Sukses

Contoh Essay Bahasa Indonesia, Simak Pula Jenis-Jenis dan Cara Membuatnya

Essay adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah tertentu berdasarkan sudut pandang penulis.

Liputan6.com, Jakarta Contoh essay bahasa Indonesia yang perlu diketahui. Essay adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah tertentu berdasarkan sudut pandang penulis. Meski dinilai subjektif, essay tetap mengandung fakta serta opini yang bersifat logis dan mudah dipahami.

Contoh essay berbeda dengan jenis karya tulis ilmiah yang lainnya seperti makalah ataupun skripsi. Essay memiliki struktur dan kaidah tersendiri. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, pengertian essay adalah menyajikan informasi, ide, argumen, ungkapan emosional penulis terhadap suatu objek. 

Contoh essay bahasa Indonesia dapat menjadi pedoman penulis dalam membuat essay yang baik dan benar. Essay adalah salah satu jenis karya tulis yang berisi kombinasi antara fakta dan opini penulis.

Berikut Liputan6.com ulas mengenai contoh essay bahasa Indonesia beserta jenis-jenis dan cara membuatnya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Sabtu (14/5/2022).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Pengertian Essay

Essay adalah karangan prosa yang menunjukkan ide atau gagasan subjektif mengenai suatu fenomena tertentu sesuai dengan pandangan penulisnya. Maka dari itu, argumentasi menjadi pondasi yang kuat untuk menentukan karangan essay itu sendiri. Selain argumentasi, data atau fakta yang menjadi latar belakang permasalahan tersebut juga harus dipaparkan. Sebab, salah satu tujuan dari pembuatan essay adalah untuk meyakinkan pembacanya terhadap sudut pandang penulis mengenai suatu permasalahan. Jenis essay ada banyak, di antaranya deskriptif, argumentatif, tajuk, relektif, dan kritik. Semuanya memiliki karakteristik dan cara penulisan masing-masing.

3 dari 5 halaman

Jenis-Jenis Essay

Penulisan essay dapat dilakukan melalui beberapa cara. Salah satunya yakni dengan memilih jenis-jenis essay terlebih dahulu. Beberapa jenis essay tersebut yakni sebagai berikut:

1. Essay Formal

Jenis essay yang pertama adalah essay formal. Jenis ini menggunakan berbagai pendekatan yang cukup serius dan formal. Dalam penyajiannya, penulis menggunakan bahasa baku.

2. Essay Informal

Sebaliknya, essay informal adalah jenis karangan yang menggunakan pendekatan yang kurang formal. Dalam penyajiannya, penulis cenderung menggunakan bahasa populer yang bertujuan untuk memudahkan pembaca untuk memahami argumentasi pribadinya.

3. Essay Deskriptif

Jenis essay yang ketiga adalah essay deskriptif. Dalam hal ini, essay adalah karangan yang memiliki tujuan untuk menggambarkan secara detail mengenai suatu permasalahan kepada pembaca.

4. Essay Tajuk

Essay tajuk secara umum dapat ditemukan dalam surat kabar atau majalah. Dalam hal ini, essay adalah karangan yang bertujuan untuk membentuk opini pembaca.

5. Essay Pribadi

Berbeda dengan jenis-jenis essay sebelumnya, essay cukilan watak cenderung menggunakan kata ganti orang pertama dalam menggambarkan permasalahan. Sehingga, essay yang satu ini cenderung menjelaskan sudut pandang secara individu dengan lebih mendalam.

6. Essay Reflektif

Jenis-jenis essay yang berikutnya adalah essay reflektif. Jenis essay ini secara umum akan membahas bidang permasalahan yang cukup mendalam dan serius. Beberapa di antaranya yakni seperti politik, pendidikan, kebijakan, dan lain sebagainya.

7. Essay Kritik

Jenis essay yang terakhir adalah essay kritik. Jenis essay ini lebih sering digunakan untuk memberikan analisis dan kritik terhadap berbagai bidang seni seperti tari, teater, lukis, sastra, dan sebagainya.

4 dari 5 halaman

Cara Membuat Essay

Menulis essay tidak begitu sulit apabila mengetahui cara membuat essay. Berikut ini terdapat beberapa cara membuat essay, yaitu:

1. Menentukan Tema

Langkah pertama yang harus dilakukan untuk membuat essay adalah menentukan topik pembahasan. Hal ini dapat dipertimbangkan pada seputar bidang yang cukup dikuasai penulis atau yang sedang menjadi keresahan mendalam.

2. Menentukan Tujuan Penulisan

Setelah mengetahui tema, maka langkah yang kedua dalam membuat essay adalah menentukan tujuan penulisan. Langkah yang satu ini akan memudahkan penulis saat menentukan argumen hingga analisis.

3. Merumuskan Masalah

Langkah yang ketiga dalam membuat essay adalah menentukan masalah. Beberapa di antaranya hal ini dapat dilakukan dengan melakukan hipotesa terlebih dahulu mengenai sesuatu permasalahan.

4. Melakukan Riset

Langkah yang selanjutnya yakni melakukan riset atau kajian. Melakukan riset dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Misalnya, penulis dapat menemukan data melalui dokumen, gambar, angka, dan lain sebagainya.

5. Merancang Outline

Jika riset sudah dilakukan, maka langkah yang berikutnya yakni merancang outline atau kerangka tulisan. Langkah ini bertujuan untuk memastikan semua gagasan dapat tersampaikan dengan baik.

