Sukses

6 Fakta Sosok Achmad Yurianto, Eks Jubir Covid-19 Meninggal Dunia Karena Kanker

Achmad Yurianto meninggal dunia pada Sabtu (21/5/2022).

Liputan6.com, Jakarta Berita duka datang dari mantan jubir Covid-19 pertama, Achmad Yurianto. Ia meninggal dunia pada Sabtu (21/5/2022) pukul 18.58 di Malang akibat penyakit kanker usus yang dideritanya. Achmad Yurianto diketahui menjalani perawatan kanker di RSPAD Gatot Soebroto. 

"Bersama ini kami sampaikan bahwa benar Bapak Achmad Yurianto telah berpulang. Kami turut berduka cita sedalam-dalamnya atas kepergian beliau. Hari ini Indonesia kehilangan salah satu putra bangsa terbaiknya," ujar Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti, Sabtu (21/05).

Jenazah almarhum Achmad Yurianto rencananya akan dimakamkan di Kota Batu, Jawa Timur pada Minggu, 22 Mei 2022. Almarhum Achmad Yurianto menjalani perawatan intensif di RSUD Saiful Anwar Kota Malang hingga akhirnya dikonfirmasi meninggal pukul 18.58 WIB.

Sosok almarhum Achmad Yurianto sudah tak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Achmad Yurianto menjabat sebagai juru bicara sejak kasus pertama Covid-19 terkonfirmasi, Maret 2020 dan sekarang tercatat sebagai Ketua Dewan Pengawas BPJS Kesehatan.

Tidak hanya dikenal sebagai wakil pemerintah dalam menyampaikan data-data selama awal pandemi Covid-19, melainkan juga dikenal sosok yang humanis, humoris dan pekerja keras.

Berikut Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber tentang fakta sosok Achmad Yurianto eks jubir Covid-19, Minggu (22/5/2022).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

1. Lulusan Universitas Airlangga Angkatan 1990

Kabar meninggalnya eks jubir Covid-19, Achmad Yurianto tentunya mengagetkan banyak pihak. Achmad Yurianto setia menyapa dan memberikan informasi kepada masyarakaat selama 4 bulan lamanya sejak kasus pertama Covid-19 terkonfirmasi di Indonesia.

Achmad Yurianto merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga angkatan 1990. Sejak mahasiswa, Achmad Yurianto sudah mulai dekat dengan dunia semi-militer. Pada 1986-1988, ia menjadi Komandan Resimen Mahasiswa (Menwa) dan bergabung dengan akademi militer setelah lulus.

Perjalanan karier Achmad Yurianto dari lulusan kedokteran dan bergabung dengan militer sungguh luar biasa. Tahun 2015 Yurianto memulai kariernya Kementerian Kesehatan.Pada saat itu, Achmad Yurianto menjabat sebagai Menteri Kesehatan untuk menjabat posisi Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes.

Pada tahun 2019, pria kelahiran Malang, 11 Maret 1962 ini ditunjuk sebagai Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19. Setiap sore selalu memberi kabar terbaru perkembangan virus corona di Tanah Ai, sosoknya dikenal publik.

Pada tahun 2021, Achmad Yurianto dilantik oleh Presiden Joko Widodo menjadi Ketua Dewan Pengawas BPJS Kesehatan.

3 dari 7 halaman

2. Penggemar Batik

Setiap hari sampaikan tentang perkembangan kasus Covid-19 sejak awal Covid-19 terkonfirmasi di Indonesia, mendiang Achmad Yurianto selalu terlihat mengenakan batik. Achmad Yurianto mengaku sebagai penggemar baik. Bahkan minatnya pada batik telah muncul sejak duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA).

"Bagi saya, batik itu menarik karena sejak SMA dulu saya sudah menjadi penggemar batik. Kenapa jadi penggemar batik? Yang pasti, batik itu paling mudah dicari. Di toko (pakaian) apapun ada dan kita tidak pernah mempermasalahkan brandingnya," tutur Yuri dalam sesi talkshow Live Instagram Purna Tugas Jubir COVID-19 di Radio Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Jakarta, Jumat (24/7/2020).

4 dari 7 halaman

3. Pekerja Keras

Aktif sampaikan perkembangan kasus Covid-19, almarhum Achmad Yurianto tentunya sering berjumpa dengan wartawan. Tidak hanya dikenal jubir Covid-19, Achmad Yurianto juga dikenal sosok yang humanis, humoris dan pekerja keras.

Egy Massadiah, seorang jurnalis senior yang kerap bekerja bersama Yuri sejak awal pandemic menyampaikan pendapatnya tentang sosok Achmad Yurianto yang sering ia temui selama masa Achmad Yurianto menjalankan tugas.

“Yuri adalah sosok yang humanis,” kata Edy dari catatannya dalam buku Titik Nol Corona, yang dikutip Minggu (22/5/2022).

5 dari 7 halaman

4. Selalu Ceria Meski Tengah Berjuang Melawan Sakit

Muhadjir Effendy, kerabat mendiang Achmad Yurianto menuturkan jika Achmad Yurianto merupakan sosok yang ceria. Ditutupi dengan keceriaan, Muhadjir Effendy mengatakan jika ia tak tahu kalau sahabatnya tengah berjuang melawan kanker.

"Kami benar-benar kehilangan beliau. Almarhum orang yang baik dan ramah. Hanya saja, saya benar-benar tidak tahu kalau beliau menderita penyakit kanker. Selama ini almarhum selalu kelihatan ceria, selalu periang dan sama sekali tidak kelihatan kalau beliau sakit," ujarnya.

Muhadjir Effendy menambahkan jika Achmad Yurianto adalah sosok yang pekerja keras, cerdas dan sangat tangkas.

"Kami sangat berduka. Almarhum adalah sosok yang cerdas dan pandangan-pandangannya sangat tangkas serta pekerja keras.” Tambahnya.

6 dari 7 halaman

5. Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

Berjasa dalam menyampaikan perkembangan Covid-19, Achmad Yurianto disebut sebagai pahlawan Covid-19 hingga pahlawan tanpa tanda jasa. Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengungkapkan tentang sosok Achmad Yurianto adalah pahlawan.

"Pada saat besuk, saya sempat meyapamikan pernyataan di depan istri beliau, bahwa Pak Yuri adalah pahlawan, jasa Pak Yuri luar biasa untuk bangsa Indonesia dalam penanganan covid-19. Pak Yuri yang awal covid-19 membeikan informasi kepada banyak pihak. penjelasan Pak Yuri dikkutip semua media," ujar dia.

7 dari 7 halaman

6. Achmad Yurianto Sempat Koma

Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo juga menambahkan tentang momen terakhir pertemuannya dengan Achmad Yurianto. Doni Monardo mengaku sudah lama tidak berjumpa dengan sahabatnya itu. Terakhir saat Yurianto dirawat, Ia membesuknya di RSAPD Gatot Soebroto, Jakarta.

"Sudah lama ya, enggak ketemu beliau ya. Selama covid-19 beberapa tahun lalu. Kemudian juga pas udah sakit, saya besuk di RSPAD, sudah koma, tidak bisa komunikasi," ungkapnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.