuh wajah, hidung, atau mulut saat tangan dalam keadaan kotor atau belum dicuci.

3. Hindari kontak langsung atau berdekatan dengan orang yang sakit.

4. Hindari menyentuh hewan atau unggas liar. 

5. Membersihkan dan mensterilkan permukaan benda yang sering digunakan. 

6. Tutup hidung dan mulut ketika bersin atau batuk dengan tisu. Kemudian, buanglah tisu dan cuci tangan hingga bersih. 

7. Jangan keluar rumah dalam keadaan sakit.

8. Kenakan masker dan segera berobat ke fasilitas kesehatan ketika mengalami gejala penyakit saluran napas. 

9. Konsumsi vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.