6. Menulis Essay

Langkah yang berikutnya dalam menulis essay adalah merangkai kalimat antara paragraf dengan baik. Caranya, cukup ikuti alur kerangka yang telah dibuat sebelumnya.

7. Melakukan Peninjauan

Langkah yang tak kalah penting dalam menulis essay adalah melakukan peninjauan atau editing. Langkah ini bertujuan untuk memastikan tata bahasa, gagasan, hingga sudut pandang tersampaikan dengan benar.

5 dari 5 halaman

Contoh Essay Bahasa Indonesia

Untuk lebih mudah memahami cara membuat essay, berikut ini ada contoh essay bahasa Indonesia yang dapat menjadi pedoman anda dalam memulai menulis essay:

Sampah menjadi isu Internasional. Selama ini kita hanya berkutat mempermasalahkan isu sampah yang ada di bumi. Mungkin saja tidak sampai berpikiran bahwa ada isu sampah yang juga perlu menjadi perhatian. Yaitu sampah Antariksa.

Kita tahu, kini era dan jamannya teknologi mendominasi kehidupan sehari-hari. Setiap jam, manusia bergantung dengan elektronik dan teknologi canggih. Contoh sederhana, kita selalu berkomunikasi menggunakan internet, dalam ekonomi kita juga bertransaksi menggunakan m-banking, hingga dalam penyimpanan uang di bank-pun juga bergantung dengan teknologi.

Di mana semua aktivitas tersebut membutuhkan satelit di luar angkasa sana. Tanpa sadar, banyaknya satelit yang diterbangkan terjadi sampah antariksa. Belum lagi Negara-negara maju, yang mereka bersaing di bidang teknologi. Maka sudah hal yang biasa mereka menerbangkan satelit ke luar angkasa untuk sebuah misi Negara ataupun misi manusia.

Ketika roket itu diterbangkan angkasa, mereka akan menghasilkan sampah. Satu satelit saja, bisa meninggalkan beberapa sampah, sebelum akhirnya satelit intinya dari material atau badan roket. Dengan kata lain, isu sampah internasional tingkat tinggi tidak hanya mempermasalah sampah plastik atau sampah yang ada di bumi. Tetapi juga sudah mengalami kecemasan sampah di antariksa. Mungkin sudah banyak orang yang tahu bahwa bumi kita dikelilingi ratusan satelit.

Orbit bumi dikelilingi banyak sekali satelit bekas roket dan pecahan-pecahan lain. Ketika di orbit terlalu banyak sampah, maka risiko terjadinya tabrakan antar satelit semakin besar. Jadi setiap terjadi satu tabrakan, dapat menimbulkan serpihan angkasa yang meningkatkan kemungkinan tabrakan-tabrakan lainya. Terjadinya kasus inilah yang kemudian disebut dengan Sindrom Kessler.

Kepadatan sampah antariksa inilah yang menjadi kekhawatiran bagi misi luar angkasa di masa depan. Di masa depan, tentu jika tidak dibersihkan akan semakin banyak sampah di luar angkasa. Sehingga setiap kali ingin menerbangkan roket, harus dinavigasi melalui koridor sempit yang dikelilingi sampah satelit.

Koordinator ESA, Thomas Reiter menegaskan bahwa sampah yang begitu banyak di orbit akan banyak bertabrakan. Jadi, hampir tidak mungkin menggunakan orbit diketinggian 400 sampai 1200 km. Padahal, sekarang hidup manusia sangat bergantung dengan kerja satelit. Satelit sangat membantu dibanyak bidang, mulai dibidang perekonomian, studi iklim, navigasi pesawat terbang, kemajuan teknologi mesin dan banyak lainnya.

Tidak banyak orang tahu bahwa sampah antariksa menjadi kekhawatiran bagi Negara-negara maju. Karena masa aktif atau usia satelit yang diterbangkan hanya beroperasi selama 7 tahun sampai 10 tahun. Setelah itu, satelit-satelit tersebut harus segera diganti dengan yang baru. Jika tidak diganti dengan satelit baru, akan ketinggalan jaman.

Kemunculan satelit baru inilah yang menjadi isu dan problem baru lagi. Karena akan menambah jumlah sampah antariksa. Maka, para ilmuwan kini sedang berfikir dan mengembangkan cara lain, bagaimana mengurangi sampah. Menurut Thomas Reiter banyak ide brilian yang lahir, tapi tidak ada langkah konkret mengurangi sampah antariksa tersebut.

Maka kini para ilmuwan pun tengah mengembangkan bagaimana cara agar satelit yang tidak lagi beroperasi bisa kembali lagi ke bumi, dengan cara manuver rumit. Sayangnya, setiap satelit yang pulang ke bumi akan terbakar karena gesekan atmosfer dan akhirnya pecah. Tetapi ada struktur bagian dalam yang disebut pitan yang tidak akan hancur, dan biasa nya pitan itu akan jatuh ke bumi.

Meskipun sudah ada upaya, upaya ini belumlah menjadi solusi fundamental. Tetap saja sampah antariksa di luar angkasa masih banyak. Jika dilihat, bumi pun tampak dikelilingi material kecil. Kesimpulannya, ditengah kemudahan teknologi dan kepraktisan hidup manusia, ada dampak negatif yang manusia timbulkan, dimana ini pula yang menjadi tanggungjawab kita bersama. Dan semoga, dengan lahirnya masalah dan isu ini, semakin banyak regenerasi yang lahir memberi solusi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.