Sukses

Gejala Hepatitis Akut pada Anak, Waspadai Tandanya

Hepatitis akut pada anak ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa oleh WHO.

Liputan6.com, Jakarta Kasus hepatitis yang tidak dapat dijelaskan pada anak-anak mulai ditemukan di sejumlah negara, termasuk Indonesia. Pada 15 April 2022, WHO menetapkan asus Hepatitis Akut yang belum diketahui penyebabnya sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). 

Hepatitis Akut ini telah menyerang anak-anak di Eropa, Amerika dan Asia. Di Indonesia, kasus Hepatitis Akut mencuat ketika iga pasien anak yang dirawat di RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo Jakarta dengan dugaan Hepatitis Akut yang belum diketahui penyebabnya meninggal dunia. Kasus meninggal ini terjadi dalam kurun waktu yang berbeda dengan rentang dua minggu terakhir hingga 30 April 2022.

Adanya kasus Hepatitis Akut pada anak ini membuat siapa saja harus waspada, khususnya orang tua. Seperti apa gejala dan cara penularan hepatitis akut pada anak ini? Berikut penjelasan tentang gejala dan cara penularan hepatitis akut pada anak, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin(9/5/2022).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

Penyebab hepatitis akut pada anak

Hingga saat ini, penyebab hepatitis akut pada anak masih belum diketahui. Menurut data WHO, Pada 21 April 2022, setidaknya 169 kasus hepatitis akut yang tidak diketahui asalnya telah dilaporkan dari 11 negara di Eropa dan Amerika. Virus umum yang menyebabkan hepatitis virus akut (virus hepatitis A, B, C, D dan E) belum terdeteksi dalam kasus-kasus ini.

Adenovirus telah terdeteksi dalam setidaknya 74 kasus, dan dari jumlah kasus dengan informasi pengujian molekuler, 18 telah diidentifikasi sebagai tipe F 41. SARS-CoV-2 diidentifikasi dalam 20 kasus yang diuji. Selanjutnya, 19 terdeteksi dengan koinfeksi SARS-CoV-2 dan adenovirus.

Inggris, di mana sebagian besar kasus telah dilaporkan hingga saat ini, baru-baru ini mengamati peningkatan yang signifikan dalam infeksi adenovirus di masyarakat (terutama terdeteksi pada sampel feses pada anak-anak) menyusul tingkat sirkulasi yang rendah pada awal pandemi COVID-19. Belanda juga melaporkan peningkatan sirkulasi adenovirus komunitas secara bersamaan.

WHO mengatakan dalam laporan mereka sebelumnya bahwa hipotesis adenovirus sedang diselidiki. Melansir Healthline, infeksi adenovirus sangat umum dan biasanya mengakibatkan penyakit seperti flu ringan yang pada anak sehat tidak berkembang menjadi hepatitis. Hingga saat ini, penyebab hepatitis akut pada anak ini masih terus ditelusuri.

 

3 dari 7 halaman

Gejala hepatitis akut pada anak

Berikut gejala hepatitis akut pada anak, menurut Kemenkes:

Gejala awal

- mual

- muntah

- diare berat

- demam ringan

Gejala lanjut

- urine berwarna pekat seperti teh dan BAB berwarna putih pucat

- warna mata dan kulit menguning

- ganggguan pembekuan darah

- kejang

- kesadaran menurun

Jika anak mengalami gejala-gejala tersebut, orang tua diminta segera memeriksakan anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan diagnosis awal.

4 dari 7 halaman

Gejala hepatitis akut menurut WHO

Menurut WHO, hepatitis akut ditandai dengan peningkatan enzim hati yang nyata. Gejala hepatitis akut yang dilaporkan banyak merupakan gejala gastrointestinal yang termasuk:

- sakit perut

- diare

- muntah

Gejala ini muncul sebelum gejala hepatitis akut parah. Pada kasus hepatitis ini, juga terjadi peningkatan kadar enzim hati (aspartate transaminase (AST) atau alanine aminotransaminase (ALT) lebih besar dari 500 IU/L) dan penyakit kuning.

5 dari 7 halaman

Klasifikasi kasus hepatitis akut

WHO membagi klasifikasi kasus hepatitis akut yang belum diketahui penyebanya ini dalam tiga kelompok. Kelompok ini memiliki klasifikasi berbeda terkait gejala maupun riwayat penyakitnya. Berikut klasifikasi kasus hepatitis akut yang dipaparkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI):

Confirmed

Individu yang termasuk dalam klasifikasi confrimed adalah seseorang dengan Hepatitis Akut (tidak ditemukan virus Hepatitis A-E), aspartate transaminase (AST) atau alanine aminotransaminase (ALT) lebih besar dari 500 IU/L, berusia kurang dari 10 tahun, dan dikenali sejak 1 Januari 2022.

Possible

Orang yang termasuk dalam klasifikasi possible adalah dengan Hepatitis Akut (tidak ditemukan virus Hepatitis A-E), aspartate transaminase (AST) atau alanine aminotransaminase (ALT) lebih besar dari 500 IU/L, berusia 11-16 tahun, dan dikenali sejak 1 Januari 2022.

Epi-linked

Orang yang termasuk dalam klasifikasi Epi-linked adalah dengan Hepatitis Akut (tidak ditemukan virus Hepatitis A-E), semua usia, memiliki kontak dengan confrimed case, dan dikenali sejak 1 Januari 2022.

6 dari 7 halaman

Penularan Hepatitis Akut

Mengutip rilis dari Kemenkes pada 5 Mei 2022, hepatitis akut pada anak bisa menular melalui saluran cerna dan pernapasan. Ini sebabnya, pencegahan dengan pola hidup bersih dan sehat penting untuk terus dilakukan.

WHO melaporkan bahwa usia anak-anak yang terkena dampak berkisar antara 1 bulan hingga 16 tahun. Setidaknya 17 dari anak-anak sakit parah sehingga mereka membutuhkan transplantasi hati. Di Inggris, sebagian besar anak-anak yang terlibat berusia di bawah 5 tahun. Mereka mengalami gejala gastroenteritis, yang berarti saluran pencernaan meradang, sebelum berkembang menjadi penyakit kuning, yang merupakan tanda hati tidak berfungsi dengan baik.

 

7 dari 7 halaman

Cara mencegah hepatitis akut pada anak

“Untuk mencegah dari saluran pencernaan, jagalah kebersihan dengan cara mencuci tangan dengan sabun, memastikan makanan atau minuman yang dikonsumsi itu matang, tidak menggunakan alat-alat makan bersama dengan orang lain serta menghindari kontak anak-anak kita dari orang yang sakit agar anak-anak kita tetap sehat,” jelas Hanifah Oswar, dokter Spesialis Anak Konsultan Gastro Hepatologi RSCM FK UI ini dalam keterangan pers pada Kamis (5/5/2022) dikutip dari Kemenkes.

Selain itu, untuk mencegah penularan Hepatitis Akut melalui saluran pernafasan dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19 seperti memakai masker, menjaga jarak dan mengurangi mobilitas.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.